Doa Keluar WC berdasarkan Hadis, Lengkap dengan Adab-Adabnya
Doa keluar WC tidak hanya merupakan manifestasi dari kesadaran akan kehadiran Ilahi, tetapi juga bagian dari adab (etika) yang diajarkan oleh Rasulullah.
Dengan membaca doa keluar WC, seorang Muslim meminta perlindungan dari gangguan setan dan jin saat keluar dari WC.
Doa Keluar WC berdasarkan Hadis, Lengkap dengan Adab-Adabnya
Dalam kehidupan sehari-hari, umat Islam diajarkan untuk senantiasa mengingat Allah SWT, bahkan dalam aktivitas yang tampak sepele seperti keluar dari WC (kamar mandi). Doa keluar WC tidak hanya merupakan manifestasi dari kesadaran akan kehadiran Ilahi, tetapi juga bagian dari adab (etika) yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
merdeka.com
-
Apa yang dimaksud dengan doa masuk WC dalam Islam? Membaca doa masuk WC adalah bentuk perlindungan dan permohonan ampunan kepada Allah. Dalam Islam, menjaga kebersihan dan menjalankan tata cara yang benar di toilet adalah bagian dari kewajiban untuk memelihara kesucian tubuh dan lingkungan sekitar. Dengan membaca doa, seorang Muslim memohon perlindungan Allah dari setan yang mungkin berada di tempat tersebut dan meminta ampunan-Nya atas segala tindakan yang dilakukan selama di toilet.
-
Apa arti doa keluar kamar mandi? "Alhamdulillahilladzi azhaba 'annil adzaa wa'aafaanii."Artinya: "Dengan mengharap ampunan-Mu, segala puji milik Allah yang telah menghilangkan kotoran dari badanku dan yang telah menyejahterakan."
-
Bagaimana cara membaca doa masuk WC? Doa masuk WC dan artinya yang bisa dibaca oleh umat Muslim adalah sebagai berikut:Allâhumma innî a’ûdzu bika minal khubutsi wal khabâitsi.Artinya: “Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari godaan iblis jantan dan betina.
-
Kapan doa masuk WC dibaca? Doa masuk WC tersebut bisa Anda baca saat akan masuk ke kamar mandi, tentunya saat kamu masih di luar kamar mandi. Hal ini karena saat sudah berada di dalam mandi, Anda tidak diperbolehkan untuk mengucapkan ucapan yang menyebutkan nama Allah SWT, nama Rasul, ayat dalam Al-Qur'an, serta doa lainnya.
-
Mengapa penting untuk membaca doa masuk WC? Membaca doa masuk WC juga mencerminkan penghargaan terhadap sunah Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad memberikan teladan dalam segala aspek kehidupan, termasuk tata cara masuk dan keluar dari toilet.Dengan mengikuti sunah tersebut, seorang Muslim menunjukkan rasa hormat dan kepatuhan kepada petunjuk Nabi sebagai model utama dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
-
Apa yang dimaksud dengan doa masuk kamar mandi? Doa masuk kamar mandi adalah doa sehari-hari yang wajib dihapalkan.
Adab keluar WC mencakup tata cara yang harus diikuti seorang Muslim, mulai dari langkah kaki yang pertama kali menginjak tanah setelah keluar WC, hingga ucapan yang keluar dari bibir. Doa keluar WC akan menjadi pengingat akan nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT, serta permohonan untuk perlindungan dari segala keburukan dan kejahatan.
Berikut merdeka.com rangkum tentang doa keluar WC, referensi hadis yang menjadi dasarnya, serta adab-adab yang dianjurkan.
Doa Keluar WC
Sebagai seorang muslim, kehidupan kita tak lepas dari doa-doa yang dibaca sehari-hari di setiap aktivitas. Bahkan untuk hal yang tampak sepele sekalipun, Islam telah mengatur doa di dalamnya agar hidup kita dipenuhi dengan keberkahan dan selalu ingat dengan Sang Pencipta.
Salah satunya adalah saat keluar dari WC atau kamar mandi. Doa keluar WC adalah salah satu doa sehari-hari yang seharusnya kita hapal. Bacaannya bervariasi, ada yang pendek ataupun yang panjang.
Berikut bacaan doa keluar WC yang umum dibaca:
غُفْرَانَكَ الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَذْهَبَ عَنّى اْلاَذَى وَعَافَانِىْ
"Ghufranaka alhamdulillahilladzi azhaba 'annil adzaa wa'aafaanii."
Artinya: "Dengan mengharap ampunan-Mu, segala puji milik Allah yang telah menghilangkan kotoran dari badanku dan yang telah menyejahterakan."
غُفْرَانَكَ الْحَمْدُ لِلهِ الذي أَذْهَبَ عَنِّيْ الْأَذَى وَعَافَانِيْ اللهم اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ. اللَّهُمَّ طَهِّرْ قَلْبِيْ مِنَ النِّفَاقِ وَحَصِّنْ فَرْجِيْ مِنَ الْفَوَاحِشِ
"Guhfroonaka alhamdulillahi alladzi adzhaba ‘anni al-adza wa ‘aafaani. Allahumma ij’alni minat tawwaabiina waj’alni minal mutathohhiriin. Allahumma thohhir qolbi minan nifaaqi wa hashshin farji minal fawaahisyi."
Artinya: "Dengan mengharap ampunanmu, segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan penyakit dari tubuhku, dan menyehatkan aku. Ya Allah, jadikanlah aku sebagai bagian orang yang bertobat dan jadikanlah aku bagian dari orang yang suci. Ya Allah, bersihkan hatiku dari kemunafikan, dan jaga kelaminku dari perbuatan keji (zina)."
Bacaan Doa Keluar WC berdasar Hadis
Selain dua bacaan doa keluar WC yang telah disebutkan di atas, masih ada doa keluar WC lainnya yang perlu Anda ketahui. Doa keluar WC ini didasarkan pada hadis dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa setelah beliau keluar kamar mandi beliau ucapkan “ghufronaka” (Ya Allah, aku memohon ampun pada-Mu).”
(HR. Abu Daud no. 30, At Tirmidzi no. 7, Ibnu Majah no. 300, Ad Darimi no. 680. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Dari hadis shahih tersebut diketahui bahwa doa keluar WC yang biasa diamalkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebagai berikut,
“Ghufronaka”
Artinya: “Ya Allah, aku memohon ampun pada-Mu.”
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan tentang doa ini,
“Kenapa seseorang dianjurkan mengucapkan “ghufronaka” selepas keluar dari kamar kecil, yaitu karena ketika itu ia dipermudah untuk mengeluarkan kotoran badan, maka ia pun ingat akan dosa-dosanya. Oleh karenanya, ia pun berdoa pada Allah agar dihapuskan dosa-dosanya sebagaimana Allah mempermudah kotoran-kotoran badan tersebut keluar.”
mengutip rumaysho.com.
Adab Buang Hajat di WC
Adab buang hajat dalam Islam adalah tata cara yang diajarkan sesuai ajaran Islam untuk menjaga kebersihan, kesucian, dan kesehatan ketika seseorang hendak membuang air besar atau kecil. Berikut beberapa adab buang hajat dalam Islam beserta penjelasannya:
- Menutup diri dan menjauh dari manusia ketika buang hajat. Hal ini dilakukan untuk menjaga aurat dan menghindari gangguan setan yang suka berada di tempat kotor. Rasulullah SAW tidak pernah buang hajat di tempat terbuka, melainkan di tempat yang jauh dan tidak terlihat.
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
“Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika safar, beliau tidak menunaikan hajatnya di daerah terbuka, namun beliau pergi ke tempat yang jauh sampai tidak nampak dan tidak terlihat.” (HR. Ibnu Majah).
- Tidak membawa barang yang bertuliskan nama Allah atau Rasul-Nya. Hal ini dilakukan untuk menghormati dan mengagungkan nama-nama yang suci. Barang-barang yang bertuliskan nama Allah atau Rasul-Nya harus diletakkan di tempat yang bersih dan aman.
- Membaca doa sebelum dan sesudah buang hajat. Hal ini dilakukan untuk memohon perlindungan dan rahmat Allah SWT dari syaitan dan penyakit.
Dari Abu Ayyub Al Anshori, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika kalian mendatangi jamban, maka janganlah kalian menghadap kiblat dan membelakanginya. Akan tetapi, hadaplah ke arah timur atau barat.” Abu Ayyub mengatakan, “Dulu kami pernah tinggal di Syam. Kami mendapati jamban kami dibangun menghadap ke arah kiblat. Kami pun mengubah arah tempat tersebut dan kami memohon ampun pada Allah Ta’ala.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
- Menggunakan air atau batu untuk membersihkan najis. Hal ini dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kesucian tubuh dan pakaian. Rasulullah SAW menganjurkan menggunakan air untuk membersihkan najis, dan jika tidak ada, maka menggunakan batu atau benda-benda yang bersih dan tidak berharga.
- Mendahulukan kaki kiri ketika masuk dan kaki kanan ketika keluar dari tempat buang hajat. Hal ini dilakukan untuk mengikuti sunnah Rasulullah SAW yang selalu mendahulukan kaki kanan ketika melakukan hal-hal yang baik dan kaki kiri ketika melakukan hal-hal yang buruk.
- Tidak berbicara atau berzikir ketika buang hajat. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesopanan dan khusyuk ketika berdoa. Rasulullah SAW melarang berbicara atau berzikir ketika buang hajat, kecuali jika ada kebutuhan mendesak.