Yingluck Shinawatra kini terbelit dua masalah, paspornya terancam dicabut
Setelah mangkir dari persidangan, Yingluck kini dicari karena melanggar aturan imigrasi. Belum jelas bagaimana caranya dia bisa kabur dari pengawasan junta militer Thailand, dan pergi ke Dubai, Uni Emirat Arab.
Pengadilan di Thailand kembali menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Mantan Perdana Menteri Thailand, Yingluck Shinawatra. Setelah sebelumnya dia dicari karena mangkir dari persidangan, kini adik dari bekas PM Thailand, Thaksin Shinawatra, itu diburu karena kabur ke luar negeri saat menjalani proses hukum.
Dilansir dari laman Reuters, Kamis (5/10), surat perintah penangkapan kedua buat Yingluck terbit pada Rabu kemarin.
"Dia melanggar aturan imigrasi," kata Wakil Kepala Kepolisian Thailand Srivara Ransibrahmanakul.
Pemerintah Thailand kini mengerahkan segala cara buat menangkap Yingluck. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Busadee Santipitaks, mengatakan mereka bakal mencabut paspor Yingluck. Akhir pekan lalu polisi juga menggeledah rumah perempuan itu.
Vonis Mahkamah Agung Thailand terhadap Yingluck dibacakan secara in absensia. Majelis hakim menyatakan Yingluck bersalah karena mengabaikan peringatan kalau bakal terjadi korupsi dalam proyek subsidi beras, dan dia dianggap melalaikan tugas.
Aparat Thailand sudah menggelar penyelidikan mengapa Yingluck bisa kabur. Tiga polisi diduga membantunya kabur ke luar negeri.
Yingluck dikudeta tiga tahun lalu. Konflik antara kaum elit konservatif dan orang-orang kaya Thailand dibantu militer dengan dinasti Shinawatra mewarnai politik Negeri Gajah Putih selama lebih dari satu dekade. Thaksin juga tersingkir dari puncak kekuasaan karena kudeta pada 2006.
Dinasti Shinawatra sangat populer di mata penduduk daerah pedesaan. Mereka adalah pemilih loyal dan membantu Thaksin serta Yingluck memenangkan pemilihan umum. Namun, pembelian beras di atas harga normal dianggap cuma buat menyenangkan pendukung klan Shinawatra. Sebab, beras itu tidak mungkin diekspor karena pemerintah bakal rugi.
Ujungnya mereka malah menimbun beras dan merusak harga di dunia. Namun, celah itu justru disambar oleh Vietnam yang kini menjadi eksportir beras nomor satu di dunia.
Yingluck merasa tidak bersalah dan menuduh kasusnya dibuat-buat. Konon karena kebijakannya, pemerintah junta militer Thailand mengatakan negara merugi USD 8 juta.
Karena khawatir bakal dihukum berat, Yingluck kabur ke Dubai. Dia sempat bersembunyi di rumah Thaksin Shinawatra di kompleks Emirates Hills. Thaksin juga lari dari proses hukum perkara rasuah membelitnya.
Yingluck dikabarkan mengajukan suaka politik di Inggris. Kendati demikian, Kantor Urusan Dalam Negeri Inggris yang biasa mengurus soal suaka menolak berkomentar ketika ditanyakan perihal permohonan suaka politik Yingluck.