Penelitian: Angka Kematian Global Covid-19 Tiga Kali Lebih Tinggi dari Data Resmi
Pandemi Covid-19 mungkin tiga kali lebih mematikan daripada perkiraan jumlah kematian yang dilaporkan.
Pandemi Covid-19 mungkin tiga kali lebih mematikan daripada perkiraan jumlah kematian yang dilaporkan.
Secara global, laporan resmi sampai akhir 2021 menunjukkan bahwa 6 juta orang meninggal secara langsung karena Covid-19. Tapi para peneliti mengatakan dalam penelitian terbaru bahwa dari awal 2020 sampai akhir 2021, ada sedikitnya 18 juta lebih kematian daripada yang biasanya diperkirakan para peneliti selama dua tahun.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Bagaimana cara mencegah penyebaran Flu Singapura? Untuk mencegah penyebaran Flu Singapura, penting untuk menjaga kebersihan tangan dan lingkungan, serta menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana cara mencegah penyebaran virus cacar? Kebersihan tangan dan kuku sangat penting untuk mencegah penyebaran virus cacar ke area tubuh yang lain atau bahkan ke orang lain.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
Kelebihan angka kematian ini mungkin luput dari penghitungan resmi karena kurangnya diagnosis atau sumber daya pelaporan. Tapi mungkin juga karena efek tidak langsung lainnya dari pandemi seperti kurangnya akses perawatan kesehatan, perubahan sikap selama lockdown atau kekacauan ekonomi. Tidak ada cukup data untuk menentukan penyebab kematian.
Haidong Wang, seorang spesialis demografi di Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan Universitas Washington mengatakan, angka kematian yang berlebih ini adalah "pengukuran yang jauh lebih akurat dari dampak sebenarnya dari pandemi" justru karena masalah yang diketahui dalam pelaporan kematian Covid-19 langsung dan karena efek tidak langsung yang mematikan dari pandemi.
Para peneliti, yang dipimpin Wang, menganalisis semua penyebab kematian di 187 negara, menggunakan laporan data mingguan atau bulanan ketika tersedia, dan membuat model estimasi untuk yang lainnya. Penelitian mereka diterbitkan di jurnal The Lancet pada Kamis.
Mereka menemukan tujuh negara menyumbang lebih dari setengah dari semua kelebihan kematian selama dua tahun terakhir: India, Amerika Serikat, Rusia, Meksiko, Brasil, Indonesia, dan Pakistan. Di India saja, ada lebih dari 4 juta kematian berlebih dan lebih dari 1,1 juta di AS. Untuk setiap 1.000 orang di dunia, pandemi menyebabkan lebih dari satu kematian berlebih selama dua tahun, menurut penelitian tersebut.
WHO juga telah mengadvokasi pentingnya memahami kematian terkait Covid-19 yang lebih luas. Pada Februari 2021, sebuah kelompok penasihat dibentuk dalam kemitraan dengan Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB untuk mengeksplorasi topik tersebut.
"Kesenjangan dalam data berkualitas tinggi, tepat waktu, dan terpilah merupakan tantangan utama dalam kesehatan global," jelas Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus pada pertemuan perdana kelompok tersebut, dikutip dari CNN, Jumat (11/3).
"Covid-19 telah menciptakan permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk data ini. Saat kita semua akrab dengan jumlah kematian harian, angka kematian total kemungkinan jauh lebih tinggi."
"Kematian yang secara langsung disebabkan oleh Covid-19 hanya memberikan perspektif sempit tentang kerugian luas yang disebabkan oleh pandemi. Kerugian tambahan dari Covid-19 jauh lebih luas," kata sebuah pernyataan di situs web grup tersebut.
"Penting untuk mengukur ini sekarang karena dapat menginformasikan pilihan yang harus dibuat pemerintah mengenai prioritas antara sistem kesehatan rutin dan darurat."
Memahami kematian berlebih juga sangat penting untuk memperkirakan populasi global masa depan dan kesiapan menghadapi pandemi. Tapi penilaian WHO terbaru terkait kapasistan sistem informasi kesehatan menemukan di beberapa bagian Afrika, hanya 10 persen dari semua kematian yang terdaftar.
Kebijakan lockdown ketat
Menurut penelitian baru ini, jumlah kematian berlebih dalam dua tahun terakhir pandemi Covid-19 ini sangat bervariasi menurut negara dan wilayah.
Bolivia, Bulgaria, dan Eswatini memiliki perkiraan angka kematian berlebih tertinggi, masing-masing dengan lebih dari enam kematian berlebih per 1.000 orang. Angka kematian berlebih juga secara khusus tinggi di kawasan Amerika Latin Andean, Eropa Timur dan Tengah, dan Afrika sub-Sahara selatan.
Tapi lima negara melaporkan lebih sedikit kematian pada 2020 dan 2021 daripada yang diperkirakan tren sebelumnya: Selandia Baru, Taiwan, Singapura, Islandia, dan Australia.
Penyebab kematian perlu diinvestagasi lagi, tapi hipotesisnya adalah kebijakan lockdown ketat di negara-negara ini menyebabkan lebih sedikit kematian daripada faktor eksternal seperti kecelakaan lalu lintas, menurut Wang. Memakai masker dan jaga jarak sosial juga mengurangi kematian karena flu di banyak negara.
"Itu adalah akibat kebijakan mediasi atau intervensi strategis terhadap semua penyebab kematian," jelasnya.
(mdk/pan)