Tak bisa kerjakan soal ulangan murid SD, 20.000 guru Nigeria terancam dipecat
Sebanyak 20.000 guru di Nigeria terancam dipecat setelah gagal mengerjakan tes kompetensi yang sedianya dirancang untuk murid sepuluh tahun. Kejadian ini cukup memprihatinkan mengingat para guru tersebut seharusnya lebih menguasai mata pelajaran dibanding murid-muridnya sendiri.
Sebanyak 20.000 guru di Nigeria terancam dipecat setelah gagal mengerjakan tes kompetensi yang sedianya dirancang untuk murid sepuluh tahun. Kejadian ini cukup memprihatinkan mengingat para guru tersebut seharusnya lebih menguasai mata pelajaran dibanding murid-muridnya sendiri.
Hasil tes dari para guru itu pertama kali diketahui publik saat Gubernur Kaduna, Mallam Nasir Ahmad El-Rufai, mengunggahnya ke laman Twitter pekan lalu.
"Bisakah Anda mengizinkan orang-orang seperti ini untuk mengajar anak Anda?" tulis El-Rufai, dikutip dari metro.co.uk, Senin (14/11).
El-Rufai juga menambahkan bahwa dirinya akan memecat guru yang memiliki nilai di bawah 75 persen untuk setiap mata pelajaran. Namun dia akan mempertimbangkannya kembali apabila guru-guru tersebut mengajukan permohonan untuk melakukan tes ulang dan memperbaiki nilai mereka.
Sementara itu, Presiden Nigeria Muhammadu Buhari menyebut hal ini sebagai peristiwa tragis. Dirinya juga mendukung rencana pemecatan terhadap guru-guru yang mengajar di Negara Bagian Kaduna tersebut.
"Ini adalah situasi yang sangat serius karena guru-guru itu tidak lulus ujian di pelajaran yang seharusnya mereka ajarkan kepada murid-murid mereka. Ini juga merupakan situasi tragis yang mesti kita hadapi," sesal Buhari.
Pemecatan ini juga disambut baik oleh calon guru yang tersebar di seluruh wilayah Nigeria. Sejak berita pemecatan itu beredar, sekitar 19.000 surat lamaran sudah diterima oleh sekolah untuk menggantikan guru-guru yang akan dipecat.
Namun, pemecatan massal ini mendapat tentangan kuat dari serikat buruh Nigeria. Mereka menyebut rencana ini sebagai aksi propaganda.
Seperti diketahui, berdasarkan penelitian Badan Pendidikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), Nigeria merupakan negara dengan jumlah anak putus sekolah terbanyak di dunia.
Sekitar 10 juta anak tidak memiliki akses terhadap pendidikan dasar di negara tersebut. UNICEF juga menggambarkan sistem pendidikan di sana yang jauh dari kata layak karena kurangnya guru kompeten dan fasilitas sekolah yang mumpuni.