Usai Penembakan di Selandia Baru, Waspadai Aksi Balas Dendam Al Qaeda dan ISIS
Situs pemantau aktivitas media kelompok teroris mengimbau mengenai adanya rencana aksi balasan di beberapa lokasi dari grup Al Qaeda dan ISIS. Ini dikhawatirkan terjadi usai penembakan di masjid Selandia Baru.
Situs pemantau aktivitas media kelompok teroris mengimbau mengenai adanya rencana aksi balasan di beberapa lokasi dari grup Al Qaeda dan ISIS. Ini dikhawatirkan terjadi usai penembakan di masjid Selandia Baru.
Masjid Al Noor dan Linwood Islamic Centre di Christchurch, Selandia Baru menjadi sasaran pelaku bersenjata yang menyerbu dua tempat itu pada Jumat 15 Maret siang.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan Selandia Baru? Ilmuwan Selandia Baru menemukan spesies baru "hiu hantu" - sejenis ikan langka yang sangat sulit dikenali karena hidup di kedalaman Samudera Pasifik.
-
Mengapa merganser di Selandia Baru punah? Perburuan berlebihan, perusakan habitat, dan dimangsa oleh tikus Pasifik dan anjing Polinesia menyebabkan punahnya merganser di daratan Selandia Baru dan Kepulauan Chatham.
-
Bagaimana cara masyarakat Selandia Baru menikmati suasana santai di negara mereka? Negara ini sendiri memiliki jangka cuti yang tak kalah dari Australia, yaitu sekitar 31 hari setiap tahunnya. Dengan waktu cuti tersebut, masyarakat di Selandia Baru bisa menikmati indahnya berbagai pantai dan aneka ruang hijau yang ada di negara tersebut.
-
Apa yang dilakukan Ditto Percussion dan Ayudia di Selandia Baru? Keluarga kecil Ayudia dan Ditto Percussion tengah menikmati momen liburan dengan campervan di Selandia Baru.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Kapan Agresi Militer Belanda I terjadi? Mengutip dari beberapa sumber, berlangsungnya Agresi Militer Belanda I ini tepat di hari ketiga puasa. Di Sumatera Selatan, aksi tersebut dimulai setelah umat Islam menyantap makan sahur.
Total 50 orang tewas dalam insiden itu --termasuk beberapa warga negara asing-- dengan perincian 42 tewas di Masjid Al Noor, tujuh orang meninggal di Linwood dan satu lagi di rumah sakit.
Salah seorang pelaku, Brenton Harrison Tarrant (28) telah didakwa pada 16 Maret 2019 dengan pasal pembunuhan. Sementara dua tersangka lainnya masih ditahan setelah penembakan.
Brenton Tarrant disebut sebagai seorang ekstremis sayap kanan dan pendukung 'supremasi kulit putih'.
Usai kejadian itu, SITE Intelligence Group mencatat pada 15 Maret 2019 bahwa "baik Al Qaeda dan kelompok terafiliasi ISIS, menyatakan kemarahan mereka dalam bentuk menuntut dan menghasut untuk membalas dendam," demikian seperti dikutip dari laman resmi situs pemantau itu, Minggu (17/3).
SITE juga menerima informasi mengenai "seorang pendukung ISIS yang mendesak teroris tunggal (lone wolf) untuk menyerang kerabat penembak dan juga untuk menyerang gereja," usai penembakan di masjid Selandia Baru.
Situs itu juga mencatat mengenai "imbauan terhadap jaringan dan kelompok terafiliasi ISIS di Indonesia untuk menargetkan serangan kepada turis Australia" sebagai bentuk respons atas komentar negatif dari Senator Fraser Anning dari Queensland, Australia yang mengatakan bahwa kejadian di Christchurch "disebabkan oleh imigrasi muslim ke Selandia Baru."
Polisi dan agen keamanan Selandia Baru diperkirakan akan menyisir catatan telepon dan email, media sosial, mengetuk pintu-ke-pintu dan mungkin mencegat komunikasi setelah serangan Christchurch, kata seorang mantan perwira intelijen negara (NZSIS).
Dr Rhys Ball, mantan perwira NZSIS yang kini menjadi akademisi di Universitas Massey mengatakan bahwa Biro Keamanan Komunikasi Pemerintah (GCSB) dan NZSIS akan membantu mengumpulkan intelijen, dan mungkin melakukan pengawasan terhadap target, demikian seperti dikutip dari NZ Herald.
Sementara itu, Polri mengatakan tengah melakukan sejumlah langkah untuk mengantisipasi potensi 'kerawanan' di Tanah Air yang mungkin terinspirasi dari peristiwa yang telah menewaskan 50 orang itu, termasuk seorang WNI.
"Polri sudah mempersiapkan langkah-langkah antisipasi untuk memitigasi potensi kerawanan tersebut. Berkoordinasi bersama Polda, Pam Obvit, kantor-kantor kedutaan besar dan konsulat jenderal (di Indonesia)" kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri, Brigjen. Pol. Dedi Prasetyo saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (17/3).
Karopenmas menambahkan bahwa Detasemen Khusus 88 dan Satgas Anti-Teror "terus melaksanakan monitoring setiap pergerakan sleeping cells yang sudah di-profiling."
Ia juga mengingatkan bahwa "Polri bisa melakukan preventive strike kepada para terduga yang akan melaksanakan aksi teror, sesuai dengan UU No.5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme."
Sedangkan Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) juga dilaporkan tengah memeriksa kembali basis data intelijennya sebagai langkah pencegahan atas potensi kekerasan di dalam negeri yang terinspirasi teror penembakan di masjid Selandia Baru.
Menurut laporan CNN seperti dikutip dari TVNZ.co.nz, sejak 15 Maret 2019, FBI telah meminta semua kantor cabangnya di seluruh negara bagian AS untuk "meninjau kembali dokumen kasus dan me-manajemen kembali subjek individu atau kelompok yang mungkin telah menyatakan minatnya untuk menyerang institusi keagamaan" pasca-penembakan di Selandia Baru.
Otoritas penegak hukum tertinggi AS itu "juga menugaskan agen di kantor cabang untuk menghubungi informan mereka dengan informasi terkait potensi serangan serupa di Amerika."
"Situasi saat ini di Christchurch sedang dipantau, dan FBI sedang terlibat dengan polisi setempat pada saat ini," sumber CNN melaporkan.
Upacara duka dan seruan damai digelar di Selandia Baru dan penjuru dunia, dengan beberapa menyerukan penghentian siklus kekerasan dan kebencian yang dikhawatirkan dapat terjadi usai insiden penembakan di Christchurch.
Salah satunya diselenggarakan di Fordham University, New York, Amerika Serikat. Poster digelar di mana para mahasiswa dapat menulis pesan solidaritas mereka terhadap teror yang menimpa Selandia Baru.
Masing-masing mengungkapkan keterkejutan, kesedihan, dan menyerukan perdamaian dan keadilan, tetapi seorang siswa menyimpulkan perasaan dengan mengutip hadis Nabi Muhammad dalam bahasa Arab.
"Ijtanibul ghadaba" atau yang berarti, "Hindari kemarahan," demikian seperti dikutip dari Fordham Observer.
Setiap pembicara menyuarakan kesedihan mereka atas hilangnya nyawa yang tidak masuk akal di Selandia Baru dan mengeluarkan seruan untuk bertindak bagi seluruh komunitas untuk bergabung dengan mereka dalam menyetop Islamofobia dan supremasi kulit putih, "hari ini dan setiap hari."
Di Indonesia, Polri mengimbau masyarakat Tanah Air untuk tenang dan tidak terpancing 'siklus kekerasan dan kebencian' pasca-insiden terorisme di Selandia Baru.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri, Brigjen. Pol. Dedi Prasetyo mengatakan bahwa "Polri telah bekerjasama dengan pemangku kepentingan terkait dan para tokoh lintas agama untuk tetap mendinginkan masyarakat," jelasnya kepada Liputan6.com.
Reporter: Rizki Akbar Hasan
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Polisi Cabut Imbauan Jauhi Masjid Usai Penembakan di Selandia Baru
Pelaku Penembakan di Masjid Selandia Baru Adalah Teroris yang Keji
Korban Bertambah, 50 Orang Tewas dalam Penembakan Masjid di Selandia Baru
Polri Siaga Cegah Teror Seperti Selandia Baru Jelang Pilpres 2019
Aksi Teatrikal Kutuk Penembakan Umat Muslim di Selandia Baru
Polda Bali Tingkat Keamanan Pasca Teror di Selandia Baru