Ahok vs Anies memanas, adu pendapat soal kualitas pendidikan di DKI
Menurut Anies, pengelolaan pendidikan di Jakarta tidak hanya mengacu terhadap pembangunan fisik. Namun, nilai-nilai non-fisik seperti budaya juga harus tumbuh secara simultan dengan adanya infrastruktur. "Kita ingin Jakarta harus sama dengan kota Metropolitan dunia, hari ini belum terjadi," tegas Anies.
Soal pengelolaan pendidikan di DKI Jakarta menjadi salah satu persoalan yang disoroti dan menjadi tema hangat di Pilgub DKI 2017. Adalah Calon Gubernur DKI Jakarta dari Partai Gerindra Anies Baswedan yang mengkritisi akan masih rendahnya tingkat pendidikan di Ibu Kota. Padahal anggaran yang cukup besar, di mana satu siswa mendapatkan anggaran mencapai Rp 6 juta per tahun.
Anies mengatakan, pengelolaan pendidikan di Jakarta masih belum maksimal. Terbukti dengan masih kalahnya kualitas pendidikan di Jakarta bila dibandingkan dengan Yogyakarta yang notabenenya anggarannya lebih rendah.
"DKI beri subsidi pendidikan 6 juta per anak, Yogyakarta hanya 500 ribu, tapi pendidikannya lebih maju," kata Anies saat tes kesehatan di RSAL Mintohardjo, Jakarta Pusat.
Mantan Rektor Paramadina ini menegaskan, pengelolaan pendidikan di Jakarta tidak hanya mengacu terhadap pembangunan fisik. Namun, nilai-nilai non-fisik seperti budaya juga harus tumbuh secara simultan dengan adanya infrastruktur.
"Kita ingin Jakarta harus sama dengan kota Metropolitan dunia, hari ini belum terjadi," tegas Anies.
"Para ibu antarkan anak ke sekolah. Guru baik. Kita ini menuju Jakarta lebih baik," tutup mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini.
Calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memiliki pandangan berbeda dengan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan soal pendidikan Jakarta. Menurut Basuki alias Ahok, tidak mudah membandingkan kualitas pendidikan Yogyakarta dengan Ibu Kota.
"Jadi, anda mau nilai dari mana? Kalau anda mengatakan, Jakarta pasti kalah sama Yogya, betul. Gurunya kalah, mentalnya. Tapi, kalau prestasi juaranya, wah Jakarta lebih banyak. Sekolah swasta banyak. Tapi, kalau sekolah negeri, betul tidak agak kacau Jakarta? Benar," kata Ahok di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Selasa (27/9).
Ahok mengklaim bila Jakarta telah banyak memenangkan juara olimpiade dan kejuaraan pendidikan lainnya. Salah satu faktornya adalah karena Ibu Kota memiliki banyak sekali sekolah swasta.
"Kamu kalau bicara kejuaraan internasional olimpiade yang juara-juara kebanyakan dari mana? Jakarta. Kenapa? Karena Jakarta banyak sekolah swasta yang baik. Kalau bicara mutu guru, Jakarta kalah sama Yogya," ucap Ahok.
Menurut Ahok, sekolah negeri di Jakarta setidaknya ada sekitar 2000-an. Salah satu yang menjadi penghambat adalah lambatnya pembangunan sebab banyak kontraktor abal-abal.
"Ini kan lagi kita sikat-sikatin nih. Lagi gugat saya lagi ke pengadilan, kurang ngajar tidak tuh. Lagi gugat saya perdata nih, karena saya konsolidasi. Sama tujuh kontraktor," jelas Ahok.
Bekas Politikus Gerindra ini tetap berpandangan, Jakarta lebih unggul dibandingkan Yogyakarta. Terutama untuk lamanya partisipasi anak sekolah, terlebih masa wajib sekolah di Ibu Kota 10 tahun, sedang di kota gudeg tidak demikian.
"Sekarang kamu lihat angka putus sekolah anak SMA di Yogya, sudah sampai 13 persen. Di Jakarta berapa persen? O,4 persen. Kenapa? Karena Kartu Jakarta Pintar (KJP) jalan. Nanti kalau yang kuliah dikasih Rp 18 juta lagi, itu bisa di atas sepuluh tahun nanti orang Jakarta," tandasnya.
Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta menganggarkan dalam APBD DKI 2016 sebesar Rp 2,5 triliun untuk Kartu Jakarta Pintar (KJP). Di mana program peninggalan Joko Widodo ini masih terus dilanjutkan oleh Ahok saat menjabat Gubernur DKI Jakarta.
KJP merupakan program Pemprov DKI Jakarta untuk memberikan subsidi pendidikan. Namun, dana ini tidak hanya diberikan sebagai uang gedung atau masuk sekolah, tetapi juga dapat digunakan untuk membeli buku dan perlengkapan lainnya.
Gara-gara soal kualitas pendidikan di DKI Jakarta ini, Ahok dan Anies perang pendapat di media. Hubungan keduanya memanas. Namun demikian yang harus dicatat, upaya peningkatan kualitas pendidikan dan manfaat utamanya adalah warga DKI Jakarta sendiri khususnya yang bisa merasakan.
-
Apa yang ditemukan para peneliti di Dataran Tinggi Antartika Timur? DATARAN TINGGI ANTARTIKA TIMUR Para peneliti memeriksa kembali data satelit yang diambil dari punggung bukit di lapisan es Antartika yang sebelumnya mencapai minus 93 derajat Celcius. "Ini tampaknya menjadi batas seberapa dingin di permukaan Bumi."
-
Di mana Djuanda menamatkan pendidikan menengahnya? Setelah menamatkan sekolah di ELS, ayahnya memasukkan Djuanda ke sekolah menengah khusus orang Eropa yaitu Hoogere Burgerschool te Bandoeng (HBS) sampai lulus tahun 1929.
-
Di mana Andika Perkasa menyelesaikan pendidikan S3-nya? Setelah itu, Andika Perkasa melanjutkan studi S3 dan meraih gelar PhD di jurusan The Trachtenberg School of Public Policy and Public Administration, The George Washington University, Washington D.C.
-
Kapan sidang perdana PHPU untuk Anies-Cak Imin? Pasangan calon nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, Timnas AMIN, serta Tim Hukum hadir dalam sidang perdana perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2024 Mahkamah Konstitusi hari ini, Rabu (27/3).
-
Di mana Anies Baswedan menamatkan pendidikan menengah atasnya? Anies Baswedan mengenyam pendidikan menengah atas di SMA N 2 Yogyakarta.
-
Kenapa siswa SDN Ambon belajar di lantai? Tidak ada bangku membuat para siswa harus duduk di lantai dan menunduk saat menulis materi pelajaran. Sebuah Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Serang, Banten, tampak memprihatinkan. Puluhan siswa di sana terpaksa melakukan kegiatan belajar mengajar di lantai karena tak ada meja dan kursi.
Baca juga:
Ahok klaim pendidikan di Jakarta lebih baik dibanding Yogyakarta
Adu pendapat Ahok dan Anies Baswedan soal kualitas pendidikan di DKI
Miris lihat sekolah di DKI, DPRD minta kepsek ajukan anggaran
Pemprov DKI gandeng 26 PTN buat mahasiswa pemegang KJMU
Kadisdik DKI akui 823 sekolah di Jakarta tak laik
Siapkan Rp 1,2 T, tahun ini Pemprov DKI perbaiki 156 sekolah rusak