Mengenal Yahya Kurniawan, Pembuat Kendang Sunda asal Bogor yang Masih Bertahan
Yahya Kurniawan (52) saat ini dikenal sebagai maestro kendang Sunda yang masih bertahan. Ia mampu menciptakan alat musik pukul itu dengan suara yang nendang. Dalam pembuatan kendang, Yahya hanya memakai kayu pohon nangka dan jengkol dengan karakter yang khas.
Yahya Kurniawan (52) saat ini dikenal sebagai maestro kendang Sunda yang masih bertahan. Ia mampu menciptakan alat musik pukul itu dengan suara yang nendang. Dalam pembuatan kendang, Yahya hanya memakai kayu pohon nangka dan jengkol dengan karakter yang khas.
Yahya sehari-harinya mampu membuat satu set kendang yang biasa digunakan untuk pertunjukan musik Sunda maupun jaipongan. Beberapa kendang itu adalah indung (kendang besar), kendang kulanter (berukuran sedang), dan ketipung (kendang berukuran paling kecil).
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Masing-masing kendang yang ia buat memiliki fungsi dalam komposisi lagu, seperti bass, melodi hingga pengiring. Berikut kisah Yahya selengkapnya.
Dimulai Sejak Tahun 1994
©2022 Wikipedia/ Merdeka.com
Dikutip dari Instagram Napak Jagat Pasundan, Yahya memulai pekerjaannya sebagai pembuat kendang sejak tahun 1994 silam. Ketika itu dirinya meneruskan usaha keluarganya yang berkecimpung di kesenian Sunda.
Di kediamannya di Kampung Cikarawang RT 02/ RW 04, Desa Tegal Waru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ia memproduksi berbagai jenis kendang Sunda bersama sejumlah karyawannya.
Kendang buatannya sudah banyak terjual ke berbagai daerah, termasuk dipasarkan kepada seniman dan musisi Sunda di Bogor, Sukabumi, hingga Lebak, Banten.
Tulus Melestarikan Seni Sunda
Saat ini, Yahya Kurniawan bisa dibilang merupakan maestro pembuat kendang Sunda nomor satu yang masih ada. Menurutnya, orang tua dan kakeknya lah yang mewanti-wantinya agar terus membuat kendang Sunda, di samping sebagai usahanya.
Awal ketertarikannya sendiri dimulai ketika usianya menginjak 25 tahun. Saat itu ia melihat keluarganya terampil di alat musik pukul itu, dan mulai keranjingan untuk berlatih siang hingga malam.
Karya-karya kendangnya banyak diminati oleh kalangan musisi gamelan Sunda, rombongan pemusik wayang Goleg, dan para pelestari tradisi di Jawa Barat lainnya.
Proses Pembuatannya Ia Lakukan Sendiri
Pada awal usahanya membuat kendang, Yahya melakukan semuanya seorang diri. Ia mulanya mencari kayu, memotong bentuk, membuat pola hingga menentukan jenis kendang apa yang akan dibuat. Semuanya ia rakit dengan penuh ketelitian dan kesabaran.
Untuk kulitnya, Yahya biasa menggunakan kulit lembu lalu terdapat proses pengeringan kayu yang cukup lama. Menurutnya, tantangannya di sana, agar hasil suara dari kendangnya terdengar merdu dan berkualitas.
Seiring berjalannya waktu, usaha kendangnya kian maju dan dirinya mulai merekrut banyak karyawan. Untuk harganya, Yahya mematok dengan bervariasi, tergantung jenis dan ukurannya.
Mengutip YouTube Dedjoem, harga kendang buatan Yahya sendiri berkisar di angka Rp3 juta untuk kendang biasa, kemudian kualitas di atasnya Rp4 juta, hingga kualitas tiga Rp7,5 juta.