Tanah Kerap Bergetar, Penyebab Longsor di Rumpin Bogor Diduga dari Tiang Pancang
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, longsoran awal terjadi sejak 3 Agustus 2021 lalu. Dan longsor terakhir terjadi pada Jumat (10/9), pukul 16.00 WIB sore.
Kecamatan Rumpin, Bogor, belakangan kerap menjadi langganan longsor. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, longsoran awal terjadi sejak 3 Agustus 2021 lalu. Dan longsor terakhir terjadi pada Jumat (10/9), pukul 16.00 WIB sore.
Dari informasi yang berhasil dihimpun di Antara, Senin (13/09), pemasangan tiang pancang penahan longsor di dekat di Kampung Ciater dan Jati Nunggal, Desa Cipinang diduga menjadi salah satu pemicu.
-
Apa yang terjadi pada sapi Presiden Jokowi di Blora? Tampak sapi tersebut mengamuk saat akan disembelih Dalam video yang diunggah akun YouTube Liputan6, tampak saat akan disembelih, muka sapi itu ditutup dengan sebuah kain. Diketahui, sapi tersebut mengamuk saat warga berupaya menjatuhkannya untuk kemudian disembelih.
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Siapa yang memperkenalkan asinan Bogor? Mengutip Youtube Trans7 Official, kehadiran asinan di Bogor sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Ketika itu makanan ini dikenalkan oleh seorang Kapiten Tionghoa bernama Tan Goan Piaw.
-
Kenapa Bogor disebut Kota Hujan? Karena jumlah milimeter air yang tercurah berada di atas angka 2.000, maka bisa dipastikan jika intensitas air hujan bisa terus turun sepanjang tahun. Ini yang membuat Bogor masih diselingi kondisi hujan saat musim kemarau karena jumlah kandungan air di awan yang tinggi.
-
Apa yang keluar dari sumur di Bogor? Beredar di media sosial semburan gas bercampur air di lahan belakang bangunan kontrakan, Kampung Leuwi Kotok, Desa Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/10).
Pemasangan Tiang Pancang Timbulkan Getaran
Foto udara kondisi longsor di Rumpin Kabupaten Bogor, Minggu
©2021 bnpb.go.id/Merdeka.com
Masyarakat sekitar mengatakan, selama kegiatan pemasangan tiang pancang beton penahan longsor di sisi barat dan barat laut berlangsung, kerap terjadi getaran di tanah.
Pernyataan senada juga dibenarkan salah satu pekerja tambang di kawasan penambangan andesit yang tak jauh dari pemukiman warga. Menurutnya, sebelum longsor utama pada Jumat kemarin, longsor kecil terjadi sempat terjadi.
Diketahui, kejadian longsor pada sore hari itu juga merusak tiang pancang yang berada di sekitar pemukiman, serta dua rumah warga rusak berat.
Hujan Intensitas Tinggi Sebabkan Tebing Runtuh
Selain menyebakan dua rumah rusak berat, longsor juga menimbulkan keretakan di delapan rumah di kawasan itu. Keretakan juga terjadi di beberapa titik akses jalan, termasuk menutupi mata air bersih yang digunakan masyarakat sehari-hari.
Penyebab longsor diduga berasal dari tingginya curah hujan dengan durasi cukup lama. Hal ini mengakibatkan tebing setinggi 40 meter longsor.
“Warga mengungsi dikarenakan sudah mendapatkan imbauan dari pemerintah dan perusahaan,” ujar Adi, operator Pusat Pengendalian Operasi BPBD Kabupaten Bogor, Sabtu (11/9) lalu.
Kegiatan Tambang Meluas ke Pemukiman
©2021 bnpb.go.id/Merdeka.com
Dilansir dari bnpb.go.id pada Senin (13/9), lokasi tambang andesit di Kecamatan Rumpin makin meluas dan mendekat ke kawasan pemukiman warga.
Kemudian membuat lereng tebing galian setinggi lebih kurang 40 meter tidak stabil, meskipun sedang ditambahkan tiang pancang sebagai penguat.
Jika dilihat dari bukti foto landscape, kaidah-kaidah keteknikan dalam penguatan lereng tidak terlihat di lapangan. Perwakilan dari BNPB mengatakan pemanfaatan ruang kawasan yang kurang tepat tersebut menjadi masalah utama pergerakan tanah.
Upaya yang Dilakukan
Guna mencegah timbulnya longsor susulan, Minggu (12/09) kemarin, BPBD Kabupaten Bogor telah mengirimkan tim untuk memetakan wilayah terdampak tanah longsor di Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor.
Pemetaan dilakukan dengan cara melakukan pengambilan gambar melalui drone, untuk mengelompokan potensi bahaya dari longsor susulan. Di luar itu, foto drone bisa dipakai untuk menentukan langkah antisipasi lain di masyarakat guna meminimalisir kerugian.
BNPB melalui Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan juga menurunkan personel setelah mendapatkan informasi tanah longsor dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB.
Terjunkan Mobil komunikasi (Komob)
Untuk mendukung kegiatan komunikasi dan koordinasi melalui jaringan radio dan internet BPBD, mobil komunikasi alias Komob juga diturunkan.
Komob akan difungsikan untuk transfer data kepada Pusdalops dan pemangku kepentingan. Tindakan ini dilakukan sebagai langkah antisipasi kendala komunikasi yang bisa terjadi di lapangan di saat terjadi bencana.
Diharapkan upaya tersebut dapat menguatkan kesiapsiagaan antara masyarakat dan pemerintah dalam mengatasi ancaman bahaya.
Kecamatan Rumpin Jadi Wilayah Risiko Tinggi Bencana
Dari hasil analisis peringatan dini oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada September 2021, Kecamatan Rumpin di Kabupaten Bogor menjadi kawasan dengan potensi pergerakan tanah menengah hingga tinggi.
Rumpin juga menjadi kawasan yang rentan terjadi banjir bandang. Di luar itu, sejumlah kecamatan lain di wilayah Kabupaten Bogor juga berada di kategori menengah hingga tinggi.