Suara Rakyat Kian Nyaring Desak Maduro Lengser dari Kekuasaan
Puluhan ribu demonstran di Venezuela turun ke jalan-jalan di Caracas. Mereka mendesak agar Nicolas Maduro turun dari puncak kekuasaan.
Puluhan ribu demonstran di Venezuela turun ke jalan-jalan di Caracas. Mereka mendesak agar Nicolas Maduro turun dari puncak kekuasaan.
"Saya percaya (akhir) kebobrokan akan segera terjadi, pekan ini," kata Barbara Angarita (49) ketika ia dan ribuan demonstran lainnya menyerbut Principal de las Mercedes --alun-alun utama-- di ibu kota itu.
-
Bagaimana Telaga Madiredo terbentuk? Tak disangka-sangka, setelah pusaka sakti itu jatuh ke jurang, muncul lah telaga dengan air yang sangat jernih. Telaga tersebut kemudian diberi nama Madiredo.
-
Siapa yang dikuburkan bersama dengan harta karun di makam kuno Panama? Makam yang diperkirakan berusia sekitar 1.200 tahun ini menandai area di mana seorang pemimpin elit dimakamkan bersama dengan kemungkinan puluhan orang yang meninggal untuk menemaninya ke "alam baka", ungkap Kementerian Kebudayaan Panama dalam rilisnya.
-
Apa daya pikat utama Desa Madiredo? Daya pikat utama Desa Madiredo di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, terletak pada sejarahnya yang memikat serta pesona alamnya yang menakjubkan.
-
Kapan Jokowi terlihat sedih saat membahas resesi dan krisis? Presiden Jokowi memperlihatkan ekspresi kesedihan saat berbicara resesi dan krisis di Sidang Parlemen tahun 2021
-
Siapa yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju? Pasangan diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus ini menjalani tes kesehatan sebagai syarat bakal cagub dan bakal cawagub Jakarta.
-
Apa yang dimaksud dengan kata-kata diam dalam konteks ini? Kata-kata diam adalah salah satu cara yang efektif untuk menggambarkan bagaimana kita diam apa makna di balik diamnya kita.
"Kita harus memiliki negara yang merdeka, negara untuk semua rakyat Venezuela dan keturunan kita," lanjutnya berorasi. Demikian dikutip dari The Guardian pada Minggu (3/2).
Banyak rakyat Venezuela merasa bahwa akhir dari kekuasaan Maduro kian dekat, mengingat demo-demo besar terus berkembang tidak hanya di Caracas, namun juga di banyak kota-kota lainnya.
"Saya pikir untuk pertama kalinya kita dekat, sangat-sangat dekat. Saya kira inilah yang dirasakan orang-orang di Jerman pada 1989 ketika Tembok Berlin runtuh," kata Sol Castro Cipriano (62), seorang pensiunan profesor universitas lokal.
Valentina Landaeta, seorang wanita pengusaha berusia 22 tahun, mengatakan: "Ini adalah kesempatan terakhir kami, percayalah. Jika pemerintah tidak jatuh sekarang, kekuatan rakyat akan terus mendesak, sekarang atau tidak sama sekali."
Di banyak tempat, para demonstran terus meneriakkan tuntutan agar Nicolas Maduro mundur. Di pusat Caracas, banyak warga bergabung dalam gerakan besar seraya menyanyikan:
"Yo quiero whiskey! Yo quiero ron! Pa celebrar cuando se vaya este cabrón!"
Ungkapan ini, kurang lebih bermakna: "Saya ingin wiski! Saya ingin rum! Untuk merayakan saat si keras kepala ini pergi!"
Sementara itu, Juan Guaido, politikus yang baru-baru ini mendeklarasikan diri sebagai presiden Venezeula yang sah, di mana oleh banyak orang dinilai sebagai simbol terkuat pihak oposisi dalam berjuang menggulingkan Maduro.
Guaido menambahkan bahwa dukungan rakyat akan menjadikan apa yang dia perjuangkan sebagai hal bersejarah dan "tidak dapat ditentikan.
"Saya memiliki kepastian absolut bahwa perubahan sangat dekat di Venezuela," kata Guaido.
Banyak dari para demonstran datang membawa spanduk atau poster manual yang dibubuhi slogan-slogan seperti: "Tidak ada lagi kediktatoran", "Saya berjuang untuk negara saya dan kembalinya anak-anak saya!", serta "Warga senior sudah bosan dengan kebohongan Anda Maduro".
Dalam aksi protes tersebut juga terlihat anak-anak yang sama marahnya terhadap pemimpin mereka saat ini.
"Saya ingin Nicolás turun," kata Joswald Castro, seorang bocah lelaki berusia lima tahun dari sebuah komunitas miskin Caracas bernama El Cementerio.
Ditanya apa alasannya, Castro dengan polsii menjawab: "Supaya kami bisa makan."
Sementara Maria Vallera, dari distrik Petare, sebuah daerah kumuh yang luas di timur Caracas, datang membawa Patung Mariam serya berharap bisa terus mendukung perjuangan oposisi.
"Saya berusia 75 tahun dan saya tidak pernah mengalami mimpi buruk seperti kelaparan, kesengsaraan, dan kelangkaan barang," keluh Vallera. "Ini adalah mimpi buruk, benar-benar mimpi buruk."
Demonstrasi besar-besaran juga dilaporkan terjadi di Barinas, ibu kota negara bagian tempat mendiang diktator Hugo Chávez lahir dan dibesarkan, serta di Maracaibo, kota terbesar kedua di negara itu.
Di lain pihak, Maduro menyampaikan pesan bernada menantang pada pawai pro-pemerintah di Caracas belum lama ini, yang ditujukan untuk memperingati 20 tahun pelantikan Chavez sebagai presiden, pada 2 Februari 1999.
Maduro menuduh "imperialis" Presiden AS Donald Trump meluncurkan "rencana mengerikan" untuk melengserkan dia, dan merebut sumber daya Venezuela.
"Anda pikir Anda adalah kaisar dunia, bahwa Venezuela akan menyerah dan mematuhi perintah Anda? Tapi ketahuilah ini: Venezuela tidak akan menyerah. Venezuela akan maju. Venezuela memberontak. Venezuela bebas, berdaulat, dan mandiri", ujarnya berapi-api.
"Saya bertanya kepada semua rakyat Venezuela: haruskah kita menyerahkan kedaulatan negara kita kepada para imperialis asing?" Teriak Maduro.
"Tidak!" Teriak kerumunan itu.
Reporter: Happy Ferdian Syah Utomo
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Meliput Konflik, Lima Jurnalis Asing Ditangkap Pemerintah Venezuela
Juan Guaido Siap Terima Dukungan Militer AS di Venezuela
PBB Sebut Hampir 5.000 Orang Tinggalkan Venezuela Setiap Hari
Pemimpin Oposisi Venezuela Tuding Presiden Maduro Intimidasi Keluarganya
Nicolas Maduro Tuding Trump Perintahkan Mafia Kolombia untuk Membunuhnya
Penasihat Trump Akui AS Incar Kekayaan Minyak Venezuela
Khamenei Peringatkan AS Tak Gunakan Kekuatan Militer di Venezuela