Banyak yang Nganggur karena Pandemi, Kelompok Tukang Cukur Garut Bikin Inovasi Ini
Di tengah banyaknya tukang cukur gulung tikar, komunitas pangkas rambut di Garut justru mengeluarkan inovasi baru. Mereka menciptakan berformat aplikasi daring, agar para anggotanya bisa terus mencari nafkah.
Pandemi Covid-19 membuat industri pangkas rambut terpaksa tak bisa menjalankan kegiatan usahanya seperti biasa. Di tengah banyaknya tukang cukur gulung tikar, komunitas pangkas rambut di Garut justru mengeluarkan inovasi baru. Mereka menciptakan berformat aplikasi daring, agar para anggotanya bisa terus mencari nafkah.
Terobosan yang diberi nama Pang-Ling (Pangkas Keliling) itu, ternyata berhasil membangkitkan geliat perekonomian para jasa tukang cukur di Garut. Banyak dari kalangan pelanggan yang mengaku puas akan pelayanannya di tengah aturan pembatasan fisik.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Apa saja yang ditemukan di Situs Banten Girang sebagai bukti peradaban di masa lampau? Di area tersebut terdapat kompleks bangunan, arca hingga makam dari tokoh agama yang cukup berpengaruh kala itu.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
"Mereka akhirnya nganggur di kampung, sementara keahliannya sangat dibutuhkan," papar Rudy (48), yang merupakan salah satu pengelola sumber daya dari aplikasi Pang-Ling, dalam obrolan yang dilansir dari Liputan6.com, Kamis (15/10/2020) kemarin.
Kembali Bergeliat
Rudy menyebut, di tahap awal ada sekitar 50 tukang cukur dengan latar belakang berbeda bergabung di aplikasi Pang-Ling tersebut. Ke depan, Pang-Ling akan terus mengembangkan jasa layanan pangkas onlinenya.
Pria yang akrab disapa Kang Rudy itu menyebut, berkat pembekalan dari pihak pengembang, tukang cukut di kota Intan bisa kembali memutar roda ekonomi. Semakin ke sini, makin banyak tukang cukur, bahkan dari luar daerah, ikut bergabung.
©2019 Merdeka.com
"Kebetulan pada saat bersamaan akibat Covid-19, pembatasan jarak menjadi perhatian serius pemerintah," ujarnya.
Mengutamakan Protokol Kesehatan
Selain itu, untuk memuaskan para pelanggan, Pang-Ling selalu mengutamakan penerapan protokol kesehatan. Sebelum melayani pesanan di aplikasi, seluruh barber diwajibkan memahami penerapan protokol kesehatan masa Pandemi Covid-19.
"Soal keahlian kami optimis tidak ada kendala, cuma soal prosedur kesehatan yang perlu kami berikan. Diawali dengan kewajiban mereka menggunakan masker, kemudian alat perlindungan diri (APD) lainnya seperti face shiled, sarung tangan hingga penyemprotan disinfektan terhadap seluruh alat cukur yang akan digunakan bagi pelanggan.” imbuhnya.
Memberikan Pelayanan Optimal
"Beda urusan jika pemilik rumah yang menyatakan mereka yang nanti akan bersihkan," ujarnya. Dari pelayanan optimal tersebut, menurutnya, kebanyakan pelanggan mengaku puas.
"Bagi kami pelayanan optimal adalah modal utama yang harus diberikan bagi pelanggan," tambahnya.
Salah satu pelanggan, Ahmad (35), warga Tarogong Kidul, Kabupaten Garut merasakan kepuasan layanan tukang cukur di aplikasi daring tersebut.
“Selain ahli, mereka juga menjaga sopan santun dengan baik dan kami tak perlu repot menyediakan hand sanitizer karena telah padam prosedur, sehingga kami pun merasa aman,” ujarnya.
Untuk mendapatkan layanan ini, pelanggan perlu mengeluarkan uang sebesar Rp35 ribu dengan ongkos Rp2 ribu per kilometer jarak rumah. Tertarik mencoba?