Penyebab Bayi Kembung dan Muntah beserta Cara Mengatasinya, Ibu Wajib Tahu
Meski kondisi bayi kembung dan muntah adalah hal yang wajar, namun ada baiknya kita mengetahui apa penyebab bayi kembung dan muntah serta bagaimana cara mengatasinya.
Bayi muntah adalah hal yang wajar. Kondisi seperti ini sering dialami oleh bayi, terutama yang usianya masih beberapa minggu. Di usia-usia ini, pencernaan bayi masih lemah dan tubuh mereka juga sedang berusaha menyesuaikan diri dengan makanan.
Meski bayi muntah adalah kondisi yang umum, namun orang tua juga harus waspada karena bisa saja muntah yang dialami bayi disebabkan oleh penyakit. Begitu juga ketika bayi mengalami kembung.
-
Kenapa bayi sering cegukan? Cegukan pada bayi umumnya merupakan fenomena alami dan tidak perlu menjadi sumber kekhawatiran yang berlebihan bagi orangtua.
-
Apa yang dimaksud dengan bedak bayi? Bedak bayi adalah bedak berbentuk tabur atau padat yang dirancang khusus untuk bayi. Bedak ini biasanya digunakan untuk mengatasi biang keringat atau ruam pada kulit bayi. Formula dalam bedak bayi umumnya sangat aman dan anti iritan.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Kenapa bayi rentan terkena jamur di mulut? Bayi yang memiliki kondisi sistem kekebalan yang masih lemah sangat rentan terhadap berbagai jenis infeksi. Di mana, sistem kekebalan bayi berkembang secara bertahap dan mencapai puncaknya beberapa tahun setelah kelahiran.
-
Kapan bayi tersebut meninggal? Penanggalan radiokarbon mengonfirmasi bahwa keduanya meninggal antara tahun 1616-1503 SM.
-
Apa bahaya cium bayi sembarangan? Perlu diketahu, bahwa mencium bayi sembarangan dapat meningkatkan risiko penularan infeksi dan penyakit.
Bayi kembung sering dianggap sebagai kondisi yang normal dan tidak berbahaya. Bayi yang kembung biasanya akan rewel karena dirinya merasa tidak nyaman. Anda sebenarnya dapat mengenali bayi yang kembung melalui perutnya yang teraba keras, sering sendawa, kentut, dan sulit buang air besar.
Bayi kembung mungkin tampak seperti kondisi yang umum terjadi. Namun dalam beberapa kasus, kondisi ini bisa juga menjadi gejala dari masalah kesehatan yang lebih serius. Itulah kenapa, penting bagi setiap orang tua, khususnya ibu yang sering dekat dengan anak, untuk membekali diri dengan pengetahuan terkait bayi kembung dan muntah.
Meski kondisi bayi kembung dan muntah adalah hal yang wajar, namun ada baiknya kita mengetahui apa penyebab bayi kembung dan muntah serta bagaimana cara mengatasinya.
Untuk itu, kami telah merangkum dari beberapa sumber terkait penyebab bayi kembung dan muntah beserta cara mengatasinya.
Penyebab Bayi Kembung dan Muntah
Ada beberapa penyebab bayi kembung dan muntah. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskannya secara terpisah penyebab bayi kembung dan penyebab bayi muntah.
Penyebab Bayi Kembung
Kembung biasanya terjadi sebagai akibat dari menelan udara atau penguraian makanan melalui pencernaan. Dilansir dari liputan6.com, berikut adalah beberapa hal menjadi penyebab perut kembung pada bayi:
Makanan Ibu
Kembang kol, brokoli, kol, bawang bombai, atau kacang adalah beberapa makanan yang dapat menimbulkan gas. Oleh karena itu, bayi yang masih bergantung pada ASI dapat mengalami kembung ketika Sang Ibu mengonsumsi makanan pembentuk gas tersebut.
Salah Posisi saat Menyusui
Penting untuk memperhatikan ketika bayi menyusui atau minum susu melalui botol. Karena jika posisi payudara atau botol susu salah, dapat membuat bayi menelan banyak udara, dan pada akhirnya membuat perut si kecil menjadi kembung.
Kelebihan Laktosa
Kondisi ini biasa terjadi ketika bayi mendapat terlalu banyak foremilk (ASI awal setiap kali bayi mulai menyusui), yang kaya akan laktosa tapi rendah lemak. Apalagi tidak semua laktosa akan dicerna karena tidak ada cukup lemak untuk memperlambat proses ini. Akibatnya, terjadi penumpukan gas yang berlebih pada perut bayi.
Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan bayi yang belum matang juga dapat menyebabkan perut kembung pada bayi. Bayi belum bisa belajar mengolah makanan, gas, dan feses dengan sempurna. Usus pada bayi juga belum menghasilkan mikroflora (keseimbangan bakteri baik) yang normal, di mana semua hal ini diperlukan untuk kerja sistem pencernaan dan sistem kekebalan tubuh.
Makanan yang Dikonsumsi Bayi
Jika bayi Anda sudah mulai makan, Anda perlu memperhatikan apa saja menu makanannya. Kurangi porsi sayuran yang dapat menimbulkan banyak gas karena dapat membuat perut kembung.
Penyebab Bayi Muntah
Refluks Bayi
Dikutip dari medicalnewstoday.com, jika bayi banyak muntah selama beberapa bulan pertama tanpa menunjukkan gejala lain, mereka mungkin mengalami refluks bayi, atau GERD. Biasanya, ketika bayi mengalami refluks bayi, mereka tidak akan muntah dengan paksa.
Refluks bayi terjadi ketika otot-otot yang mengarah ke perut terlalu rileks, memungkinkan makanan untuk melakukan kembali ke kerongkongan. Seringkali, otot perut akan menguat kembali, dan refluks bayi membaik dengan sendirinya.
Gastroenteritis
Mikroorganisme berbahaya yang masuk ke perut biasanya menyebabkan gastroenteritis. Namun ini adalah kondisi yang umum terjadi pada bayi. Bayi sering memasukkan berbagai benda ke dalam mulutnya, sehingga tak heran jika virus dapat dengan mudah masuk ke tubuh mereka. Bayi juga dapat mengembangkan gastroenteritis dari mengonsumsi bakteri berbahaya pada makanan, dengan cara yang sama seperti orang dewasa.
Alergi Makanan
Alergi makanan terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru memperlakukan makanan tertentu sebagai ancaman. Saat menyapih bayi dari ASI atau susu formula, penting untuk memperkenalkan makanan baru secara bertahap selama beberapa hari untuk menentukan apakah bayi memiliki alergi terhadap makanan, seperti susu, kedelai, gluten, kacang-kacangan, atau ikan.
Meningitis
Meningitis dapat menyerang siapa saja, tetapi paling sering terjadi antara masa bayi dan awal masa dewasa. Ini adalah infeksi pada lapisan pelindung yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Meningitis berkembang dengan cepat dan dapat menyebabkan keracunan darah yang mengancam jiwa, atau septikemia, atau kerusakan otak.
Muntah biasanya merupakan salah satu gejala pertama meningitis, bersama dengan:
- demam lebih dari 37,5 °C (99,5 °F)
- sakit kepala parah
- anggota badan yang sakit
Bayi mungkin tidak dapat menunjukkan bahwa mereka mengalami rasa sakit secara fisik, jadi perhatikan perubahan perilakunya. Misalnya, bayi yang sakit kepala mungkin mencoba menyentuh kepalanya lebih sering dari biasanya.
Cara Mengatasi Bayi Kembung dan Muntah
Cara Mengatasi Bayi Kembung
Anda bisa menggosok perut bayi yang kembung. Cara ini dapat menghangatkan perut bayi dan membantunya kembali seperti semula. Anda bisa menggosok perut bayi dari arah punggung ke pusar. Kemudian berikan tekanan yang sangat lembut ketika akan mendekati pusar. Jangan terlalu keras saat menekan karena bisa membuat perut bayi sakit.
Anda juga bisa memberi pijatan pada bayi dengan lembut di bagian seperti perut, punggung dan dada. Gunakan minyak untuk menghangatkan tubuh bayi dan balurkan di area perut, punggung dan dada sembari memijat. Lakukan pemijatan satu jam setelah bayi menyusu. Hentikan pemijatan bila bayi menangis atau menunjukkan tanda-tanda tak nyaman.
Perhatikan juga saat Anda sedang menyusui atau memberi susu lewat botol. Cobalah untuk memposisikan kepalanya lebih tinggi dari perutnya, sehingga susu akan lebih mudah masuk ke dalam perut dan udara menuju ke atas sehingga bayi dapat bersendawa. Gunakan bantal menyusui guna memudahkan Anda untuk mendapatkan posisi yang tepat saat menyusui.
Air hangat juga sangat baik untuk membantu perut bayi menjadi lebih nyaman. Bila bayi Anda berusia di atas 6 bulan dan sudah mulai makan, Anda bisa meminumkan air hangat padanya. Namun, jika si kecil belum mulai makan, Anda bisa mengompres perut dan punggungnya dengan kain lap hangat. Mandi air hangat juga bisa membantu bayi mengeluarkan gas di perutnya.
Cara Mengatasi Bayi Muntah
Muntah pada bayi bisa dicegah dengan membantunya mencerna susu dengan lebih baik setelah menyusu. Dikutip dari laman alodokter.com, usai minum susu, jangan langsung membaringkan bayi di tempat tidur. Gendong bayi selama 30 menit dengan posisi tubuh yang tegak, agar susu turun sepenuhnya ke lambung. Jangan lupa untuk selalu membuat bayi bersendawa setelah mengonsumsi apa pun.
Jika bayi cukup sering mengalami muntah-muntah, hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan asupan cairannya cukup, agar terhindar dari dehidrasi dan kekurangan energi.
Jika muntah tidak terlihat berbahaya dan masih berlangsung kurang dari 24 jam, ada beberapa cara untuk menangani muntah bayi yang bisa dilakukan di rumah, yaitu:
- Memberikan bayi cairan elektrolit atau larutan oralit secara bertahap untuk mencegah dehidrasi
- Jangan paksa bayi untuk minum apa pun ketika ia masih muntah setiap 5–10 menit. Berikan 1–2 sendok teh saja setiap 10 menit atau setiap si kecil muntah.
- Jika bayi sudah bisa menerima cairan elektrolit dengan baik, lanjutkan dengan memberi susu formula atau ASI sedikit demi sedikit.
- Hindari air putih, kaldu ayam, atau minuman berkarbonasi karena tidak dapat memberikan nutrisi yang dibutuhkan saat dehidrasi.
- Hindari jus buah karena minuman ini bisa memperparah keadaannya, terutama jika bayi juga mengalami diare.
Jika bayi masih muntah-muntah hingga lebih dari 24 jam atau menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, seperti buang air kecil lebih sedikit, mulut kering, menangis tanpa air mata, bernapas cepat, atau mengantuk, segera bawa ke dokter atau IGD untuk mendapatkan penanganan.