Orang tua terlalu keras bikin anak sengsara
Anak yang dibesarkan dengan cara terlalu keras lebih agresif, tak memiliki kemampuan sosial, dan mudah depresi.
Gaya mendidik anak yang otoriter dan terlalu keras ternyata lebih banyak merugikan anak daripada membuat mereka disiplin, ungkap sebuah penelitian. Peneliti menemukan bahwa cara mendidik anak yang keras bisa membuat anak lebih agresif, kesulitan dalam berhubungan sosial, serta mudah depresi.
Hasil ini didapatkan peneliti dari University of California, Berkeley setelah mengamati lebih dari 250 keluarga China-Amerika di San Fransisco. Mereka melakukan wawancara, aktivitas interaksi anak dan orang tua, serta mengawasi nilai akademik anak selama dua tahun.
-
Kenapa ikatan ibu dan anak sangat kuat? “Although the bond between a mother and her child is invisible, it’s stronger than any man-made material in existence.” – Ivana Davies- “Meskipun ikatan antara ibu dan anaknya tidak terlihat, itu lebih kuat dari materi buatan manusia mana pun yang ada.” – Ivana Davies
-
Di mana ibu tikus dan anaknya mengobrol? Pada suatu hari, seorang ibu bersama anaknya dari bangsa tikus sedang asik mengobrol di atas selokan.
-
Kenapa anak-anak artis ini didampingi dua ibu saat wisuda? Kehadiran orang tua kandung dan sambung yang kompak di momen wisuda anak menunjukkan bahwa cinta dan perhatian tidak terpengaruh oleh status pernikahan.
-
Siapa yang membunuh istri dan anak-anak Soeparwi? Sono mengaku dialah yang membunuh Soeminah dan kedua anaknya sebelum akhirnya melakukan usaha percobaan bunuh diri dengan menghirup gas.
-
Siapa yang disebut sebagai ibu satu anak? Bal Idol K-Pop Ibu satu anak ini keren banget dengan gaya ala idol K-Pop yang banyak jadi idola.
-
Kapan kedekatan orang tua dan anak mulai terbentuk? Kelekatan ini berkembang melalui interaksi yang sering dan konsisten antara anak dan orang tua sejak anak masih dalam kandungan hingga usia dewasa.
Cara membesarkan anak dengan keras atau disebut sebagai 'Tiger Mother' ini ditengarai dengan kebiasaan mengritik anak secara verbal dan membuat mereka melakukan sesuatu tanpa penjelasan yang jelas. Ketua peneliti Qing Zhou menjelaskan bahwa anak yang memiliki tipe orang seperti itu cenderung memiliki kemampuan bersosialisasi yang lebih rendah daripada anak lainnya.
Anak yang terlalu tertekan akhirnya merasa takut untuk mengeksplorasi sisi kreatif mereka dan melakukan sesuatu yang bertentangan. Ketika dewasa mereka juga berkemungkinan kurang kemampuan bersosialisasi, seperti dilansir oleh Daily Mail (21/06).
Meski begitu, model Tiger Parenting ini juga memiliki beberapa manfaat, seperti mengajarkan pada anak kerja keras serta kepercayaan bahwa tak ada hal yang tak bisa mereka capai. Cara pendidikan ini menjadi salah ketika apapun yang dilakukan dan diusahakan oleh anak tampak tak pernah cukup bagi orang tua mereka.
(mdk/kun)