Obesitas pada Anak: Penyebab, Gejala, dan Dampaknya bagi Kesehatan
Obesitas pada anak adalah penyakit kompleks yang terjadi ketika anak memiliki berat badan di atas angka normal berdasarkan usia dan tinggi badan mereka.
Obesitas pada anak adalah penyakit kompleks yang terjadi ketika anak memiliki berat badan di atas angka normal berdasarkan usia dan tinggi badan mereka.
Definisi medis dari obesitas pada anak adalah ketika anak memiliki indeks massa tubuh (BMI) pada atau di atas 95 persen pada grafik pertumbuhan spesifik Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Raden Rakha lahir? Raden Rakha memiliki nama lengkap Raden Rakha Daniswara Putra Permana. Ia lahir pada 16 Februari 2007 dan kini baru berusia 16 tahun.
-
Apa itu jamak taqdim? Jamak Taqdim yaitu menggabungkan dua sholat dengan cara mengerjakannya di waktu sholat yang pertama.
Obesitas pada anak sangat meresahkan karena sering membuat anak-anak mengalami masalah kesehatan yang pernah dianggap sebagai masalah kesehatan orang dewasa, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi. Obesitas pada anak juga dapat menyebabkan penurunan kepercayaan diri dan depresi.
Mengatur kebiasaan makan dan olahraga adalah strategi terbaik untuk menurunkan risiko obesitas. Mengobati dan mencegah obesitas pada masa kanak-kanak juga akan membantu melindungi kesehatan anak Anda saat ini dan di masa depan.
Penyebab dan Faktor Risiko
Dilansir dari mayoclinic.org, masalah gaya hidup yang tidak banyak aktivitas dan terlalu banyak mendapat kalori dari makanan dan minuman, adalah kontributor utama obesitas pada anak. Tetapi faktor genetik dan hormonal juga dapat berperan.
Banyak faktor yang bisa meningkatkan risiko anak mengalami kelebihan berat badan:
- Diet. Makan makanan berkalori tinggi secara teratur, seperti makanan cepat saji, makanan yang dipanggang, dan makanan ringan, dapat menyebabkan berat badan anak Anda bertambah. Permen dan makanan penutup juga dapat menyebabkan penambahan berat badan. Banyak juga bukti yang menunjukkan jika minuman manis, seperti jus buah dan minuman olahraga, sebagai penyebab obesitas pada beberapa orang.
- Kurangnya olahraga. Anak-anak yang tidak banyak berolahraga lebih mudah untuk menambah berat badan karena mereka tidak membakar banyak kalori. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk aktivitas yang tidak menggerakkan tubuh, seperti menonton televisi atau bermain video game, juga berkontribusi terhadap masalah tersebut.
- Faktor keluarga. Jika anak berasal dari keluarga yang memiliki masalah kelebihan berat badan, kemungkinan dia juga berisiko untuk memiliki berat badan berlebih. Hal ini terutama berlaku di lingkungan di mana makanan berkalori tinggi selalu tersedia dan aktivitas fisik tidak sering dilakukan.
- Faktor psikologi. Stres pribadi, orang tua, dan keluarga dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak. Beberapa anak makan berlebihan untuk mengatasi masalah atau untuk mengatasi emosi, seperti stres, atau untuk melawan kebosanan.
- Faktor sosial ekonomi. Sebagian orang memiliki sumber daya yang terbatas dan akses yang terbatas ke supermarket. Akibatnya, mereka mungkin membeli makanan praktis yang tidak cepat rusak, seperti makanan beku, biskuit, dan kue kering. Juga, orang-orang yang tinggal di lingkungan berpenghasilan rendah mungkin tidak memiliki akses ke tempat yang aman untuk berolahraga.
- Obat-obatan tertentu. Beberapa obat resep dapat meningkatkan risiko obesitas, termasuk prednison, lithium, amitriptyline, paroxetine (Paxil), gabapentin (Neurontin, Gralise, Horizant) dan propranolol (Inderal, Hemangeol).
Gejala Obesitas
Tidak semua anak yang memiliki berat badan ekstra mengalami obesitas. Beberapa anak mungkin memiliki kerangka tubuh yang lebih besar dari rata-rata. Dan anak-anak biasanya membawa jumlah lemak tubuh yang berbeda pada berbagai tahap perkembangan. Jadi, penampilan anak bukanlah faktor penentu dari masalah kesehatan.
Indeks massa tubuh (BMI), yang memberikan pedoman tentang berat badan dalam kaitannya dengan tinggi badan, adalah ukuran yang diterima saat mengukur kelebihan berat badan dan obesitas. Dokter anak dapat menggunakan grafik pertumbuhan, BMI dan, jika perlu, tes lain untuk membantu Anda mengetahui apakah berat badan anak Anda dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Komplikasi
Obesitas pada anak sering menyebabkan komplikasi pada kesejahteraan fisik, sosial dan emosional anak.
Komplikasi fisik
Komplikasi fisik dari obesitas pada anak mungkin termasuk:
- Diabetes tipe 2. Kondisi kronis ini mempengaruhi cara tubuh anak dalam menggunakan gula (glukosa). Obesitas dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak akan meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
- Kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi. Pola makan yang buruk dapat menyebabkan anak mengalami salah satu atau kedua kondisi ini. Faktor-faktor ini dapat berkontribusi pada penumpukan plak di arteri, yang menyebabkan arteri menyempit dan mengeras, sehingga dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke di kemudian hari.
- Nyeri sendi. Berat badan ekstra menyebabkan tekanan ekstra pada pinggul dan lutut. Obesitas pada anak dapat menyebabkan rasa sakit dan terkadang cedera pada pinggul, lutut, dan punggung.
- Masalah pernapasan. Asma lebih sering terjadi pada anak-anak yang memiliki berat badan berlebih. Anak-anak ini juga lebih mungkin untuk mengembangkan apnea tidur obstruktif, gangguan yang berpotensi serius di mana pernapasan anak berulang kali berhenti dan mulai ketika tidur.
- Penyakit hati berlemak nonalkohol (NAFLD). Gangguan ini, yang biasanya tidak menimbulkan gejala, menyebabkan timbunan lemak di hati. NAFLD dapat menyebabkan jaringan parut dan kerusakan hati.
Komplikasi sosial dan emosional
Anak-anak yang mengalami obesitas mungkin akan menerima ejekan atau intimidasi oleh teman sebayanya. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya kepercayaan diri dan meningkatkan risiko depresi dan kecemasan.
Pencegahan Obesitas
thehealthsite
Untuk membantu mencegah obesitas pada anak Anda, Anda dapat:
- Memberi contoh yang baik. Jadikan makan sehat dan aktivitas fisik teratur sebagai bagian dari keseharian dalam keluarga.
- Sediakan camilan sehat. Pilihannya mungkin bisa popcorn tanpa mentega, buah-buahan dengan yogurt rendah lemak, wortel baby, atau sereal gandum utuh dengan susu rendah lemak.
- Tawarkan makanan baru beberapa kali. Jangan berkecil hati jika anak tidak langsung menyukai makanan baru. Biasanya dibutuhkan beberapa kali sajian makanan untuk mendapatkan persetujuan mereka.
- Pilih hadiah nonmakanan. Menjanjikan permen untuk perilaku yang baik adalah ide yang buruk.
- Pastikan anak Anda cukup tidur. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terlalu sedikit tidur dapat meningkatkan risiko obesitas. Kurang tidur dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan nafsu makan meningkat.