Darurat, muslim Rohingya terdampar di Aceh butuh bantuan
600 pelarian asal Myanmar ini kelaparan di Aceh. Usai dibantai, mereka ditipu penyelundup dijanjikan pekerjaan
Pada Senin (11/5), ratusan pengungsi Rohingya memasuki perairan Indonesia secara ilegal. Mereka terdampar di Aceh setelah kapal yang mereka tumpangi kehabisan bahan bakar. Setidaknya 50 orang kini dirawat pemerintah Negeri Serambi Makkah, lantaran mengalami kelaparan akut.
Mereka ditengarai hendak menyeberang ke Malaysia untuk mencari pekerjaan. Namun di perjalanan mereka dihalau aparat Thailand lantaran tidak memiliki dokumen legal.
-
Kenapa Rohingya melarikan diri dari Myanmar? Mereka telah menghadapi diskriminasi, kekerasan, dan penganiayaan dari pemerintah dan mayoritas Buddhisme Rakhine.
-
Apa yang dilakukan oleh warga Rohingya di Pekanbaru? Mereka tiba tadi malam dan mengaku tidak tahu siapa yang membawa. Polisi mengamankan sebanyak 13 orang etnis Rohingya yang masuk wilayah Kota Pekanbaru, Riau. Mereka terlantar di jalan protokol yakni di pinggir Jalan Sudirman, Kota Pekanbaru.
-
Apa yang dilakukan Rohingya ini? Anggota Polsek Panipahan menemukan 11 orang Rohingya dan 11 Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan menyebrang ke Malaysia secara ilegal.
-
Bagaimana situasi Rohingya di Bangladesh? Pemerintah Bangladesh telah berupaya untuk menangani masalah keamanan ini dengan meningkatkan patroli dan keamanan di sekitar kamp-kamp pengungsian.
-
Kenapa pengungsi Rohingya datang ke Indonesia? Para pengungsi itu kabur dari Cox's Bazar di Bangladesh, tempat penampungan terbesar warga Rohingya yang kabur dari Myanmar.
-
Dimana sebagian besar Rohingya tinggal di Myanmar? Etnis Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang mayoritas tinggal di negara bagian Rakhine di Myanmar.
Selama empat tahun terakhir, etnis minoritas ini masih mengalami kondisi mengenaskan. Tidak ada bangsa di Asia Tenggara mau mengakui mereka sebagai warga negara yang sah.
Rohingya merupakan salah satu etnis Muslim yang sejak ratusan tahun hidup di Myanmar. Namun pemerintah junta militer di negara itu, bersama rakyatnya yang mayoritas Buddhis menolak mengakui kehadiran mereka. Konflik berlatar sentimen etnis akhirnya pecah pada 2012 lalu, memakan korban ratusan jiwa.
Warga Rohingya, yang sebetulnya punya nenek moyang perpaduan antara warga Bangladesh dan Myanmar, jadi korban.
Warga Rohingya tua-muda ditangkap penduduk etnis Rakhine. Tak hanya itu saja, laporan PBB menunjukkan wanita Rohingya diperkosa, dirampas hartanya, dan dibantai oleh tentara Myanmar.
Tragedi keji ini mendapat sorotan luar biasa dari negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam seperti Indonesia dan Malaysia. Bantuan obat dan makanan, misalnya dari Palang Merah Indonesia, sempat dikirim pada 2013.
Lama tak ada kabar, kini nasib Rohingya yang terlunta-lunta kembali terdengar. Kepolisian Aceh memperkirakan ada 600 pelarian muslim Rohingya kedapatan terdampar di Laut sebelah barat Indonesia sejak akhir pekan lalu. Para warga muslim yang kebanyakan anak-anak dan wanita itu keadaannya amat menyedihkan.
Berdasarkan data Organisasi Internasional untuk Migrasi PBB, pelarian rohingya ini diselundupkan calo imigran dengan perahu. Mereka berdesak-desakan dalam dua perahu.
Kapolres Aceh Utara AKBP Achmadi mengatakan sedikitnya 50 orang pengungsi harus dibawa ke rumah sakit untuk perawatan. "Secara umum mereka kelaparan dan kebanyakan dari mereka kurus-kurus," kata Achmadi.
Menurut pihak berwenang mereka sudah berada di laut selama sepekan. Mereka kemungkinan mencoba menuju Malaysia, kata Steve Hamilton dari Organisasi Internasional untuk Migrasi.
"Mereka mengira sudah sampai di Malaysia. Tapi ternyata di Indonesia. Mereka ditinggalkan oleh para penyelundup," kata Hamilton.
Salah seorang pengungsi bernama Rashid Ahmed mengatakan kepada kantor berita the Associated Press, mereka adalah etnis Rohingya yang meninggalkan Myanmar sejak tiga bulan lalu bersama putranya.
"Kami tidak punya makanan. Kami hanya bisa berdoa," kata dia.
Organisasi Internasional untuk Migrasi memperkirakan sekitar 25 ribu muslim Rohingya dan warga Bangladesh diselundupkan keluar dengan kapal sejak Januari hingga Maret 2015.
Hingga kini, pemerintah Indonesia masih melakukan investigasi terhadap tujuan mereka. Kalaupun mereka diizinkan tinggal di Tanah Air, hingga kini belum ada kepastian mereka akan ditampung di mana.
(mdk/ard)