Nasib Pilu Anak Putus Sekolah di Lebak karena Masalah Ekonomi, Pilih Bantu Orang Tua di Sawah
Idia harus rela kehilangan kesempatan untuk bersekolah lantaran kondisi keuangan keluarganya yang pas-pasan.
Idia harus rela kehilangan kesempatan untuk bersekolah lantaran kondisi keuangan keluarganya yang pas-pasan.
Nasib Pilu Anak Putus Sekolah di Lebak karena Masalah Ekonomi, Pilih Bantu Orang Tua di Sawah
Faktor ekonomi masih menjadi penyebab tertinggi angka putus sekolah di Indonesia. Tidak adanya biaya untuk melanjutkan pendidikan membuat sejumlah anak terpaksa berdiam di rumah atau membantu orang tuanya seperti yang dialami oleh Idia Darmawati.
Idia harus rela kehilangan kesempatan untuk bersekolah lantaran kondisi keuangan keluarganya yang pas-pasan. Anak pertama pasangan Rumhati dan Darto ini sehari-hari membantu kedua orang tuanya untuk bertani di sawah.
-
Bagaimana sekolah tersebut mendukung bakat anak-anak? Hilman mengatakan jika semua anak yang sekolah di sana selalu mendapatkan support untuk mengembangkan bakatnya. “Kan nggak dibatasi ya? Punya bakat apa itu bakal disupport ya?” tanya Hilman. “Iya,” jawab Boy.
-
Di mana Laskar Pelangi bersekolah? Novel Laskar Pelangimenceritakan tentang kehidupan 10 anak di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitung Timur. Mereka berasal dari keluarga miskin yang menempuh pendidikan di suatu sekolah yang penuh dengan keterbatasan.
-
Siapa yang tampil di panggung acara sekolah? Kedua putri mereka, Megu dan Mishka, tampil memukau di panggung acara sekolah.
-
Apa yang dihasilkan warga binaan di Lapas Pemuda Kelas II A Tangerang? Berbekal limbah koran bekas, sebuah karakter kartun lucu nan cantik berhasil diciptakan.
-
Di mana Sekolah Dalang Keraton Mangkunegaran berada? Sekolah dalang itu lebih dikenal dengan nama “Pasinaon Dalang Mangkunegaran”.
-
Di mana Sekolah Gendhis? Sekolah Gendhis berada di Magelang, Jawa Tengah.
“Sehari-hari sudah tidak bersekolah, karena faktor biaya,” terang Idia, mengutip Youtube SCTV Banten, Rabu (24/7).
Semangat Membantu Orang Tua
Pekerjaan ini rutin Idia lakukan setiap hari, setelah dirinya tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA.
Sebelumnya Idia duduk di bangku SMP di kawasan Kampung Turus, Desa Sukadaya, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak.
“Sebelumnya sudah lulus SMP, cuma tidak bisa lanjut karena kehalang ekonomi sama ada sakit juga,” tambah Idia saat ditemui wartawan.
Bantu Bersih-Bersih dan Memasak di Rumah
Sejak pagi, Idia sudah membantu kedua orang tuanya untuk bersih-bersih di rumah. Menjelang siang, Idia juga meringankan pekerjaan ibunya dengan mencuci pakaian sang adik hingga memasak.
Idia pun hanya bisa beraktivitas di rumah, walau di hatinya masih ada keinginan untuk melanjutkan jenjang pendidikan.
“Kalau sehari-hari paling bantuin bapak di sawah, sama beres-beres rumah. Kalau ibu jadi asisten rumah tangga (ART),” tambah Idia.
Ingin Melanjutkan Pendidikan
Saat ini, Idia hanya bisa pasrah, sembari membantu kedua orang tuanya mengurus rumah dan bertani semampunya.
- Cerita Pilu 3 Bocah Ogan Ilir Kabur ke Banten, Ternyata Kesal Tidak Bisa Lanjut Masuk SMP
- Kisah Bocah SD di Lebak Rela Jadi Pemulung Setiap Pulang Sekolah, Ingin Bantu Ekonomi Keluarga
- Kisah Hidup Adit, Remaja yang Rela Putus Sekolah Demi Cari Uang untuk Bantu Orang Tua
- Jalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak
Idia juga masih meniti harapan dan mimpi untuk mengejar bangku pendidikan jika ada kesempatan.
Sosoknya memerlukan uluran tangan pemerintah, agar bisa memenuhi aturan pemerintah terkait wajib belajar 12 tahun.
“Setiap hari membantu orang tua,” tambahnya.
Terpaksa Membantu Orang Tua
Sementara itu, sang ayah, Darto mengatakan bahwa Idia terpaksa membantunya ke sawah karena tidak bisa melanjutkan sekolah.
Menurutnya, perekonomian keluarga dalam keadaan pas-pasan dan hanya cukup untuk makan.
“Jangan untuk sekolah, buat makan saja pas-pasan,” terangnya pasrah.
Sebagai orang tua, dirinya terus mengusahakan agar kelima anaknya termasuk Idia bisa terpenuhi kebutuhannya.
“Ya, apa saja dilakukan. Sedapat-dapatnya saya bekerja sebagai kuli saja, buat makan,” tambah Darto.