Sunnah saat Berbuka Puasa Sesuai Hadis, Jadi Amalan Pelengkap Puasa
Mengisi waktu berbuka tidak hanya dengan makanan dan minuman. Ada sunnah-sunnah saat berbuka puasa yang sebaiknya tidak kita lupakan saat buka puasa.
Setelah seharian menahan lapar dan dahaga, waktu berbuka menjadi begitu istimewa. Waktu buka puasa memang menjadi waktu yang berbahagia bagi kaum muslimin yang menjalankan ibadah puasa.
Umat Islam yang menjalankan puasa memang patut berbahagia saat berbuka, karena mereka telah menyempurnakan puasa di hari itu. Selain itu, kebahagiaan juga semakin terasa karena kita telah dihalalkan dari segala sesuatu yang tidak diperbolehkan selama berpuasa.
-
Kapan puasa Arafah jatuh? Puasa Arafah dilaksanakan pada hari ke-9 bulan Dzulhijjah, sehari sebelum Idul Adha.
-
Kapan Puasa Rajab dilakukan? Waktu yang diutamakan untuk mengamalkan Puasa Rajab adalah pada ayyamul bidh atau pertengahan bulan.
-
Apa itu Puasa Rajab? Salah satu amalan sunnah yang identik dengan bulan Rajab adalah Puasa Rajab, yaitu puasa sunnah yang dikerjakan selama bulan Rajab.
-
Apa itu puasa Rajab? Puasa Rajab merupakan salah satu puasa sunnah yang dilakukan pada Bulan Rajab dan bisa dimulai sejak tanggal 1 Rajab.
-
Apa saja keutamaan puasa Rajab? Keutamaan puasa Rajab pertama adalah sehari berpuasa lebih utama dibandingkan dengan berpuasa 30 hari pada bulan lainnya, kecuali bulan Ramadhan.
Namun, mengisi waktu berbuka tidak hanya dengan makanan dan minuman. Ada sunnah-sunnah saat berbuka puasa yang sebaiknya tidak kita lupakan saat buka puasa.
Oleh karena itu, agar momen berbuka puasa semakin berkah dan menjadi penambah pahala, ada baiknya Anda mengikuti sunnah saat berbuka puasa berikut ini, yang kami lansir dari muslim.or.id.
Disunnahkan untuk menyegerakan berbuka
Sunnah saat berbuka puasa yang pertama adalah menyegerakan berbuka. Salah satu sunnah yang populer ketika masuk waktu berbuka adalah dengan menyegerakan waktu berbuka. Dari Umar bin Khathab radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah hallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“jika datang malam dari sini, dan telah pergi siang dari sini, dan terbenam matahari, maka orang yang berpuasa boleh berbuka” (HR. Bukhari, Muslim).
Kemudian hadis dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Manusia senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka” (HR. Ibnu Majah).
Berbuka dengan ruthab
Sunnah saat berbuka puasa yang kedua yaitu berbuka dengan beberapa butir ruthab, atau kurma segar. Ruthab merupakan pilihan pertama yang baik saat berbuka puasa. Jika tidak ada, maka Anda bisa berbuka dengan beberapa butir tamr (kurma kering). Jika tidak ada maka dengan beberapa teguk air putih.
Hal ini berdasarkan hadis dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berbuka puasa dengan ruthab (kurma segar) sebelum shalat. Jika beliau tidak punya ruthab, maka dengan tamr (kurma kering), jika beliau tidak punya tamr, maka dengan beberapa teguk air” (HR. Abu Daud).
Maka kurang tepat mendahulukan makanan atau minuman lain sebelum kurma atau air putih. Meski bukan berarti tidak boleh, namun perbuatan tersebut kurang meneladani tindakan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka.
Adab memakan kurma
Sunnah saat berbuka puasa yang ketiga yakni ketika memakan kurma. Ketika memakan kurma, hendaknya mengeluarkan bijinya di punggung dari dua jari yaitu jari tengah dan jari telunjuk. Hal ini berasal dari hadis Abdullah bin Busr radhiallahu’anhu ia berkata:
“Kemudian dibawakan kurma kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, dan beliau memakannya, kemudian mengeluarkan bijinya di antara kedua jarinya, yaitu beliau menggabungkan antara jari telunjuk dan jari tengah” (HR. Muslim).
Cara ini bertujuan agar tangan bersih dari kotoran dan bekas mulut ketika mengambil kurma selanjutnya.
Membaca doa berbuka puasa
Sunnah saat berbuka puasa yang keempat adalah membaca doa berbuka puasa. Berdoalah dengan bacaan doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Ibnu Umar radhiallahu’anhu berkata:
“biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam jika berbuka beliau berdoa: dzahabazh zhama’u wabtallatil ‘uruuqu wa tsabatal ajru insya Allah (telah hilang rasa haus, telah basah kerongkongan, dan telah diraih pahala insya Allah)” (HR. Abu Daud dan An Nasa-i).
Adapun doa yang populer di masyarakat kita, yaitu bacaan “Allahumma laka shumtu wabika amantu wa ‘ala rizqika afthartu birahmatika yaa arhamar rahimin” tidak ada asal hadisnya.
Memperbanyak doa saat berbuka
Sunnah saat berbuka puasa yang kelima yaitu dengan memperbanyak doa saat berbuka puasa. Anjuran untuk memperbanyak doa saat berbuka karena waktu buka puasa adalah salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa.
Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
”Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa hingga ia berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban).
Anda bisa berdoa sebelum berbuka. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjelaskan:
“Doa ketika berbuka puasa dilakukan sebeluketika m berbuka, ketika matahari hampir tenggelam. Karena ketika itu tergabung perendahan jiwa, penuh ketundukan, dan itu ia masih sedang berpuasa. Dan semua ini merupakan sebab dikabulkannya doa. Adapun jika setelah berbuka, maka jiwa merasa santai dan senang, bahkan terkadang menjadi lalai” (Liqa Asy Syahri).
Boleh juga setelah berbuka. Hal ini didasarkan dari Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts wal Ifta’ ketika menjelaskan hadits:
“Orang yang berpuasa, ketika berbuka puasa ia memiliki doa yang tidak tertolak”.
Urutan berbuka yang ideal
Sunnah saat berbuka puasa yang terakhir bisa dengan mengikuti urutan berbuka puasa yang ideal berikut ini:
- Memperbanyak doa beberapa saat sebelum datang waktu Maghrib
- Ketika datang waktu Maghrib, baca basmalah, lalu makan kurma atau minum air putih
- Membaca doa “dzahabazh zhoma-u…”
- Lanjutkan makan atau minum yang lain
- Memperbanyak doa di antara adzan dan iqamah
- Sholat maghrib