Penelitian: Air Susu dari Ibu yang Telah Divaksinasi Mengandung Antibodi Covid
Sebuah penelitian baru menemukan, air susu dari ibu yang sudah divaksinasi penuh mengandung antibodi yang dapat melindungi bayi dari Covid-19.
Sebuah penelitian baru menemukan, air susu dari ibu yang sudah divaksinasi penuh mengandung antibodi yang dapat melindungi bayi dari Covid-19.
Penelitian yang dilakukan peneliti di Universitas Florida (UF) dipublikasikan ke dalam jurnal Breastfeeding Medicine menyatakan ibu menyusui yang telah divaksinasi penuh dapat menularkan 100 kali lebih banyak antibodi ke anak-anaknya dibanding ibu yang tidak divaksinasi.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa hidung bengkak saat flu? Virus merusak sel-sel hidung, menyebabkan peradangan dan respons tubuh yang dapat menyebabkan pembengkakan.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
“Penemuan kami menunjukkan hasil dari vaksinasi ada peningkatan yang signifikan dalam antibodi yang melawan SARS-CoV-2 — virus yang dapat menyebabkan Covid-19 — dalam ASI, memperkirakan ibu yang telah divaksinasi dapat menularkan imunitasnya kepada bayi-bayinya, sesuatu yang sedang kami pastikan dalam penelitian yang sedang kami lakukan,” jelas Joseph Larkin III, Ph.D, penulis senior dari penelitian tersebut dan seorang profesor asosiasi di departemen mikrobiologi dan ilmu sel UF/IFAS, dalam pernyataan yang dirilis oleh universitas tersebut.
“Pikirkan ASI sebagai kotak perkakas, penuh akan berbagai alat berbeda yang dapat membantu mempersiapkan kehidupan para bayi. Vaksinasi menambah alat dalam kotak perkakas tersebut, satu yang memiliki potensi dan khususnya baik dalam mencegah penyakit Covid-19” jelas rekan penulis penelitian, Dr. Josef Neu dalam sebuah pernyataan, yang juga seorang peneliti di departemen pediatri Fakultas Kedokteran universitas, divisi neonatologi, dikutip dari Al Arabiya, Minggu (5/9).
Penelitian dilakukan pada Desember 2020 dan Maret 2021, ketika vaksin Covid-19 Pfizer dan Moderna pertama kali tersedia untuk para petugas kesehatan.
Dua puluh satu petugas kesehatan yang menyusui, yang tidak pernah terinfeksi Covid-19 sebelumnya, direkrut untuk mengikuti studi ini. ASI mereka diambil menjadi sampel sebanyak tiga kali: sebelum vaksin, setelah vaksin dosis pertama, dan setelah vaksin dosis kedua.
Hasilnya, mahasiswa kedokteran dan rekan penulis studi Lauren Stafford, mengatakan mereka telah melihat “respon antibodi yang kuat dalam darah dan ASI setelah dosis kedua-sekitar seratus- terus meningkat dibanding sebelum divaksin.
“Biasanya, ibu hamil divaksinasi batuk rejan dan flu karena ini bisa menjadi penyakit serius bagi bayi. Para bayi juga dapat terkena Covid-19, sehingga vaksinasi rutin bagi ibu untuk melawan virus dapat menjadi suatu hal yang kami lihat di masa depan,” jelas rekan penulis lain dari laporan tersebut, Dr. Vivian Valcarce.
Bayi baru lahir memiliki sistem imun yang rendah, membuat mereka sangat rentan akan infeksi dan penyakit karena mereka terlalu muda untuk merespon beberapa tipe vaksin secara baik, menurut para peneliti di media online StudyFinds.org. Di masa yang rentan ini, bayi bergantung pada ASI ibunya untuk memberikan mereka imunitas karena hal itu menghasilkan jenis antibodi yang berbeda yang membantu mereka dalam melawan sebuat penyakit.
Sebuah unggahan blog dalam web universitas, tim menyatakan mereka akan terus mengeksplorasi bagaimana ASI dapat mengandung antibody untuk melawan Covid-19 diperoleh secara tidak langsung dari vaksinasi yang melindungi bayi.
“Kami ingin tahu jika bayi yang mengkonsumsi ASI yang mengandung antibodi membangun perlindungan untuk mereka sendiri terhadap Covid-19,” jelas Larkin.
“Sebagai tambahan, kami juga ingin mengetahui antibodi mereka sendiri, seperti berapa lama mereka ada di ASI dan bagaimana efektivitas mereka dalam menetralisir virus tersebut.”
Ketika masih ada beberapa pertanyaan yang belum terjawab, tim mengatakan temuan awal mereka memberikan optimisme, menyemangati mereka untuk melanjutkan penelitiannya.
“Kami juga semangat untuk melihat studi simultan lainnya yang dilakukan di seluruh dunia yang juga menunjukkan antibodi dalam ASI ibu yang divaksinasi,” kata Neu.
“Itu artinya studi kami memvalidasi bukti dari perkembangan tubuh.”
Reporter magang: Ramel Maulynda Rachma
Baca juga:
Nenek Berusia 116 Tahun Asal Turki Sembuh dari Covid-19
Brasil Tangguhkan Penggunaan 12 Juta Dosis Vaksin Sinovac dari Pabrik Ilegal
Penelitian: Vaksin Bisa Kurang Risiko Long Covid-19
Italia Berencana Wajibkan Vaksin Covid-19 Bagi Semua Warga
Selandia Baru Berhasil Atasi Varian Delta Berkat Lockdown Ketat
Jepang Temukan Partikel Hitam Pada Vaksin Moderna