Inspiratif, Kolong Flyover Cipinang Disulap Jadi Sentra Sayuran yang Boleh Dipetik
Namun di Kelurahan Cipinang, Jakarta Timur, sebuah kolong Flyover yang dulu terbengkalai justru dimanfaatkan untuk membantu ketahanan pangan di tengah masa pandemi Covid-19. Terlihat berbagai jenis sayuran telah ditanam seperti kangkung, sawi, pokcoy, kembang kol, kubis, terong, cabai dan sayuran lainnya.
Kolong jembatan umumnya akan dibiarkan kosong dan tak terkelola. Namun di Kelurahan Cipinang, Jakarta Timur, sebuah kolong Flyover justru dimanfaatkan untuk membantu ketahanan pangan di tengah masa pandemi Covid-19.
Seperti dilansir dari sariagri, Selasa (29/6), kolong jembatan layang di kawasan RW 08 tersebut terlihat ditanami berbagai jenis sayuran yang bisa digunakan oleh siapa saja yang membutuhkan.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Bagaimana kabar terbaru dari seleb dadakan yang meredup? Meskipun popularitas mereka meredup, beberapa dari mereka tetap aktif di media sosial dan masih memiliki pengikut yang setia. Namun, sebagian lainnya * * * * * Kelima seleb dadakan ini viral karena keunikan mereka, baik dari gaya bicara, penampilan, atau konten yang mereka buat. Namun, popularitas mereka yang meredup bisa disebabkan karena kurangnya konten yang menarik, kejenuhan publik, atau munculnya tren baru.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
"Ketika warga gak punya penghasilan, di situ bisa dimanfaatin buat makan sehari-hari,” ujar salah seorang petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), Dian, Sabtu (26/6) lalu.
Dian mengatakan, pemanfaatan tersebut merupakan inisiasi warga untuk menjalankan kegiatan urban farming di tengah terbatasnya lahan kosong di perkotaan.
Bekas Lokasi Pembuangan Bahan Bangunan
©2021 Instagram @kominfotik_jt/editorial Merdeka.com
Sebagaimana disebutkan, lokasi tersebut dahulunya merupakan lahan yang tak terpakai dan kerap digunakan untuk membuang sisa bahan bangunan. Merasa sayang karena terbengkalai, warga di sekitar lokasi pun perlahan mengalihfungsikan menjadi kawasan produktif bahan pangan.
Dian menjelaskan, jika di lokasi bernama Trasa Balong (Sentra Sayuran Bawah Kolong) telah menjadi lahan yang berguna, baik bagi yang ingin bercocok tanam, atau yang membutuhkan demi menyambung hidup.
“Dulunya di sini tempat orang buang puing-puing bangunan jadinya banyak batu yang ada di dalam tanah. Terus dibersihin dan kita campur pakai lumpur-lumpur bekas pengerukkan, terus ditambah sekam juga,” katanya.
Ditanami Berbagai Jenis Sayuran
©2021 Instagram @kominfotik_jt/editorial Merdeka.com
Adapun sederet jenis sayuran telah dibudidayakan di Trasa Balong, yakni kangkung, sawi, pokcoy, kembang kol, kubis, terong, cabai dan sayuran lainnya.
Kemudian ada juga tanaman hias, hingga apotek hidup seperti daun kelor dan tumbuhan obat lainnya. Menurut Dian, bibit-bibit sayuran di lokasi merupakan bentuk swadaya dari warga sekitar.
“Di situasi pandemi seperti ini masyarakat juga bisa menanam sendiri di lingkungan rumah masing-masing, gak harus di lahan yang besar tapi bisa menggunakan wadah kayak ember." kata Dian.
Dirawat dengan Menggunakan Pupuk Kompos Warga
©2021 Instagram @kominfotik_jt/editorial Merdeka.com
Untuk sistem perawatan tanaman sayur, Dian bersama warga di sana menggunakan bahan-bahan alami (kompos) dari sisa sampah organik (sayur dan sisa buah) warga yang tak terpakai di lokasi TPS terdekat.
Kemudian untuk menjauhkan tanaman dari hama, warga di Trasa Balong kerap memanfaatkan air cucian beras, sehingga tanaman akan lebih sehat dan terbebas dari kutu dan semut
“Sebisa mungkin kita gak menggunakan bahan-bahan kimia buat bercocok tanam di sini. Makanya warga juga senang dengan hasilnya karena kayaknya lebih sehat dengan bahan organik,” jelasnya.