14 Siswa dan Guru di Bandung Positif Covid-19 selama PTM, Ini 5 Faktanya
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mencatat, warga sekolah yang terpapar sejauh ini berjumlah 14 orang terdiri dari siswa serta guru di beberapa sekolah.
Kasus sebaran Covid-19 kembali ditemukan di Kota Bandung Jawa Barat. Kasus baru ini ditemukan selama pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mencatat, warga sekolah yang terpapar sejauh ini berjumlah 14 orang terdiri dari siswa serta guru di beberapa sekolah.
-
Kenapa surat kabar menjadi primadona di Bandung? Di era kejayaannya, surat kabar menjadi primadona bagi masyarakat yang tengah menantikan informasi.
-
Apa yang sebenarnya terjadi di foto-foto yang beredar di media sosial tentang Bandung yang dipenuhi salju? Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut merupakan hasil suntingan dan telah beredar dari tahun lalu.
-
Apa yang terjadi di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Bandung Barat? Sebagaimana diberitakan, puluhan rumah di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diterjang longsor pada Minggu (24/3/2024) sekitar pukul 23.00 WIB.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Bagaimana Sariban menyebarkan pesan kebersihan di Bandung? Di sepeda tuanya, ia menuliskan pesan untuk masyarakat agar membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya. Imbauan ini diserukan agar banyak orang yang makin sadar akan kebersihan lingkungan demi masa depan.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
Melansir Antara Rabu (20/10), Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung Rosye Arsdiani mengatakan, kasus sebaran baru tersebut diketahui setelah dilakukan tes acak di beberapa sekolah. Berikut faktanya:
Berdasarkan 1.512 Sample
Ilustrasi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas ©2021 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho
Menurut Rosye, 14 kasus terkonfirmasi positif didapatkan dari 1.512 sample yang diambil dari sejumlah sekolah di Kota Bandung, Jawa Barat.
Saat disinggung soal lokasi, Rosye tak berkenan menyebutkan sekolah mana saja yang ditemukan kasus positif Covid-19, sebab ia masih perlu meneliti hasil tes yang baru saja keluar itu.
"Kami sudah mengambil spesimen 1.512 siswa dan guru, dan yang sudah keluar hasilnya 348 orang. Dari jumlah tersebut, yang positif 14 orang, sisanya negatif," kata Rosye.
Orang Tanpa Gejala (OTG)
Dari hasil penelusuran diketahui jika 14 terkonfirmasi tersebut merupakan orang tanpa gejala (OTG) dan tersebar di sejumlah sekolah, mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah menengah Atas (SMA).
Saat ini, pihaknya langsung memberikan tindakan isolasi dan tetap melakukan pelacakan lainnya guna memastikan kelompok belajarnya tidak terpapar virus.
"Ini justru menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa kasus Covid-19 ini tetap ada, ini menjadi bukti pentingnya kita lakukan pengetesan acak," katanya.
Bukan Warga Bandung
Sementara itu, 14 terkonfirmasi positif itu tidak semuanya berdomisili di Kota Bandung secara administratif. Sehingga, pihaknya perlu berkoordinasi dengan Puskesmas di masing-masing wilayah tempat tinggal mereka.
Menurutnya, temuan kasus baru ini tidak serta merta membuat PTM di sekolah dihentikan. Karena persentase orang yang positif di berbagai sekolah tersebut masih di bawah 5 persen.
"Kalau 5 persen atau lebih, sekolah itu direkomendasikan untuk menghentikan PTM, kalau sekarang saya melihat masih antara 1 hingga 5 persen, jadi yang dilakukannya adalah pelacakan ke kelompok belajarnya saja," kata Rosye.
Siap Tes Warga yang Batuk Pilek
Rosye juga mengimbau agar ada tindakan antisipasi untuk mencegah gelombang ketiga Corona. Menurut Rosye, kini para petugas di Puskesmas melakukan pengetesan ke masyarakat yang mengalami batuk dan pilek.
"Karena pandemi ini harus disiapkan dengan 5M, dan tetap 3T (testing, tracing, treatment), karena kasus COVID-19 diketahui harus dengan pengetesan, ini yang tidak boleh diabaikan dan yang batuk dan pilek itu harus dipastikan, apakah Covid-19 atau bukan," kata Rosye.
Varian Baru Belum Masuk ke Bandung
Rosye menambahkan, pengetatan jalur masuk virus kian ditekankan terutama bagi mereka yang baru datang dari luar negeri. Para pendatang tersebut menurutnya harus dilakukan pengetesan, dan menjalani karantina.
Dalam proses itu, pihaknya menerapkan penyelidikan epidemiologi dengan sistem Whole Genom Sequencing (WGS) untuk meneliti kemungkinan varian baru Covid-19. Nantinya pendalaman melalui WGS bukan hanya berlaku bagi kedatangan dari luar negeri, tetapi juga sebaran Covid-19 di area lokal.
"Contohnya, ketika ada sembilan orang (positif), dan sembilan orang itu di tempat sama, kita juga lakukan WGS, kita kirim ke laboratorium sampelnya," katanya.
Namun, sejauh ini sampel-sampel yang diuji masih belum ada indikasi varian baru. Kendati demikian, model penyelidikan GWS masih terus dijalankan untuk memperkuat antisipasi masuknya gelombang ketiga.
"Variannya masih Delta, gennya masih yang itu, belum ditemukan varian lainnya," kata Rosye.