Ahok duga buruh ogah tinggal di rusun takut disurvei KHL turun
Pemprov DKI Jakarta akan terus berupaya menyediakan tempat tinggal murah bagi warganya.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupaya untuk memberikan fasilitas untuk warganya. Salah satunya dengan menyediakan hunian murah. Namun, sayangnya etikat baik tersebut tak selalu mendapatkan sambutan baik.
Salah satunya adalah Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Rawa Bebek, Jakarta Timur. Rusun yang diperuntukan bagi buruh tersebut tidak terlalu diminati oleh masyarakat. Bahkan, saat ini rusun tersebut dialih fungsikan sebagai relokasi warga gusuran Pasar Ikan dan Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menduga, rusun tersebut tidak diminati karena dapat menurunkan kebutuhan hidup layak (KHL) mereka. Mengingat buruh selalu menuntut upah tinggi karena sewa rumah cukup malah. Dengan adanya rusun, harga sewa akan turun dan ini berdampak terhadap penghasilan mereka.
"Mungkin buruh takut kalau disurvei KHL nya tuh turun. Kan sekarang dia ngotot gaji gara-gara sewa rumah mahal. Padahal kan kita kasih sewa yang murah, jadi ngotot minta gaji besar untuk beli motor," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (25/4).
Menurutnya, paradigma buruh harus diubah. Sebab percuma jika seorang buruh memiliki pendapatan yang besar, tetapi harga kebutuhan pokok, sewa tempat tinggal dan biaya transportasi mahal. Karena yang terpenting, berapa uang yang tersisa setelah gaji dipergunakan untuk KHL.
"Itu yang lebih penting sehingga produktivitas bangsa ini baik. Kamu boros maksa orang naikkin gaji, perusahaan nggak bisa bersaing dengan luar negeri. Kamu juga miskin terus. Kenapa kita nggak buat baik," tegas mantan Bupati Belitung Timur ini.
Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta akan terus berupaya menyediakan tempat tinggal murah bagi warganya. Rencananya akan dilakukan pembelian tanah di kawasan Cilincing karena dekat dengan Kawasan Briket Nusantara (KBN).