Pentagon tuding China ngebet curi rahasia Amerika
Aksi spionase agresif ini dianggap imbas peningkatan anggaran militer China sebesar Rp 1,6 triliun.
Departemen Pertahanan Amerika Serikat, atau kerap disebut Pentagon, menuding China biang spionase internasional. Intelijen Negeri Tirai Bambu itu dianggap sangat berambisi mencuri teknologi dan informasi ekonomi milik Amerika.
Tudingan itu merupakan salah satu laporan tahunan Pentagon mengenai perkembangan keamanan internasional. China dikabarkan rutin meretas jaringan informasi rahasia Negeri Paman Sam itu, seperti dilansir Kantor Berita Reuters, Sabtu (19/5).
Juru bicara Pentagon David Helvey menyatakan upaya spionase ini belum nampak bakal mereda. "Upaya militer China mencuri informasi teknologi dan ekonomi Amerika agaknya akan terus dilakukan. Negara itu merupakan ancaman nasional utama hingga beberapa tahun ke depan," ujar dia.
Amerika mengaku punya bukti tentara China selama beberapa tahun belakangan rutin meretas dan menyadap semua sumber yang dapat menuntun mereka pada rahasia Negara Adi Daya itu.
Pentagon menilai, aksi spionase agresif ini merupakan imbas peningkatan belanja militer mereka. Pemerintahan Perdana Menteri Wen Jiabao awal tahun ini menambah anggaran militer hingga USD 180 miliar atau setara Rp 1,6 triliun.
Lembaga pengamat intelijen swasta Capital Alpha Partners menilai bila Amerika tidak waspada, dua tahun lagi China akan berhasil mencuri data persenjataan. "Pada periode 2013 hingga 2015, jangan kaget bila info persenjataan Amerika bisa didapatkan China," seperti dikutip dari pernyataan pers lembaga itu.
China langsung membantah tudingan pentagon. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Hong Lei kemarin menyatakan Amerika membuat laporan mengada-ada, karena ketakutan melihat kecepatan pertumbuhan ekonomi negaranya.
"China selalu berkomitmen menjaga perdamaian dunia. Namun, agaknya pesatnya ekonomi kami membuat Amerika membikin teori-teori menjadikan China sebagai ancaman," ujar Lei.(mdk/fas)