Ahok kaget pembangunan gedung penunjang sekolah Rp 18,3 miliar
Ahok heran biaya pembangunan gedung penunjang sekolah begitu besar.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sempat tercengang mengetahui pembangunan gedung penunjang habiskan anggaran Rp 18,3 miliar. Pasalnya dia menduga penganggaran hanya dilakukan pada tahun 2013.
"Itu tahun lalu kan?" tanyanya kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (22/1).
Penganggaran pembangunan ini diperuntukan gedung penunjang di SMP 97 Utan Kayu, Matraman, Jakarta Timur. Anggaran pertama diajukan pada 2013 sebesar Rp 8,1 miliar. Namun pembangunan hanya mencapai pembuatan pondasi dan kerangka bangunan tanpa dinding dan atap.
Rencananya pada tahun 2015, pembangunan ini akan dilanjutkan. Tentunya dengan menggunakan APBD DKI Jakarta. Nilai yang dianggarkan untuk melanjutkannya Rp 10,2 miliar.
"Kalau begitu mesti suruh periksa itu," tegas Ahok.
Dia menambahkan, tak akan segan-segan membekukan anggaran yang diduga sudah masuk dalam RAPBD DKI Jakarta 2015. Tentunya dengan meminta pertimbangan terhadap dinas yang berkaitan dengan ini, dalam kasus ini kemungkinan Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan Dinas Bina Marga DKI Jakarta.
"Kalau begitu malah akan kami blok. Begitu dia tender saya bilang banyak permainan. Makanya saya bilang ke SKPD masuk akal enggak? Kalau enggak masuk akal dia bilang mau ya kami pecat saja Kepala SKPD-nya," tutup mantan Bupati Belitung Timur ini.
Kisah bermula saat Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat blusukan ke beberapa sekolah di kawasan Matraman, Jakarta Timur. Salah satu sekolah yang dikunjungi adalah SMP 97 Utan Kayu, Jakarta Timur.
Djarot yang blusukan saat gerimis memantau pembangunan gedung penunjang di sana bersama anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Dwi Rio Sambodo memamerkan gedung sekolah yang belum selesai tersebut. "Sekolah ini dibangun sejak tahun 2014 awal. Tapi sampai sekarang belum selesai," ungkap Rio, Selasa (20/1).
Dia mengungkapkan, untuk pembangunan awal, Pemprov DKI Jakarta telah mengucurkan dana Rp 8,1 miliar yang digelontorkan melalui APBD DKI 2013. Rio menunjukkan gedung lantai 3 yang hanya ada berupa rangka bangunan saja belum usai.
"Ya, (dengan biaya Rp8,1 miliar) hanya ini saja yang ada sekarang bangunannya," ungkapnya.
Disela pembicaraan Rio dan Djarot, tiba-tiba Wali Kota Jakarta Timur, Bambang Musyawardana menanggapi obrolan Rio bila dana Rp 8,1 miliar itu hanya pembangunan infrastruktur sekolah itu saja.
"Rp 8,1 miliar itu untuk pembangunan infrastruktur gedung saja lho. Misalnya pondasi dan tiang dan kerangka saja," katanya.
Rio menambahkan, pembangunan SMP 97 segera selesai. Sebab dirinya telah mengajukan biaya sebesar Rp 10,2 miliar dalam RAPBD DKI Jakarta 2015. "Untung tahun ini sudah ajukan anggaran di RAPBD 2015 sebanyak Rp 10,1 miliar," ungkapnya.
Dengan demikian, bila anggaran pembangunan yang diajukan Dwi Rio Sambodo disetujui sebesar Rp 10,2 miliar untuk pembangunan SMP 97 tahun 2015 ini disetujui, maka total biaya pembangunan gedung ini Rp 18,3 miliar.