Peristiwa 28 Maret 1981: Pembajakan Pesawat Garuda Woyla di Bangkok
Salah satu peristiwa pembajakan pesawat pernah dialami oleh pesawat Garuda Woyla saat tengah berada di Bangkok pada 28 Maret 1981. Para pembajak tersebut berhasil menguasai pesawat dan mengintimidasi para penumpang. Hal itu tentu saja memicu ketegangan.
Seiring dengan kebutuhan masyarakat akan mode transportasi yang cepat dan efisien, pesawat udara hadir sebagai solusi. Sampai saat ini keberadaan pesawat sebagai salah satu transportasi yang cepat masih eksis di tengah masyarakat.
Meskipun berbagai peristiwa pernah terjadi dalam dunia penerbangan, seperti jatuhnya pesawat hingga pembajakan, tak lantas menurunkan popularitas pesawat sebagai pilihan moda transportasi.
-
Apa yang disiarkan oleh Radio Rimba Raya? RRR bukan hanya keperluan untuk menyiarkan semangat perjuangan kemerdekaan saja, melainkan juga digunakan untuk kepentingan umum, menyiarkan pengumuman, serta instruksi bagi angkatan bersenjata.
-
Kapan Hari Musik Nasional dirayakan di Indonesia? Hari Musik Nasional dirayakan setiap tanggal 9 Maret di Indonesia.
-
Kapan Hari Jamu Nasional diperingati? Hari Jamu Nasional, yang diperingati setiap tanggal 27 Mei, merupakan momen penting untuk merayakan dan mengapresiasi kekayaan warisan budaya Indonesia dalam bentuk jamu.
-
Kapan Hari Musik Nasional dirayakan? Di Indonesia, Hari Musik Nasional diperingati setiap tanggal 9 Maret
-
Di mana Jumhari tinggal? Selama ini kakek berusia 84 tahun tersebut tinggal seorang diri di rumahnya di Dusun Sawahan, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng.
-
Kapan Hari Piano Sedunia dirayakan? Hari Piano Sedunia atau World Piano Day adalah perayaan global yang diperingati setiap tanggal 28 Maret.
Salah satu peristiwa pembajakan pesawat pernah dialami oleh pesawat Garuda Woyla saat tengah berada di Bangkok pada 28 Maret 1981. Para pembajak tersebut berhasil menguasai pesawat dan mengintimidasi para penumpang. Hal itu tentu saja memicu ketegangan.
Bagaimana peristiwa tersebut dapat terjadi? Berikut informasinya selengkapnya.
Drama Pembajakan Pesawat Garuda Woyla
Sudah 41 tahun berlalu sejak peristiwa pembajakan pesawat yang menakutkan tersebut menimpa Garuda Woyla dengan rute semula Jakarta-Medan-Palembang. Namun di tengah perjalanan, sekelompok teroris berhasil menguasai pesawat dan memaksa Kapten Pilot Herman Rante untuk menerbangkan pesawat beserta penumpangnya menuju Libya via transit di Colombo, Sri Lanka. Tentu saja permintaan tersebut tak mungkin dipenuhi mengingat persediaan avtur yang terbatas.
Namun, seorang pembajak tetap kekeh meminta pilot untuk menerbangkan pesawat sejauh-jauhnya meninggalkan Indonesia. Pesawat akhirnya dialihkan ke Penang, Malaysia untuk melakukan pengisian bahan bakar. Pesawat tersebut kemudian kembali terbang ke Bandara Don Mueang, Thailand.
Para pembajak sempat menurunkan penumpang seorang wanita berusia 73 tahun saat transit di Malaysia bernama Hulda Panjaitan sebab ia tak berhenti menangis saat berada di dalam pesawat. Setelahnya, pesawat terbang kembali dan mendarat di Thailand karena ancaman teroris.
Setelah sampai di Thailand, para pembajak kemudian membacakan tuntutan mereka seperti anggota komando jihad di Indonesia yang berjumlah 80 orang sebagai tahanan politik untuk segera dibebaskan, orang Israel dikeluarkan dari Indonesia, Adam Malik dicopot sebagai wakil presiden.
Drama pembajakan tersebut berlangsung selama 4 hari. Peristiwa tersebut merupakan sejarah untuk pertama kalinya bagi Indonesia pembajakan pesawat oleh teroris bermotif jihad. Pembajak pesawat tersebut terdiri dari lima orang, mereka masing-masing bernama Mahrizal, Zulfikar, Abdullah Mulyono, Sofyan Effendy alias Abu Sofyan, dan yang paling muda bernama Wendy.
Proses Penyelamatan
Para pembajak tak bersedia berunding dengan pejabat sekelas duta besar. Mereka meminta pejabat yang lebih tinggi seperti Panglima Kopkamtib, Laksana Soedomo. Pemerintah pusat di Jakarta kemudian mengutus Kepala BAKIN Jenderal Yoga Seogomo.
Sebuah pesawat DC-9 milik Garuda langsung dipinjam untuk dipelajari seluk beluknya. Usai menjalani latihan selama 2 hari di hanggar Garuda, pasukan khusus yang diisi tentara terpilih ini yakin bisa menyelesaikan misi penyelamatan.
Nahas dalam misi penyelamatan tersebut satu kopassus gugur yakni Pembantu Letnan Achmad Kirang yang sudah terlanjur masuk pesawat sebelum pintu depan didobrak. Ia tertembak dan tewas di tempat. Kapten Pilot Herman Rante juga meninggal di Bangkok enam hari setelah operasi penyergapan berlangsung. Keduanya kemudian dimakamkan di TMP Kalibata.
Sementara Imran bin Muhammad Zein selaku otak peristiwa pembajakan pesawat DC-9 ini kemudian dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat pada tahun 1981.
(mdk/nof)