Uniknya Tradisi Khitan di Salawu Tasikmalaya, Warga Keliling Kampung Sambil Menabuh Angklung
Tradisi khitanan ini unik, karena diiringi warga dengan keliling kampung sembari menabuh angklung.
Tradisi khitan ini unik, karena diiringi warga dengan keliling kampung sembari menabuh angklung.
Uniknya Tradisi Khitan di Salawu Tasikmalaya, Warga Keliling Kampung Sambil Menabuh Angklung
Suara angklung dan kendang gendong mengalun nyaring siang itu. Beberapa warga tampak berkeliling Kampung Cikiray, Desa Salawu, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, sembari membunyikan alat musik tradisional. Rupanya ini merupakan tradisi turun temurun di sana.
-
Apa yang menjadi tradisi masyarakat Sunda saat musim kemarau? Memasang kincir angin menjadi tradisi masyarakat Sunda saat musim kemarau.
-
Mengapa tradisi Nyawalan di Ciamis melibatkan berbagai kesenian tradisional? Dalam bahasa Sunda, nyawalan artinya merayakan bulan Syawal atau bulan kemenangan di Hari Raya Idulfitri. Sisi menarik dari nyawalan adalah seluruh pengisi acaranya berasal dari warga setempat dengan memakai dandanan ala masyarakat tradisional Sunda.
-
Apa yang menjadi tradisi turun-temurun di Dusun Thekelan? “Tujuan kami adalah untuk mempererat tali silaturahim dan untuk mempersatukan kami karena ini adalah suatu adat yang sudah turun-temurun sejak zaman dulu di dusun kami,”
-
Kapan tradisi Syawalan Gunung digelar? Syawalan itu digelar di puncak bukit.
-
Apa yang dimaksud dengan tradisi Tutunggulan? Tradisi Tutunggulan Mengutip Instagram @napakjagatpasundan, seni Tutunggulan merupakan tradisi memukul alat lesung dengan alu. Alu merupakan alat penumbuk berbahan kayu atau bambu, sedangkan lesung merupakan wadah mirip perahu yang terbuat dari batang kayu utuh untuk wadah padi.
-
Bagaimana tradisi adu tangkas Domba Garut berkembang? Adu tangkas ini semakin populer ketika periode kepemimpinan Bupati Garut yaitu RAA Soeria Katalegawa pada tahun 1915 sampai 1929. Kemudian diteruskan oleh putranya bernama Kanjeng Dalem RAA Moesa Soria Kartalegawa.
Acara ini kerap digelar saat terdapat anak yang hendak dikhitan. Boleh dibilang, ini cara warga untuk menghibur anak-anak agar tidak menangis saat menjalani sunat. Seluruh warga ikut bergembira dan berpartisipasi ke dalam rombongan.
Nantinya mereka akan menuju lapangan kampung untuk melaksanakan tradisi yang biasa disebut gusaran dan ngadokdok ini.
Anak-anak, orang dewasa hingga warga lanjut usia berupaya meramaikan acara yang sudah turun temurun dilaksanakan ini.
Bernama Gusaran dan Ngadokdok
Dalam kanal Youtube Fhr 21 Entertaiment disebutkan jika tradisi ini bernama gusaran dan ngadokdok.
Gusaran merupakan tradisi menghibur anak-anak yang akan disunat, sehingga mereka akan senang dan lupa jika keesokan harinya harus dikhitan.
Anak tersebut juga diajak berkeliling kampung dengan digendong oleh sang ayah, yang juga berada di rombongan gusaran dan ngadokdok itu.
Mainkan Lagu-Lagu Sunda
Iringan angklung dan kendang gendong terus dibunyikan sepanjang perjalanan.
Warga juga tampak bungah, dan saling bercengkrama di rombongan tersebut. Anak yang hendak disunat itu seakan dikawal dan diyakinkan bahwa prosesi ini akan berjalan dengan baik sesuai tuntunan agama.
- Melihat Tradisi Unik di Pelosok Hutan Jati Grobogan, Hanya Digelar Dua Tahun Sekali
- Tradisi Unik Anak-Anak di Tasikmalaya yang Akan Disunat, Wajib Dimandikan dan Diarak Keliling Kampung
- Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita
- Uniknya Tradisi Ngamplop saat Jenguk Tetangga Sakit di Sumedang, Uang yang Terkumpul Bisa untuk Beli Kendaraan
Yang menarik, lagu yang dimainkan adalah lagu Sunda dengan pola yang berulang. Pemusik tampak fokus membunyikan angklung, kendang gendong (dokdok) dan alat pengiring lainnya agar acara semakin meriah.
Beruntung sang anak benar-benar terhibur dan tampak tersenyum. Ini berarti tradisi tersebut berhasil menenangkan sang anak yang akan disunat di hari mendatang.
Diwarnai Ritual Kesurupan
Tampak seorang pria paruh baya berpakaian hitam dan ber-iket kepala memimpin rombongan hari itu. Di sampingnya ada warga lain yang ngibing alias berjoget, diikuti warga lain di belakang penabung musik.
Perjalanan berkeliling kampung itu kemudian berhenti di sebuah tanah lapang yang persis berada di pinggir jalan Kampung Cikiray. Warga setempat kemudian mencari posisi terbaiknya untuk menyaksikan prosesi selanjutnya yang terkenal akan nuansa mistis.
Rupanya pria yang ikut berjoget di samping pemimpin rombongan mulai kerasukan roh nenek moyang. Ia terus berjoget mengikuti irama angklung dan kendang gendong.
Sesekali mengamuk, namun tetap bisa ditenangkan oleh pemimpin rombongan. Ia kemudian memakan tumbuhan dan merangkak di tanah. Warga sadar betul ini bagian dari kearifan lokal dari tradisi gusaran. Acara kemudian jadi tontonan yang menarik di sana.