Ahok ngeluh Jakarta defisit daging sapi
Bisnis penggemukan daging sapi juga tidak dilirik para pengusaha karena butuh waktu lama untuk mendapat untung.
Kebutuhan warga Jakarta akan daging sapi terus meningkat. Namun, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengaku defisit dalam penyediaan daging. Untuk itu pihaknya akan melakukan kerja sama dengan Pemkot Kupang, NTT.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, penyediaan daging sapi mengalami penurunan. Padahal, kebutuhan daging sapi saat ini sedang meningkat.
"Pertumbuhan sapi merosot, kebutuhannya naik, kita ini defisit. Maka beberapa kali dicanangkan pemerintah pusat soal swasembada sapi enggak pernah tercapai, sampai 2014 kemarin kan gagal," ungkapnya di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (20/2).
Dia mengungkapkan, saat ini dicanangkan lagi swasembada sapi untuk tahun 2019. Namun, Ahok menilai pengusaha tentu tidak mau masuk ke dalam bisnis sapi. Karena, perlu waktu yang lama untuk mendapatkan untung.
"Sekarang dicanangkan lagi buat 2019, padahal breeding (pembibitan) itu 15-20 tahun, pengusaha tentu tak mau masuk di bisnis sapi. Untungnya lama. Kalau untung lama, maka ini jadi tugas pemerintah," terangnya.
Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi DKI Jakarta, Catur Laswanto. Ia mengatakan jumlah daging sapi di Jakarta masih sangat kurang. Karena itu, tadi ada paparan dari PD Dharma Jaya dalam rangka meningkatkan ketersediaan daging.
"Melihat rencana itu Pak Gubernur mendengarkan paparan dari LIPI, Dharma Jaya, pelaku sapi. Intinya adalah bagaimana DKI Jakarta itu bisa mengembangkan ketersediaan dagingnya melalui kerja sama," tutupnya.