Bung Tomo Lepaskan Pangkat Jenderal: Daripada Jadi Jenderal Mulut Dibungkam!
Mendengar kabar harus mengambil pilihan berat, Bung Tomo merenung melihat keluar jendela. Kemarahan Bung Tomo akhirnya tak terbendung. Wajahnya merah padam. Dia sangat tersinggung akan ucapan yang disampaikan Amir Syarifudin melalui telegram itu.
Sejak 3 Juni 1947, badan-badan kelaskaran baik yang tergabung dalam biro perjuangan maupun tidak, dijadikan dalam satu wadah. Yakni Tentara Nasional Indonesia.
Pada 28 Juni di Istana Negara Jogja, Jenderal Soedirman dilantik menjadi Panglima Besar TNI dan Amir Syarifudin menjadi Menteri Pertahanan pada kabinet V (Juni-November 1947).
-
Di mana sejarah terasi dapat ditelusuri? Sejarah terasi di kawasan Cirebon dapat ditelusuri hingga masa kekuasaan Pangeran Cakrabuana, yang memainkan peran penting dalam perkembangan kawasan tersebut.
-
Bagaimana sejarah Waduk Sempor? Waduk Sempor diresmikan pada 1 Maret 1978 yang ditandai dengan adanya prasasti bertanda tangan Presiden Soeharto. Semula, waduk ini difungsikan sebagai sumber pengairan bagi sejumlah kompleks persawahan di sekitarnya. Namun lambat laun waduk itu menjadi destinasi wisata baru bagi warga sekitar.
-
Bagaimana Asisi Suharianto menyajikan kisah-kisah sejarah? Asisi dan sang istri pun mendapatkan pengalaman luar biasa selama keliling dunia. Keduanya bertemu dengan saksi mata maupun para korban perang masa lalu di beberapa negara.
-
Bagaimana sejarah Lembah Anai terbentuk? Konon, dulunya air terjun ini menjadi saksi bisu pergerakan rakyat Minang dalam melawan penjajahan. Pada masa kolonial, masyarakat setempat dipaksa untuk menjadi pekerja membangun jalan lintas Sumatera yang menghubungkan antara Kota Padang dan Padang Panjang via Lembah Anai.Masyarakat Minang yang bekerja dalam proyek pembangunan jalan tersebut harus menempuh jarak yang cukup jauh, bahkan bisa berhari-hari dari tempat mereka tinggal menuju lokasi pembangunan jalan.
-
Siapa yang meneliti sejarah Sidoarjo? Mengutip artikel berjudul Di Balik Nama Sidoarjo karya Nur Indah Safira (Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, 2000), Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan sebutan Kota Delta yang merujuk pada sejarah daerah ini yang dulunya dikelilingi lautan.
-
Bagaimana KEK Singhasari memanfaatkan sejarah? Keunggulan lain dari KEK Singhasari yakni adanya sektor pariwisata dengan tema heritage and sejarah. Hal ini dilatarbelakangi nilai situs sejarah kerajaan Singhasari.
Bersamaan dengan Jenderal Soedirman dan Amir Syarifudin, Bung Tomo juga dilantik langsung oleh Presiden Sukarno, sebagai Jenderal Mayor dan duduk dalam Combined Staff di Markas Besar Angkatan Darat yang membawahi tiga angkatan.
Menyandang jabatan sebagai Jenderal Mayor membuat Bung Tomo mondar-mandir memeriksa pertahanan. Tak lupa Bung Tomo selalu menyematkan pidato-pidatonya untuk memberi semangat pada rakyat.
Berdua dengan Laksamana Nazir, Bung Tomo memeriksa dan mempersiapkan basis pertahanan terakhir di gunung Lawu dan mereka pergi sampai ke Ponorogo. Kemudian perjalanan diteruskan ke Tawamangu untuk meninjau RRI.
Saat tiba di Tawamangu terjadi peristiwa yang tidak bisa dilupakan seumur hidup oleh Bung Tomo. Dia mendapatkan telegram dari Perdana Menteri Amir Syarifudin. Isinya sangat pedas.
"Bung Tomo harus memilih untuk tetap menjadi Jenderal namun tidak boleh berpidato, atau berhenti jadi Jenderal tetapi bisa berpidato," Isi dari telegram Amir Syarifudin yang ditulis Sulistina dalam buku Bung Tomo Suamiku.
Lepaskan Pangkat Jenderal
Mendengar kabar harus mengambil pilihan berat, Bung Tomo merenung melihat keluar jendela. Kemarahan Bung Tomo akhirnya tak terbendung. Wajahnya merah padam. Dia sangat tersinggung akan ucapan yang disampaikan Amir Syarifudin melalui telegram itu.
"Persetan, ora dadi jendral ya ora pateken (tidak jadi jenderal tidak mati). Siapa nanti yang memberi semangat, siapa nanti yang memberi penerangan kepada rakyat?" Tutur Bung Tomo emosi dengan suara khas Surabayanya yang keras.
Bung Tomo yakin bahwa keputusan untuk membuatnya memilih adalah taktik PKI. Oleh karena itu, Bung Tomo memilih pilihan kedua.
"Lebih baik jadi rakyat jelata asal tidak dilarang pidato. Daripada jadi jenderal tetapi mulutnya dibungkam!" Keputusan final Bung Tomo.
Anugerah Lain
Keputusan yang dipilih Bung Tomo tersebut didukung juga oleh kawan-kawan seperjuangan lainnya. Walau tidak jadi jenderal lagi, tetapi Bung Tomo diberikan anugerah lain berupa kehamilan pertama sang istri.
"Kalau lelaki nama belakangnya Sulistomo. Kalau perempuan Sulistami. Ini gabungan antara Sulistina dan Sutomo. Anak kita adalah tali jiwa kita. Anakku, kaulah nanti yang meneruskan perjuangan ayahmu. Hendaknya kau mengabdi pada nusa dan bangsa," ucap Bung Tomo.
Bung Tomo amat telaten dan rewel kepada istrinya untuk menjaga bayinya agar selamat. Saat anaknya akan lahir Bung Tomo terlihat cemas, ia keluar masuk kamar persalinan.
Akhirnya Bung Tomo nekat masuk ke dalam kamar walaupun dilarang oleh bidan.
"Barangkali bayinya minta ditunggui bapaknya," kata Bung Tomo
Keputusannya memilih menjadi rakyat jelata dan meninggalkan pangkatnya sebagai Jenderal tidak disesali. Bung Tomo tetap merasa bahagia dan bersyukur karena Allah menggantinya dengan seorang gadis mungil yang lahir kedunia, namanya Tien Sulistami.
Reporter Magang: Ita Rosyanti