Baru Sepekan Ditanami Malah Kena Banjir, Kondisi Sawah di Majalengka Ini Bikin Miris
Ratusan hektare sawah di Desa Jatitengah, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat terendam banjir. Padahal padi-padi di sana baru berumur satu minggu.
Ratusan hektare sawah di Desa Jatitengah, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat terendam banjir. Padahal padi-padi di sana baru berumur satu minggu.
Salah seorang pemilik sawah, Jayana mengatakan bahwa banjir tersebut membuat dirinya merugi. Bencana banjir tersebut disebutnya sudah berlangsung selama dua hari ini.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama âMataram Courantâ dan satunya lagi bernama âBintang Mataramâ.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
“Ini banjirnya karena kemarin hujan deras, ini tertutup semua sawahnya. Kalau tiga hari seperti ini terus padinya bisa mati,” kata Jayana, Senin (19/12) mengutip ANTARA.
Petani Alami Kerugian hingga Rp5 Juta Per Hektare
ilustrasi sawah terkena banjir ©2020 Liputan6.com/Angga Yuniar
Akibat banjir ini, Jayana mengaku mengalami kerugian hingga Rp5 juta per hektarenya. Ia pun khawatir padi-padinya bisa mati akibat terendam air banjir.
Seperti terpantau di lokasi, banjir merendam hampir seluruh area sawah hingga mirip lautan. Kedalamannya berkisar 20 sampai 30 cm.
“Ini sudah terendam semua, tertutup banjir. Dan biayanya sudah Rp5 juta seperti ini, per hektarenya” kata Jayana.
Sekitar 200 Hektare yang Terendam
Sementara itu, Kepala Desa Jatitengah, Syaiful Aziz, mengatakan jika seluruh area sawah yang terendam banjir mencapai 200-an hektare. Jika kondisi terus seperti ini akan berdampak ke gagal panen karena padi-padi tersebut membusuk.
Menurut dia, banjir ini berasal dari aliran Sungai Cibuaya, yang diketahui meluap karena adanya pendangkalan.
“Di sana kondisinya sangat parah, hampir 200 hektare lahan sawah yang terendam banjir,” kata Syaiful Aziz, kepada wartawan.
Selain Jatitengah, terdapat sejumlah area sawah di desa lain yang ikut terendam banjir, seperti Desa Babad Jurang, Desa Jatitujuh, Desa Biawak, Desa Panyingkiran dan Desa Jatiraga.
Bandara Kertajati Disebut Jati Penyebab
Bencana banjir ini juga diduga kiriman dari sungai-sungai di kawasan Bandara Kertajati, karena alirannya tertutup proyek tersebut. Kondisi ini diperparah dengan adanya penyempitan dan pendangkalan dari Sungai Cibuaya yang membuat air hujan tak tertampung hingga meluap.
Menurut Syaiful Aziz, hingga saat ini belum ada normalisasi sungai sehingga saat hujan deras ditambah kiriman air dari daerah lain menimbulkan banjir.
“Kondisi ini memang sudah lama terjadi, sejak bandara ada. Jadi air dari Kertajati itu masuk ke Sungai Cibuaya semua, sehingga tidak bisa tertampung. Dan yang kita tau, Sungai Cibuaya kan sudah dangkal, juga sempit. Sampai sekarang pun belum ada normalisasi,” katanya.
Pemerintah Desa Jatitengah berharap agar ada tindakan normalisasi Sungai Cibuaya dari Pemerintah Daerah Majalengka sehingga bisa meminimalisir terjadinya banjir di kemudian hari.