Operasi Otak Sudah Dilakukan Sejak Zaman Perunggu 3.000 Tahun Lalu, Ini Buktinya
Temuan ini menandai bukti paling awal trephination atau jenis operasi batok kepala atau tengkorak, yang ditemukan di Timur Dekat kuno.
Ketika arkeolog menemukan situs makam dua bersaudara yang hidup pada abad ke-15 SM di wilayah yang kini diklaim sebagai Israel, mereka kaget menemukan salah satu dari dua laki-laki itu pernah menjalani operasi otak sebelum meninggal.
Temuan ini menandai bukti paling awal trephination atau jenis operasi batok kepala atau tengkorak, yang ditemukan di Timur Dekat kuno. Prosedur trephination dilakukan dengan melubangi tengkorak.
-
Apa yang ditemukan oleh sukarelawan di situs arkeologi? Sukarelawan yang terlibat dalam penggalian di situs arkeologi menemukan patung kepala wanita Romawi kuno dengan ukiran khas.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Sarsina? Para arkeolog di Italia telah berhasil mengungkapkan sebuah penemuan menakjubkan di kota Sarsina. Penemuan ini diumumkan Kementerian Kebudayaan Italia (MIC) dalam keterangan persnya.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Kastil Ayanis? Para arkeolog menemukan beberapa artefak bela diri saat melakukan penggalian di sebuah kastil kuno di Turki. Artefak bela diri tersebut berisi tiga perisai perunggu, baju besi, dan sebuah helm perunggu yang berasal dari 2.700 tahun lalu.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Inggris? Temuan ini disebut satu-satunya di dunia, telur yang masih utuh dengan cairan putih dan kuningnya. Ini satu-satunya telur di dunia yang ditemukan dalam kondisi utuh kendati telah berumur 1.700 tahun.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Inggris? Baru-baru ini arkeolog menemukan kapak genggam prasejarah di Inggris. Ilmuwan takjub dengan ukuran perkakas berusia 300.000 tahun ini, yang dinilai sangat besar.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di kota kelahiran Sinterklas? Para arkeolog menemukan sejumlah hiasan plakat kaca dengan desain yang sangat indah saat menggali di kota kelahiran Sinterklas.
Kerangka dua bersaudara ini, yang hidup pada Zaman Perunggu antara tahun 1550 SM dan 1450 SM, ditemukan saat penggalian sebuah makam di kota kuno Tel Megiddo.
Saudara tertua, diperkirakan berusia antara 20 dan 40 tahun, kulit kepalanya dibelah dan kemudian alat tajam dengan tepi miring digunakan untuk membuat empat garis berpotongan pada tulang depan tengkorak sehingga terbentuk lubang berbentuk persegi berukuran 30 milimeter. Demikian dikutip dari CNN, Jumat (24/2).
Studi yang menjelaskan dengan rinci temuan ini diterbitkan pada Rabu di jurnal PLOS ONE.
"Kita punya bukti bahwa trephination ini universal, jenis operasi yang menyebar luas selama ribuan tahun," jelas penulis studi, Rachel Kalisher dalam sebuah pernyataan.
"Tapi di Timur Dekat, kami jarang menemukannya - hanya ada belasan contoh operasi otak di seluruh kawasan ini. Harapan saya ini menambah lebih banyak contoh untuk catatan akademisi yang akan memperdalam pemahaman kami dalam bidang perawatan kedokteran dan dinamika kultural di kota-kota kuno di kawasan ini," papar kandidat doktoral Institut Arkeologi dan Dunia Kuno Universitas Joukowsky di Rhode Island ini.
Potongan tulang tengkorak yang diambil dari kepala pria tersebut juga ikut dikubur.
Makam tersebut ditemukan di area pertemuan daerah yang berdekatan dengan istana Zaman Perunggu akhir di Tel Megiddo. Ini mendorong para peneliti meyakini dua bersaudara tersebut berasal dari kalangan elit atau kemungkinan anggota kerajaan. Tes DNA mengungkapkan kedua pria itu memiliki hubungan darah.
Mereka dikubur dengan tembikar Cypriot, makanan, dan barang berharga lainnya, sama seperti yang kerap ditemukan dalam makam orang-orang kalangan atas.
Saat masih hidup, kedua bersaudara ini sakit parah. Tengkorak mereka memiliki tanda-tanda penyakit. Namun mereka bisa bertahan selama bertahun-tahun dengan penyakitnya.
Menurut para peneliti, sang adik meninggal saat remaja atau saat berusia 20 tahunan karena penyakit menular seperti TBC atau kusta. Sedangkan kakaknya memiliki gigi geraham ekstra, sehingga mungkin menderiya kondisi genetik seperti displasia Cleidocranial yang berdampak pada gigi dan tulang.
Namun para peneliti tidak bisa menjelaskan mengapa sang kakak menjalani operasi otak. Praktik tersebut biasanya bertujuan untuk mengatasi tekanan pada tengkorak atau menangani gejala epilepsi atau sinusitis.
Kalisher menambahkan, catatan Mesopotamia kuno juga menyatakan operasi itu kemungkinan untuk "mengobati kondisi supranatural atau dunia lain".
Analisis peneliti menyatakan, sang kakak tersebut meninggal dalam beberapa hari atau jam setelah menjalani operasi, karena tulangnya belum benar-benar sembuh.
(mdk/pan)