Masjid Jogokariyan Ternyata Dibangun untuk Cegah Ateisme dan Komunisme
Masjid Jogokariyan Ternyata Dibangun untuk Cegah Ateisme dan Komunisme
Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan Masjid Jogokariyan dibangun setelah operasi penumpasan Gerakan 30 S/PKI. Setelah penumpasan itu, masyarakat mulai membangun keagamaan masyarakat.
"Hal itu dilakukan agar paham ateis maupun komunisme tak berkembang di wilayah Jogokariyan," ujar Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan ustaz Muhammad Jazir Asp saat dihubungi Liputan6.com, Senin, 28 Januari 2019.
-
Mengapa Masjid Agung Kota Kediri menjadi tempat wisata religi? Sebagai destinasi wisata religi dan budaya, Masjid Agung Kediri memainkan peran penting dalam membuka wawasan dan pemahaman tentang Islam di kota tersebut.
-
Bagaimana Masjid Al Ittihad menjadi ikon wisata religi? Masjid Al Ittihad menjadi salah satu ikon wisata religi yang ada di Kota Tangerang. Desain bangunannya unik, dengan motif pagoda besar yang terlihat mencolok dari kejauhan.
-
Bagaimana konsep Masjid Merah Kedung Menjangan? Secara konsep, masjid ini membawa unsur tradisional khas zaman kerajaan. Ini bisa terlihat dari adanya gerbang masuk masjid yang dibuat dari susunan batu bata merah, dengan pola konstruksi khas Trowulan, Majapahit.
-
Bagaimana kerusakan pada masjid? Laporan dari Reuters menyebutkan sebagian dari Masjid Tinmel mengalami keruntuhan. Gambar-gambar yang beredar di internet menunjukkan dinding-dinding yang roboh, menara setengah roboh, dan tumpukan besar puing.
-
Kapan Masjid Quwwatul Islam diresmikan? Pada Selasa (10/10), Gubernur DIY Sri Sultan HB X meresmikan berdirinya Masjid Quwwatul Islam di Jalan Mataram No. 1, Suryatmajan, Danurejan, Kota Yogyakarta.
-
Bagaimana Masjid Langgar Tinggi dirawat? Kendati sudah tiga kali diperbaiki, namun Assegaf tak mau bentuk aslinya diubah. Ia menginginkan agar bangunan menjadi warisan Islam zaman perdagangan di abad ke-19, sebagai bekal informasi bagi anak cucu.
Ia mengungkapkan peletakan batu pertama dilakukan pada 22 September 1965. Masjid tersebut digunakan pertama kali pada 20 Agustus 1967.
Menurut Ustaz Muhammad, Awalnya masjid tersebut diisi dengan kegiatan PAJ (Pengajian Anak-anak Jogokariyan). Setelah itu, tumbuh remaja masjid pada 1967.
"Sementara orang-orang dewasa belum punya kesadaran pengajian ke masjid. Para pengajar remaja masjid saat itu para aktivis dari KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) juga HMI (Himpunan Masyarakat Indonesia)," jelas ustaz Muhammad.
Seperti diketahui, KAMI merupakan sebuah kelompok antikomunis yang kebanyakan beranggotakan kaum muda yang dibentuk pada 27 Oktober 1965.
Seiring waktu berjalan, Masjid Jogokariyan terus berkembang. Pada 1999, kemudian ditata yang berkaitan dengan masjid, salah satunya tentang organisasi yang berkaitan dengan masjid.
"Saat ini banyak yang dilakukan di Masjid Jogokariyan, mulai dari pelayanan kesehatan, bantuan kepada warga miskin, menyelenggarakan buka puasa bersama, serta kegiataan keagamaan dan sosial lainnya," ucap ustaz Muhammad Jazir Asp.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Â
(mdk/liputan6)