Anak sering menangis? Ini penyebabnya!
Menurut para ahli, terdapat tiga alasan psikologis mengapa anak menangis. Apa saja?
Bayi dan balita seringkali menangis, terkadang bahkan tanpa diketahui alasannya. Sebuah blog Tumblr yang berjudul "Reasons My Son Is Crying" menggambarkan secara unik bagaimana anak sering menangis karena alasan sepele atau hal-hal yang tak jelas.
Meski begitu, para ahli berpendapat bahwa selalu ada alasan di balik tangisan seorang anak. Anak dan balita biasanya memiliki tiga motivasi dasar ketika menangis, seperti dilansir oleh My Health News Daily (14/04).
-
Kenapa ikatan ibu dan anak sangat kuat? “Although the bond between a mother and her child is invisible, it’s stronger than any man-made material in existence.” – Ivana Davies- “Meskipun ikatan antara ibu dan anaknya tidak terlihat, itu lebih kuat dari materi buatan manusia mana pun yang ada.” – Ivana Davies
-
Kapan kedekatan orang tua dan anak mulai terbentuk? Kelekatan ini berkembang melalui interaksi yang sering dan konsisten antara anak dan orang tua sejak anak masih dalam kandungan hingga usia dewasa.
-
Kapan keluarga itu dibantai? Penggalian di Yaroslavl dari 2005-2006 menyatakan pembantaian itu terjadi pada Februari 1238.
-
Mengapa wanita tua itu menyumpahi keluarganya? Merasa dirinya dianggap layaknya binatang, sang nenek menyumpahi mereka karena telah durhaka terhadapnya. Sontak, langit di Desa Kawar seketika mendung, kemudian terjadi hujan lebat dan dilanda gempa bumi.
-
Kapan keluarga ini merayakan ulang tahun mereka? Sembilan orang dalam keluarga ini berulang tahun pada hari yang sama yaitu 1 Agustus.
-
Kenapa istri para pejabat tampil di Open Mic Merdeka? Dibelakang pria yang hebat pasti ada istri yang hebat pula. Open mic kali ini terinspirasi dari sebuah event di Merdeka.com, VIP dan VVIP nya pada saat itu melucu, ya akhirnya kita buat program spesial ini," ucap Darojatun.
1. Meminta perhatian
Menangis biasanya dilakukan anak untuk meminta perhatian, barang, atau aktivitas. Mereka melakukannya untuk menyuruh orang tua, jelas Michael Potegal, seorang ahli perilaku dari University of Minnesota Medical School.
Para pencari perhatian biasanya memulai dengan bertingkah sangat manis dan menyenangkan. kemudian ketika perhatian orang tua mereka teralihkan, mereka akan mulai rewel untuk mendapatkan perhatian lagi.
Cara mengatasinya adalah dengan tak melakukan apa-apa. Orang tua sebaiknya tetap mengabaikan anaknya ketika mereka mulai rewel meminta perhatian, tentu saja dengan catatan bahwa pengabaian ini tak berdampak buruk pada anak. Jika orang tua terus memberikan perhatian mereka ketika anak menangis, ini membuat anak mempelajari bahwa itu adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan perhatian orang tua. Selanjutnya dia akan terus menangis.
2. Menghindari perintah
Berkebalikan dengan sebab nomor satu, anak dan balita juga suka menangis untuk menolak perintah dari orang tua mereka. Misalkan untuk tidur atau membersihkan mainannya. Jenis tangisan ini dilakukan untuk mengulur waktu agar mereka tak disuruh melakukan hal yang tidak mereka sukai. Selain itu, anak akan menangis karena merasa perintah orang tua mengganggu hak otonomi mereka.
Jika ini terjadi, jangan abaikan anak. Mengabaikan jenis tangisan ini justru bisa berdampak buruk. Sebaiknya orang tua memberikan penjelasan yang baik pada anak untuk melakukan sesuatu sebelum dia mulai menangis. Ketika meminta anak melakukan sesuatu, orang tua juga bisa menawarkan bantuan sehingga mereka merasa tidak kesulitan dan mau melakukannya.
3. Menjaga konsistensi
Portegal menyarankan agar jika orang tua tak bisa menghentikan tangisan anak mereka, sebaiknya biarkan mereka menangis. Karena ketika orang tua sudah 'dikalahkan' oleh tangisan, anak-anak akan terus melakukannya sebagai bentuk konsistensi.
Portegal membandingkan hal ini dengan cara kerja mesin game slot. Biasanya seseorang akan terus memainkan permainan tersebut meski mereka tidak mendapat keuntungan di dalamnya. Begitu juga dengan tangisan anak.
Itulah beberapa alasan psikologis ketika anak menangis dan cara mengatasinya. Lain kali kenali dengan jelas alasan di balik tangisan anak Anda sebelum berusaha untuk menghadapinya.
(mdk/kun)