Cerita Mantan Vokalis Band Ternama Bandung Buka Usaha Ramen, Nekat Modal Hanya Rp 200 Ribu Kini Sukses Punya Cabang
Usaha ini membuatnya punya banyak waktu bersama keluarga.
Usaha ini membuatnya punya banyak waktu bersama keluarga.
Cerita Mantan Vokalis Band Ternama Bandung Buka Usaha Ramen, Nekat Modal Hanya Rp 200 Ribu Kini Sukses Punya Cabang
Membuka usaha ramen kini dipilih oleh salah seorang mantan vokalis band asal Bandung, Jawa Barat, Donny Supriyadi. Bukan hal mudah baginya untuk memulai hal baru ini. Dengan modal awal yang minim, ia beryakin untuk mengembangkan usahanya hingga kini sukses membuka cabang.
-
Siapa yang meneruskan usaha Sate Tukangan di Yogyakarta? Saat ini, Ainun merupakan generasi ketiga penjual sate itu, dari pertama kali didirikan oleh sang kakek.
-
Siapa yang merintis bisnis minuman sarang walet? Sebuah perusahaan ternama asal Bojonegoro berhasil menguasai pasar olahan sarang burung walet dalam bentuk minuman kemasan. Menariknya, cikal bakal minuman sarang burung walet pertama di Indonesia ini muncul dari pengalaman pribadi sang pemilik perusahaan.
-
Mengapa Risma memilih ramen sebagai bisnisnya? Ramen menjadi pilihannya karena selain nasi, mie sangat digemari banyak orang Indonesia.
-
Bagaimana cara warung burjo berkembang jadi Warmindo? Warung burjo lawas dulunya memang cuma menjual menu bubur kacang ijo saja. Tapi, lama kelamaan menunya juga berkembang sesuai selera masyarakat di sekitarnya.
-
Bagaimana Darma Mangkuluhur memulai bisnisnya? Miliki Bisnis Yang Berkembang Pesat, Ini Potret Darma Mangkuluhur Putra Tommy Soeharto yang Akan Bangun Lapangan Golf Senilai Rp1,2 Triliun Merupakan Komisaris Darma adalah komisaris di PT Intra GolfLink Resorts (IGR) dan PT Wisma Purnayudha Putra, perusahaan properti, seperti dilaporkan oleh CNN Indonesia.
-
Bagaimana Midah memulai usaha bandengnya? Berbekal keyakinan kuat meski dengan modal yang minim, Midah kemudian membaca peluang untuk memulai usaha kuliner ini. Tak selamanya seorang pekerja migran Indonesia (PMI) bisa membawa pulang hasil jerih payahnya ke kampung halaman. Hal ini yang turut dirasakan oleh Midah Dahmalia.
Donny menceritakan jika kini hanya ingin fokus menjadi pengusaha agar memiliki waktu yang banyak bersama keluarga.
Ia juga ingin dunia barunya bisa menenangkan dirinya, sehingga bisa dijalankan dengan maksimal.
Bersama brand Ramen Mastato miliknya, Donny kemudian menceritakan pengalaman saat membuka usaha kuliner di kota kembang. Berikut informasi selengkapnya.
Berawal dari jualan bakso
Mengutip kanal YouTube Kisah Juragan, Kamis (30/11), Donny mengaku jika awal membuka usaha kuliner tidak langsung di varian ramen. Namun ia terlebih dahulu berjualan bakso pada paruh tahun 2013.
Modal yang dikeluarkan pun hanya minim yakni Rp200 ribu, dengan model penjualan dari pintu ke pintu sampai teman ke teman.
“Ini tuh awalnya iseng dan cuma punya produk bakso, jualannya dengan cara door to door. Jadi gak punya kedai dulu. Hanya ke yang kenal aja dijualnya, dengan modal paling Rp200 ribu dan nggak tau juga bakal seperti sekarang,” terangnya
Produk baksonya handmade
Sebelum fokus di kuliner ramen, Donny banyak mencoba untuk bekerja mulai dari di restoran cepat saji, lalu membuat usaha fashion dan menjual pakaian lewat distro.
Menurutnya, usaha-usaha tersebut tidak berjalan maksimal, hingga akhirnya ia menemukan jalan untuk fokus di kuliner bakso hingga ramen di Jalan Ternate, Kota Bandung.
“Jadi setelah kerja sama sama saudara itu coba bikin bakso hand made dan enak, akhirnya dikemas terus dijual dan laku,” terang mantan vokalis band metal/punk itu.
Harus siap rugi
Donny mendapat pelajaran banyak saat membuka usaha ramen, yakni harus siap merugi dan jangan berharap untung terus. Ini karena banyak risiko yang akan dihadapi.
Kesiapan itu di antaranya harus bisa beradaptasi dengan kenaikan bahan produksi, harus siap saat jualan sepi serta harus konsisten menjaga kualitas.
“Ya kalau bisa mah jangan ngakalin lah, dan harus siap saat harga bahan naik, terus saat ada waktunya bahan baku tidak ada, ya tetap harus dicari, soalnya nanti kualitasnya menurun dan ditinggal konsumen, biarlah untungnya dikit, yang penting tetap jalan,” katanya
- Melacak Jejak Bekas Bandara Pertama di Kota Semarang, Kini Nyaris Hilang Tergerus Zaman
- Potret Rumah Mewah Andika Kangen Band, di Dalam Garasinya Sederet Mobil Mewah Bikin Melongo
- Keren! Pria Asal Bandung Ini Bisa Bakar Sampah Tanpa Asap, Pakai Alat yang Dibuatnya Sendiri
- Bak Anak Band, Begini Aksi Menteri Basuki Gebuk Drum Bawakan Lagu Dewa 19
Waktu dengan keluarga adalah kunci semangat
Ia mengaku menikmati momen untuk fokus di kuliner, karena waktunya akan penuh bersama keluarga.
Sepengalamannya saat masih menjadi vokalis band, ia banyak meninggalkan keluarga karena jadwal manggung yang padat. Bahkan Donny kerap keluar kota untuk meramaikan festival musik.
“Saya memilih kuliner karena akan punya banyak waktu bersama keluarga. Kalau waktu sama band kan, tour, manggung, ngeband jadi terlalu banyak waktu yang terbuang lah. Dan kalau kuliner itu kalau untung ya gede banget, kalau rugi ya cukup,” katanya
Punya cabang di Garut
Untuk saat ini ramen miliknya sudah memiliki cabang hingga ke Garut, Jawa Barat.
Cabang ini rupanya dikelola oleh sang anak, dengan pola manajemen yang lebih tertata.
"Untuk cabang ini idenya dari anak saya, dia bikin sistemnya dan timnya ada 5 orang, ada keuangan, promo marketing, produksi, ada pemasaran sama konten," katanya