Muncul Lagi Varian Baru Covid-19, Penyintas Omicron Bisa Kembali Tertular
Sub varian BA.4 dan BA.5 kini tengah dipantau ketat oleh para ahli di Afrika Selatan seiring melonjaknya kasus Covid-19 hingga tiga kali lipat dalam dua pekan terakhir.
Sepasang virus corona sub varian Omicron kini muncul lagi dan menimbulkan kekhawatiran para penyintas Omicron bisa kembali tertular.
Sub varian BA.4 dan BA.5 kini tengah dipantau ketat oleh para ahli di Afrika Selatan seiring melonjaknya kasus Covid-19 hingga tiga kali lipat dalam dua pekan terakhir. Demikian menurut data Universitas John Hopkins.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Bagaimana Echovirus 11 bisa menyebar? Sebagian besar echovirus menyebar melalui kontak dengan kotoran. Bayi baru lahir bisa mendapatkan virus selama kelahiran dari ibu mereka. Virus mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun pada saluran pencernaan, tetapi dapat menyebabkan infeksi berbahaya pada seseorang dengan sistem kekebalan yang lemah atau yang kekebalannya kurang berkembang.
-
Di mana virus Oropouche biasanya ditemukan? Virus Oropouche (OROV) adalah anggota keluarga Peribunyaviridae, yang menyebabkan penyakit demam Oropouche pada manusia. Virus ini terutama ditemukan di Amerika Selatan dan Tengah.
"Varian ini muncul entah dari mana pada akhir pekan. Kita sudah bisa mengatasi BA.2.12.1 dan kemudian muncul lagi BA.4 dan BA.5?" kata Dr Peter Chin-Hong, pakar penyakit menular di Universitas California, San Fransisco, Amerika Serikat, seperti dilansir laman South China Morning Post, Selasa (4/5). "Ini jadi babak terbaru dari pandemi yang tampaknya tak bertepi ini."
Cepatnya lonjakan kasus BA.4 dan BA.5 di Afrika Selatan menimbulkan potensi penambahan kasus serupa di negara lain. Hingga kini, ilmuwan sudah mengatakan, orang yang sembuh dari varian Omicron pertama pada musim dingin lalu, yaitu BA.1, kecil kemungkinannya untuk kembali tertular oleh varian yang lebih mudah menular yaitu sub varian BA.2 yang kini menjadi dominan di Afrika Selatan.
Namun lonjakan kasus BA.4 dan BA.5 di Afsel ini terjadi setelah gelombang Omicron. Diperkirakan sekitar 90 persen populasi Afsel sudah memiliki imunitas akibat gelombang Omicron varian pertama, baik lewat penularan alami atau vaksinasi.
"Jika 90 persen orang sudah punya imunitas dan masih terjadi lonjakan kasus, ini artinya sepasang varian baru ini (BA.4 dan BA.5) menyebabkan lonjakan penularan kembali--bahkan terhadap orang yang sudah pernah kena Omicron," kata Chin Hong.
Sejauh ini hanya ada sedikit kasus BA.4 dan BA.5 yang tercatat di California. Pada April ada satu kasus BA.5 dan pada Maret ada satu kasus BA.4 yang terkonfirmasi, kata Departemen Kesehatan Masyarakat California.
Saat ini subvarian Omicron BA.2 masih dominan di California, yaitu sekitar 88 persen dari 3.600 kasus yang dianalisis pada April. Sementara BA.2.12.1 dan turunannya, BA.2.12, mencakup 9 persen kasus.
BA.2.12.1 diperkirakan 25 persen lebih menular ketimbang BA.2.
Apakah BA.4 dan BA.5 bisa memicu gelombang baru di negara lain? Sejumlah pakar di Afsel mengatakan kasus BA/4/BA.5 dari Afsel bisa kembali menimbulkan gelombang kasus, namun mungkin tidak segera.
Data saat ini memperlihatkan BA.4 dan BA.5 tidak membuat orang lebih sakit parah dibanding varian Omicron yang sudah ada sebelumnya. Tapi BA.4 dan BA.5 tampak lebih menular, kata Chin-Hong dan lebih mampu mengelak dari imunitas yang ada, sehingga menimbulkan lonjakan kasus di Afsel.
Mereka yang belum pernah divaksin atau belum pernah tertular virus corona, berpotensi sakit parah jika tertular, kata Chin-Hong.
Munculnya BA.4 dan BA.5 artinya "Omicron masih hidup dan bisa berevolusi menjadi lebih mudah menular," kata Dr Robert Kim-Farley, epidemiologis dan pakar penyakit menular di Universitas California, Los Angeles (UCLA).
Untungnya, data yang tersedia saat ini menunjukkan virus corona sub varian ini tidak membuat orang harus dirawat di rumah sakit atau sampai meninggal.
Namun ilmuwan menganjurkan kita semua tetap waspada.
Chin-Hong mengatakan, orang harus tahu bagaimana memperkecil risiko. Selain mengikuti informasi soal vaksinasi dan vaksin booster serta memakai masker di ruang tertutup, orang juga bisa memperkecil risiko dengan meminum obat Paxlovid, obat pil Covid yang bisa menurunkan risiko rawat inap sampai 90 persen.
(mdk/pan)