Ahok kesal buruh ngotot minta nonton bioskop masuk KHL
Ahok menegaskan Pemprov tak bisa menaikkan upah minimum seenaknya berdasarkan hitung-hitungan buruh.
Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kesal pada permintaan buruh yang terus bertambah. Kini para buruh minta nonton bioskop enam kali sebulan dimasukkan dalam komponen penghitungan kebutuhan hidup layak (KHL) di di DKI Jakarta.
"Mereka lagi dorong KHL Rp 2,7 juta. Makanya ngotot nuntut bioskop lah, hehe. Ya nggak bisa dong. Mereka ngotot. Ngancam demo besok lebih besar. Ya dangdutan lagi lah. Kita dengerin dangdutan lah," kata Ahok di Jakarta, Rabu (5/11).
Ahok menambahkan para buruh makin menuntut macam-macam. Dia menegaskan Pemprov tak bisa menaikkan upah minimum regional seenaknya. Hitung-hitungannya berbeda dengan saat Jokowi-Ahok menaikkan UMR dari Rp 1,7 juta menjadi Rp 2,4 juta.
"Kita liat sejarahnya, 2012 kami izinkan UMP naik sampai 43 persen. Pengusaha marah-marah. Karena memang dulu salah UMP dan KHL tidak sama, defisit. Selama 5 tahun. Ya dikumpulin ya banyak. Semua buruh seneng sama pak Jokowi dan saya," kata Ahok.
Menurut Ahok kenaikan KHL dari 2013 ke 2014 tidak terlalu besar, sehingga tuntutan buruh itu tak masuk akal jika minta UMP naik sampai 43 persen lagi. Kecuali kalau ada kenaikan BBM.
"Mereka udah sadar pemprov DKI akan ngotot UMP berdasarkan degresi dari KHL. Nah kalau kita bilang minyak naik, inflasi 10 persen ya tinggal hitung. KHL kalau Rp 2,4 juta tambah 10 persen ya Rp 2,7 juta," kata Ahok.