Penembakan Massal di Thailand Tewaskan 20 Orang, Pelaku Seorang Tentara
Seorang tentara menembak 21 orang hingga tewas dan puluhan lainnya terluka dalam sebuah penembakan massal di kota Nakhon Ratchasima, Thailand, Sabtu (8/2).
Seorang tentara menembak 20 orang hingga tewas dan puluhan lainnya terluka dalam sebuah penembakan massal di kota Nakhon Ratchasima, Thailand, Sabtu (8/2) sore waktu setempat.
Pelaku, Jakraphanth Thomma sebelumnya membunuh komandannya sebelum mencuri senjata dari kamp militer.
-
Bagaimana prajurit Mataram akhirnya berjualan di Jakarta? Meskipun kalah perang, para prajurit yang kalah justru mulai berjualan di Jakarta dengan dua menu yaitu telur asin dan orek tempe.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kenapa Jakarta semakin macet? Kemacetan di Jakarta dari waktu ke waktu semakin parah. Hingga kini, macet menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah provinsi DKI.
-
Apa julukan internasional Jakarta? Istilah ini agaknya masih asing di telinga masyarakat Indonesia, terlebih bagi warga Jakarta itu sendiri. Padahal, kepopulerannya sudah lama melekat di kalangan internasional. Menariknya, sematan kata “The Big Durian” membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.
-
Pajak apa yang diterapkan di Jakarta pada masa pasca kemerdekaan? Di dekade 1950-an misalnya. Setiap warga di Jakarta akan dibebankan penarikan biaya rutin bagi pemilik sepeda sampai hewan peliharaan.
Pelaku melanjutkan serangannya di sebuah mal, dimana diyakini dia masih bersembunyi. Sebelum melakukan aksinya, dia mengunggah status di media sosial. Demikian dikutip dari BBC, Minggu (9/2).
Pasukan keamanan berada di TKP dan menyelamatkan ratusan orang lainnya sembari mencari pelaku. Motif pelaku masih belum jelas.
TKP penembakan massal terjadi di pusat perbelanjaan Terminal 21, Nakhon Ratchasima, yang juga dikenal dengan Korat, yang sampai saat ini masih disegel.
Sesaat setelah pukul 03.00 waktu setempat, suara tembakan terdengar saat pasukan keamanan menyerbu lokasi dan mencoba menangkap pelaku. Salah satu anggota pasukan keamanan tewas dan dua lainnya terluka.
Laporan awal menyebutkan pria bersenjata tersebut mencoba kabur melalui belakang bangunan mal.
Sebelumnya Bangkok Post melaporkan pelaku yang disebut berusia 32 tahun itu menyandera sejumlah orang, namun ini belum dikonfirmasi secara resmi.
Ibu pelaku juga dibawa ke mal tersebut untuk membujuknya agar menyerahkan diri.
Salah satu orang yang berhasil melarikan diri menceritakan kepada BBC dia dan pengunjung lainnya bersembunyi di kamar mandi lantai empat, sebelum turun ke lantai dua dan bersembunyi di bawah meja sebuah restoran selama tiga jam. Dia mendengar setidaknya empat tembakan sebelum melihat beberapa tentara dan merasa aman.
Menteri Kesehatan Publik, Anutin Charnvirakul sebelumnya menyebutkan 16 orang tewas di TKP dan empat lainnya meninggal di rumah sakit.
Jumlah korban yang terluka sebanyak 31 orang, dan 10 lainnya dalam kondisi kritis. Namun dikhawatirkan jumlah korban akan terus bertambah.
Tembak Komandan Militer
Pelaku mulai melakukan aksinya sekitar pukul 15.30 waktu setempat pada Sabtu (8/2) di kamp militer Suatham Phithak. Komandan militer yang disebutkan Bangkok Post bernama Kolonel Anantharot Krasae, tewas.
Seorang perempuan berusia 63 tahun yang merupakan mertua dari Krasae dan seorang tentara lainnya juga tewas.
Pelaku kemudian mengambil senjata dan amunisi dari kamp sebelum mengambil kendaraan jenis Humvee. Dia kemudian melepaskan tembakan di sejumlah lokasi sebelum tiba di Terminal 21 sekitar pukul 18.00.
Cuplikan media lokal menunjukkan pelaku keluar dari kendaraannya dan melepaskan tembakan dan para pengunjung menyelamatkan diri.
Cuplikan CCTV menunjukkan pelaku berada di dalam mal dengan senapan terangkat.
Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha terus mengikuti perkembangan atas insiden ini dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban, kata juru bicaranya.
Unggahan di Facebook
Pelaku mengunggah status di akun media sosialnya selama melakukan aksinya, dalam salah satu unggahannya di Facebook, dia bertanya apakah dia harus menyerah atau tidak.
Sebelumnya dia juga mengunggah foto sebuah pistol dengan tiga peluru, disertai keterangan "sekarang saatnya untuk bersemangat" dan "tidak ada yang bisa menghindari kematian".
Facebook kemudian menghapus unggahan tersebut dan menyampaikan belasungkawa.
"Doa kami untuk para korban, keluarga mereka dan masyarakat yang terdampak oleh tragedi ini di Thailand. Tak ada ruang di Facebook bagi orang-orang yang melakukan kekejaman semacam ini, ataupun untuk orang-orang yang memuji atau mendukung serangan ini," tulis Facebook.