Ahok pernah tolak isi pengantar buku Rina yang dibiayai APBD DKI
Semula Ahok tak mengerti, sampai akhirnya ketahuan biaya memperbanyak buku pakai APBD.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membuka data adanya dugaan mark up dalam APBD DKI Jakarta 2014. Salah satunya pengadaan Uninterruptible Power Supply (UPS) dalam Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
Ternyata data tersebut membuat Kepala Seksi Sarana dan Prasaran Sudin Pendidikan Jakarta Selatan Alex Usman. Bahkan anak Alex, Rina Aditiya Satika juga dibawa-bawa namanya, karena diduga melakukan mark up dalam pengadaan buku pada tahun 2014.
Basuki atau akrab disapa Ahok mengaku baru mengenal Alex setelah adanya kasus ini. Bahkan, mantan Bupati Belitung Timur ini juga tidak mengenal Rina, padahal menjadi anggota DPRD DKI Jakarta 2015.
"Tidak tahu saya, tidak kenal dia. Baru kali ini, saya tahu ada Alex Usman. Sayapun dahulu tidak tahu Rina anaknya Alex," ungkapnya di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (19/3).
Namun, mantan politisi Gerindra ini mengaku pernah berjumpa dengan Rina saat jadi calon anggota dewan. Bahkan, dalam pertemuan itu, Rina memintanya untuk memberi kata pengantar pada salah satu bukunya, 'Perempuan Betawi menyusui hingga tokoh' dan 'Urban Batavia Urban Jakarta'.
Tetapi Ahok dengan tegas menolak permintaan Rina. Karena menurutnya, buku tersebut memiliki isi yang mengerikan.
"Saya dahulu pernah sekali bertemu Rina. Dia dahulu Caleg Gerindra. Datang bawa buku Betawi apa begitu. Terus minta saya nulis kata pengantar, tapi tidak mau lah. Setelah saya baca-baca ngerilah kita, terus tidak jadi," jelasnya.
Belakangan baru diketahui bahwa buku tersebut diperbanyak dengan menggunakan anggaran APBD DKI tahun 2014. Jumlah anggarannya pun cukup besar saat itu.
Sekedar informasi dalam anggaran pendidikan 2014 terdapat pengadaan buku berjudul Kampoeng hingga Metropolitan, Batavia Era Kolonial hingga Jokowi, Jakarta dulu Rawa sekarang Pencakar Langit, Dari Delman menuju MRT, Perempuan Betawi menyusui hingga tokoh dan Urban Batavia Urban Jakarta.