Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM gelar Pesta Film Anak
Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM gelar Pesta Film Anak. Acara yang diadakan tiap satu tahun sekali pada bulan Desember ini memang ditujukan untuk mahasiswa agar dapat merilis hasil karya mereka kepada khalayak umum.
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) konsentrasi Audio Visual kembali menggelar Pesta Film Anak (PFA) untuk kedua kalinya. Ajang launching film pendek karya produksi Film UMM tersebut mampu menarik perhatian 250 orang yang hadir di Aula Biro Administrasi (BAU) Kampus III UMM (18/12).
Acara yang diadakan tiap satu tahun sekali pada bulan Desember ini memang ditujukan untuk mahasiswa agar dapat merilis hasil karya mereka kepada khalayak umum. Tak hanya itu, ada juga apresiasi berupa penghargaan atas kerja keras dan usaha dari pembuatan film itu sendiri.
-
Kenapa Hari Film Sedunia diperingati? Hari Film Sedunia bertujuan untuk mempromosikan pemahaman lintas budaya dan kreativitas yang dihasilkan oleh industri film.
-
Film apa yang dibintangi oleh Indah Permatasari? Film horor terbaru yang dibintangi Indah berjudul Sakaratul Maut, membuat penasaran dengan aktingnya.
-
Kapan film Pareh diproduksi? Pareh merupakan salah satu film produksi Hindia Belanda pada tahun 1936 yang disutradarai oleh Albert Balink dan Mannus Franken dari Belanda.
-
Siapa aktor asal Indonesia yang sukses berkarier di film internasional? Jauh sebelum nama-nama tadi, ternyata ada aktor laga yang sudah lebih dulu bermain di perfilman luar negeri. (Foto: brilio.net) Nama aktor tersebut adalah Wang Lap-tat atau biasa disapa dengan nama Lo Lieh yang lahir di Pematangsiantar, Provinsi Sumatra Utara pada 29 Juni 1939.
-
Kapan film pertama diputar di Indonesia? Di tahun ini, film pertama kalinya diputar di Indonesia, tepatnya di Batavia. Film dokumenter perjalanan Raja dan Ratu Belanda di Den Haag adalah film yang pertama kali diputar.
-
Siapa saja yang terlibat dalam film 'CATATAN HARIAN MENANTU SINTING'? Selain itu, terdapat juga kemunculan pasangan suami istri Raditya Dika dan Ariel Tatum yang menjadi bintang utama film ini.
Mengusung Tema Luar Angkasa, PFA menampilkan 13 film pendek karya produksi Film UMM di sesi Bimasakti, 2 film pendek komunitas berjudul Bedengan dari Sakdulur Production dan Japra dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ) di sesi Andromeda, dan satu film tamu berjudul Kunam Sinam dari Tangan Kanan Production dari sesi Supernova.
PFA sengaja mengusung film bertema Anak dengan genre yang beragam sehingga eksistensi film anak dapat terjaga dan menjadi tolak ukur film pendek di Indonesia. Tak hanya menampilkan karya berupa film, PFA turut memberi penghargaan sebagai bentuk apresiasi kepada sineas muda. Mulai dari Penyutradaraan Terbaik, Film Terfavorit, Laporan Akhir Terbaik, serta 15 kategori lainnya.
"Alhamdulillah dapat 4 penghargaan. Manajemen Produksi Terbaik, Film Terbaik Pilihan Juri, Film Terfavorit pilihan penonton, dan Penata gambar Terbaik," ucap Ahmad, selaku sutradara dari Di Bawah Pohon Rindang Pictures, peraih penghargaan terbanyak di PFA kali ini.
"Saya salut dengan seluruh panitia. Dan semua yang terlibat dalam produksi praktikum ini. Yang jelas, saya sudah bilang kalau tidak hanya memberi tugas, tetapi juga pengalaman bagaimana film itu tersampaikan ke penonton," ucap Pak Novin Farid Styo Wibowo, selaku Penanggung jawab PFA serta peraih Lifetime Achievement Pesta Film Anak 2017.
Antusiasme dari penonton pun tidak kalah seru, seperti disampaikan oleh Pak Novin, "Antusiasme penonton sungguh luar biasa. Saya nggak nyangka kalau penontonnya akan sebanyak itu."
Semoga pada PFA tahun selanjutnya, mahasiswa pada konsentrasi Audio Visual dapat mengadakan acara PFA yang lebih baik dan dengan adanya PFA tahun ini akan terlahir kegiatan apresiasi film ke depannya. Untuk Film Anak Indonesia, diharapkan sineas muda dapat menghasilkan karya yang mengedukasi anak Indonesia demi melahirkan generasi terbaik penerus bangsa.
Baca juga:
Jelaskan kontroversi, produser Film Naura dan Genk Juara temui Ketum MUI
Ramai boikot Film Naura dan Genk Juara, ini penjelasan LSF
Korsel, India dan AS ramai-ramai biayai produksi film Indonesia
30 Tahun tertutup, industri film terbuka investasi asing di era Jokowi-JK
Ziarah ke TMP, relawan Jokowi minta restu buat film tentang Taufiq Kiemas