Mengenal Kolestasis dan Gejalanya, Gangguan pada Liver yang Harus Diwaspadai
Kolestasis adalah penyakit pada liver atau organ hati. Penyakit ini terjadi ketika aliran empedu dari hati berkurang atau tersumbat.
Kolestasis adalah penyakit pada liver atau organ hati. Penyakit ini terjadi ketika aliran empedu dari hati berkurang atau tersumbat. Empedu sendiri adalah cairan yang diproduksi oleh liver yang membantu pencernaan makanan, terutama lemak.
Ketika aliran empedu berubah, dapat menyebabkan penumpukan bilirubin. Bilirubin adalah pigmen yang diproduksi oleh liver dan dikeluarkan dari tubuh melalui empedu.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Raden Rakha lahir? Raden Rakha memiliki nama lengkap Raden Rakha Daniswara Putra Permana. Ia lahir pada 16 Februari 2007 dan kini baru berusia 16 tahun.
-
Apa itu jamak taqdim? Jamak Taqdim yaitu menggabungkan dua sholat dengan cara mengerjakannya di waktu sholat yang pertama.
Dikutip dari Healthline, ada dua jenis kolestasis, yaitu kolestasis intrahepatik dan kolestasis ekstrahepatik. Kolestasis intrahepatik berasal dari liver. Kolestasis ini dapat disebabkan oleh penyakit, infeksi, penggunaan obat, kelainan genetik, atau pun efek hormonal pada aliran empedu. Selain itu, kehamilan juga dapat meningkatkan risiko penyakit ini.
Kemudian kolestasis lainnya, yaitu kolestasis ekstrahepatik, adalah penyakit yang disebabkan karena adanya penghalang fisik ke saluran empedu. Penyumbatan ini bisa disebabkan oleh batu empedu, kista, dan tumor sehingga dapat membatasi aliran empedu. Berikut akan kami sampaikan lebih lanjut mengenai gejala dan penyebab kolestasis yang perlu Anda tahu.
Gejala Kolestasis
Kedua jenis kolestasis menghasilkan gejala yang sama. Jika menderita penyakit ini, Anda mungkin akan mengalami gejala seperti:
- penyakit kuning, yaitu menguningnya kulit dan putih mata Anda
- urin gelap
- tinja berwarna terang
- sakit perut
- kelelahan
- mual
- gatal berlebihan
Perlu diingat bahwa tidak semua orang yang menderita kolestasis memiliki gejala, dan orang dewasa dengan kolestasis kronis justru sering mengalaminya tanpa ada gejala.
Penyebab Kolestasis
Kolestasis yang menyumbat empedu ini dapat disebabkan oleh sejumlah faktor.
Obat-obatan
Liver memainkan peran penting dalam memetabolisme obat. Namun, ada beberapa obat yang sulit untuk dimetabolisme oleh liver Anda daripada obat yang lain, dan mungkin ada juga yang berbahaya bagi liver Anda. Obat-obatan ini termasuk:
- beberapa antibiotik, seperti amoksisilin (Amoxil, Moxatag) dan minocycline (Minocin)
- steroid anabolik
- beberapa antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen (Advil, Motrin IB)
- kontrasepsi oral
- obat antiepilepsi tertentu
- obat antijamur tertentu
- beberapa obat antipsikotik
- obat antimikroba tertentu
Anda harus minum obat sesuai dengan petunjuk, dan jangan berhenti minum obat yang diresepkan dokter tanpa berbicara dengan mereka terlebih dahulu.
Penyakit
Penyakit tertentu dapat menyebabkan jaringan parut atau peradangan pada saluran empedu, hingga pada akhirnya menyebabkan kolestasis. Penyakit ini termasuk:
- infeksi dari virus seperti HIV, hepatitis, cytomegalovirus, dan Epstein-Barr
- infeksi bakteri
- penyakit autoimun tertentu, seperti sirosis bilier primer, yang dapat menyebabkan sistem kekebalan Anda menyerang dan merusak saluran empedu
- kelainan genetik, seperti penyakit sel sabit
- kanker tertentu, seperti kanker hati dan pankreas, serta limfoma
Kolestasis Kehamilan
Kolestasis kehamilan intrahepatik, juga disebut kolestasis obstetrik, diperkirakan terjadi pada 1 hingga 2 kehamilan per 1.000 di Amerika Serikat. Gejala kolestasis obstetrik yang paling umum adalah gatal tanpa ruam. Hal ini disebabkan oleh penumpukan asam empedu dalam darah.
©©Shutterstock.com/ Zurijeta
Rasa gatal umumnya terjadi pada trimester terakhir kehamilan. Bisa juga disertai dengan:
- penyakit kuning
- tinja berwarna pucat
- urin gelap
- sakit perut
- mual
Temui dokter jika Anda mengalami gatal-gatal saat hamil. Beberapa obat yang dijual bebas, seperti antihistamin atau krim anti-gatal yang mengandung kortison, umumnya tidak efektif untuk mengobati kondisi ini dan dapat membahayakan bayi Anda yang belum lahir. Sebagai gantinya, dokter dapat meresepkan obat yang membantu mengatasi rasa gatal namun tidak membahayakan bayi Anda.
Apakah kolestasis obstetrik berbahaya?
Kolestasis obstetrik bisa menjadi kondisi serius bagi ibu dan bayi. Meskipun sebagian besar kasus tidak mengancam, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:
- persalinan prematur
- fetal distress
- lahir mati
Sebagian besar kasus kolestasis obstetrik akan sembuh setelah melahirkan. Namun, kondisi ini dapat memengaruhi kesehatan Anda dalam jangka panjang. Selain itu, wanita yang menderita kolestasis selama kehamilan juga memiliki peningkatan risiko:
- kanker sistem bilier
- penyakit tiroid
- diabetes
- penyakit Crohn
Pengobatan
Kolestasis dapat terjadi pada setiap orang di segala usia, baik pada pria maupun wanita. Pemulihan tergantung pada seberapa parah kasusnya sebelum pertama kali didiagnosis. Faktor lain adalah penyebab yang mendasari penyakit ini.
Langkah pertama untuk mengobati kolestasis adalah dengan mengobati penyebab yang mendasarinya. Misalnya, jika dokter menemukan bahwa obat-obatan adalah penyebab kondisi tersebut, maka dokter dapat merekomendasikan obat yang berbeda. Jika penyumbatan seperti batu empedu atau tumor menyebabkan cadangan empedu, dokter mungkin merekomendasikan operasi.
Dalam kebanyakan kasus, kolestasis obstetrik bisa sembuh setelah melahirkan. Namun, wanita yang mengalami kolestasis obstetrik masih harus dipantau pascakehamilan.