Tragis, pulau wisata di Indonesia tapi turis wajib lewat Singapura
Pulau Manis di utara Batam sekarang telah dibeli investor FID asal Singapura, diubah jadi ecopark
Sebuah pulau wisata berkonsep ecopark terluas sedunia dibangun di perairan Indonesia. Namun, pulau yang indah itu hanya bisa didatangi melalui imigrasi Singapura.
Pulau ini sebelumnya bernama Pulau Manis, letaknya di utara Batam, Kepulauan Riau, dikelola oleh PT Batam Island Marina 20 tahun lalu.
-
Kapan Singapura dijajah Jepang? Fakta menarik tentang negara Singapura lainnya ialah Singapura pernah dijajah Jepang selama 3 tahun, dari tahun 1942 hingga tahun 1945.Kala itu pada Perang Dunia Kedua, Jepang mengalahkan Inggris lalu menguasai Singapura. Pada saat itu, bibit-bibit pertikaian antar ras mulai muncul.
-
Apa yang diekspor ke Singapura? Sebanyak 557.280 butir telur ayam konsumsi diekspor ke Singapura dengan nilai SGD 101.730 atau setara Rp 1,15 M.
-
Bagaimana cara pemerintah mewujudkan cita-cita menjadikan Kota Batam sebagai "Singapura"-nya Indonesia? Agar cita-cita itu tercapai, pemerintah melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 41 Tahun 1973, pembangunan Batam didukung dan dipercayakan kepada lembaga pemerintah yang bernama Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam atau dikenal dengan Badan Pengusahaan Batam (BP Batam).
-
Kapan Indonesia memulai ekspor telur ke Singapura? Mentan SYL, menyebut pihaknya telah berupaya dan berhasil membuka akses pasar telur ke Singapura sejak Mei 2023.
-
Kenapa banyak orang Indonesia memilih Singapura sebagai tujuan liburan? Banyak WNI yang sering memilih Singapura sebagai tujuan liburan karena letak geografisnya yang dekat dengan Indonesia.
-
Siapa yang melakukan ekspor telur ke Singapura? Saat melepas ekspor di Kantor Charoen Pokhpand Indonesia (CPI) Jakarta, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), menyebut pihaknya telah berupaya dan berhasil membuka akses pasar telur ke Singapura sejak Mei 2023.
Sejak 2010, pihak pengembang bernama Funtasy Island Development (FID) asal Singapura mengambil alih kepemilikan. Mereka membangun 328 hektar untuk laguna, vila, wahana lumba-lumba, taman bermain, dan cafe di pinggir pantai. Wisatawan tidak bisa langsung menuju pulau itu tanpa izin karena sekarang sudah milik pribadi.
"FID telah menghabiskan dana mencapai 300 juta dolar Singapura (setara dengan Rp 2,9 triliun) untuk pembangunan pulau ini, tempat yang berlokasi 16 kilometer dari Singapura ini dapat dijangkau dengan kapal feri selama 25 menit dari dermaga Harbour Front," kata Direktur FID, Michael Yong, dalam konfrensi persnya, Selasa (20/10), seperti dikutip Channel News Asia.
Yong menegaskan bila 70 persen kekayaan alam pulau akan tetap dipertahankan, dengan 30 persen diberdayakan untuk 400 vila dan dua hotel.
"Sebelum kami bangun proyek ini, sebanyak 4000 pohon mangrove telah ditanam di sekitaran pulau, kami juga bekerja sama dengan pemerintah lokal dan nelayan setempat untuk penanaman 200 batu koral, kami juga memiliki rencana ke depan dengan satu pengunjung setara dengan satu koral bagi pulau ini," sambungnya.
FID yang 'menjual' Lumba-lumba dalam menarik pengunjung, ditegaskan Yong bila lingkungan pulau ini cocok sebagai habitat mereka.
Diketahui kocek yang harus digelontorkan untuk memiliki hunian di pulau ini adalah 750 ribu Dolar Singapura (Rp 7,3 miliar) dengan 85 persen sudah terjual dan sebagiannya lagi terpesan. Proyek ini dikabarkan akan melakukan mulai layanan perdananya di triwulan akhir 2016.
"Ke depan pulau ini akan menampung 1.500 pegawai, 3.000 pengunjung untuk sekali kedatangan di tahun 2016," pungkasnya.
(mdk/ard)