Kisah Trio Hijaber Metal Garut Voice of Baceprot Manggung di Amerika, Dipuji Penonton Lokal
Trio hijaber pengusung heavy metal asal Garut, Jawa Barat Voice of Baceprot (VOB) berhasil mengehentak Amerika Serikat.
VOB mendapat sambutan dari metalhead di Amerika
Kisah Trio Hijaber Metal Garut Voice of Baceprot Manggung di Amerika, Dipuji Penonton Lokal
Trio hijaber pengusung heavy metal asal Garut, Jawa Barat Voice of Baceprot (VOB) berhasil mengehentak Amerika Serikat, lewat lawatan tour album terbarunya berjudul “Retas”.
- Dulu Berjaya Bareng Teamlo, Potret Dondot Kini Jadi Penjual Nasi Bakar - Rumah dan Mobil Dijual Demi Sambung Hidup
- FOTO: Aksi TKI di Kuala Lumpur Salam Metal Dukung Pemenangan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024
- Raksasa Otomotif Ini Terpukul di Negeri Sendiri, Rugi Ratusan Juta Dolar Akibat Ini
- Hoki Seumur Hidup, Satu Kelas Kompak Nyanyi Lagu 'Dear God' Langsung Kena Colek Avenged Sevenfold
Berdasarkan keterangan di situs resminya, VOB melakukan beberapa pertunjukkan sejak awal Agustus 2023 lalu, mulai dari Los Angeles, Las Vegas, Chicago sampai San Diego. Mereka tampil garang di atas panggung, dengan membawakan beberapa set macam “What's The Holy (Nobel) Today?”, “(Not) Public Property” dan “The Enemy of Earth is You”. Keterampilan bermain mereka berhasil memukau audiens dan memujinya.
Tampil energik
Dalam pertunjukkannya di Amerika, grup musik yang digawangi Marsya pada vokal gitar, Sitti pada drum dan Widi pada bass tampil all out.
Kemampuan vokal dari Marsya yang berganti-ganti nada mewakili raungan gitar yang tengah dimainkan. Teknik slapping bass dari Widi berhasil mencuri para penonton dan hentakan double pedal drum Sitti menambah hingar bingar pertunjukan yang dijalani. Mereka kemudian terlihat energik saat tampil.
Audiens yang hadir menghilangkan lelah saat pertunjukkan
Vokal sekaligus gitaris VOB, Marsya mengaku kondisi lelah kerap melanda para personil di tengah lawatannya di negeri Paman Sam itu. Namun, saat naik di atas panggung, rasa lelah itu terbayar dengan antusias para penggemar yang memenuhi arena konser. “Yang pasti capek karena hampi tiap hari kita manggung, terus ketemu audiens, tapi ini jadi semacam obat capek juga,” katanya, mengutip YouTube Liputan6 SCTV, Selasa (22/8).
Rindu makan bakso
Ketiganya sepakat bahwa makan bakso menjadi kerinduan saat manggung di luar negeri selama tour berlangsung.
Hal ini karena saat mereka manggung, mereka harus berpisah jauh dengan kampung halaman, beserta makanan khasnya. “Yang dirindukan itu makan bakso sih, seblak terus cilok. Makanan itu sih yang bikin rindu,” kata Marsya
Personil belajar beradaptasi
Sebagai seseorang yang hidup lama di Indonesia, penyesuaian dengan kondisi saat tour di luar negeri sudah pasti dirasakan. Penabuh drum, Sitti mengaku saat ini sudah bisa beradaptasi dengan berbagai kondisi di luar negeri, termasuk makanannya. “Aku seneng sih di tour kali ini, udah bisa beradaptasi sama makanan di luar, kaya sekarang aku lagi suka salad,” kata Sitti.
Sempat ragu khawatir tak ada yang menonton
Walau sudah beberapa kali ke luar negeri, rasa ragu dan takut masih tetap menghantui para personil. Salah satu yang dikhawatirkan adalah tidak adanya penonton yang datang ke show mereka.
Namun ternyata hal ini di luar prediksi, karena nyatanya audiens penyuka musik metal di sana tetap hadir, seperti Matt dan Mooney yang rela datang jauh-jauh dari kota sebelah dengan menempuh perjalanan selama dua jam demi menonton VOB. “It’s fantastic, they is so talented that amazing when you see this band concert. I hope their inspired more people, you know, more women to do this kind stuff (ini fantastis, mereka sangat bertalenta. Luar biasa ketika menyaksikan pertunjukan Voice of Baceprot. Saya harap mereka menginspirasi banyak orang, banyak perempuan untuk bermusik seperti ini),” kata Matt
Bawa pesan sosial
Grup musik Voice of Baceprot sendiri berhasil mencuri perhatian publik nasional dan internasional karena musik yang mereka bawakan mengandung pesan sosial.
Marsya, Sitti dan Widi ingin menyuarakan kesetaraan agar perempuan mampu berdaya. Mereka juga membawa pesan agar masyarakat menjaga alam sebagai sumber kehidupan. “Kita sih pengennya saling belajar bareng ya bersama pendengar kita, bahwa begini lo kondisi bumi saat ini, dan yang paling penting itu konsistennya,” kata Marsya.