Anggaran kolam ikan yang disebut Sandi bikin sejuk DPRD akhirnya dicoret
Anggaran kolam ikan yang disebut Sandi bikin sejuk DPRD akhirnya dicoret. Yuliadi menyebut perbaikan kolam tersebut agar pegawai DPRD DKI dan Pemprov DKI tidak mengalami stres saat bekerja. Bukan hanya itu nantinya warga bisa datang ke DPRD untuk ikut menikmati kolam tersebut.
Anggaran perbaikan kolam air mancur DPRD DKI Jakarta kembali masuk dalam Rancangan APBD 2018 sebesar Rp 620.715.162. Dengan rincian Rp 11.388.740 untuk membeli bibit bunga yakni kamboja merah, puring bor, pohon pucuk merah dan rumput gajah mini.
Sisanya pemeliharaan mesin pompa, pemeliharaan jaringan teknologi informasi, pemeliharaan gedung, pengadaan mesin pompa, pengadaan konstruksi reservoir hingga pengadaan tanaman.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, alasan dimasukannya rehabilitasi tersebut sebagai bentuk kepedulian pemerintah daerah terhadap aset negara.
"Yang perlu masyarakat ketahui bahwa ada aset pemerintah yaitu air mancur di DPRD yang selama ini belum bisa difungsikan, karena tidak memiliki maintenance yang cukup," jelas Sandiaga.
Selain itu, Menurutnya perbaikan ini perlu dilakukan karena di depan Balai Kota juga terdapat kolam air mancur yang terawat. "Jadi teman-teman (media) di depan (Balai Kota) ada air mancur di belakang juga mau ada ya kita hargai sebagai bentuk mungkin bisa menambah kesejukan di teman-teman di DPRD dan meningkatkan persatuan antara ini baru nyambung kan antara eksekutif dan legislatif Alhamdulillah, jadi sebuah yang sejuk," kata Sandi.
Sementara Sekretaris Dewan DKI Jakarta Muhammad Yuliadi menjelaskan peruntukkan anggaran perbaikan kolam air mancur DPRD yang sebesar Rp 620 juta. Menurutnya anggaran tersebut untuk mempercantik kolam yang berada di depan gedung DPRD. Dia mengatakan kolam saat ini sangat memprihatinkan karena banyak ikan-ikan yang mati.
"Perbaikan, bongkar pasang kolam, bikin baru lagi. Kalau untuk ikan biasa itu cepat mati, kurang dalam. Batunya kurang benar. Kalau siang terlalu panas," katanya.
"Iya dong. Orang kan kalau sudah tua, harus dipercantik. Ini untuk mempercantik tampilan kantor saja," lanjutnya.
Yuliadi menyebut perbaikan kolam tersebut agar pegawai DPRD DKI dan Pemprov DKI tidak mengalami stres saat bekerja. Bukan hanya itu nantinya warga bisa datang ke DPRD untuk ikut menikmati kolam tersebut.
Namun, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi meminta anggaran perbaikan kolam air mancur dalam Rancangan Anggaran Pengeluaran dan Belanja Daerah (RAPBD) 2018 untuk dicoret. Pras mengaku tidak pernah mengusulkan perbaikan anggaran kolam air mancur dalam pembahasan Rancangan Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) maupun Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2018.
"Dan saya meminta agar Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) sekali lagi itu tolong dicoret, Rp 620 juta. Karena saya enggak merasa memerintahkan untuk merenovasi itu (kolam ikan)," tegas Pras dalam Rapat Banggar di Gedung DPRD DKI Jakarta.
Dia juga memerintahkan kepada seluruh anggota dewan agar anggaran diefisiensikan biar lebih berguna untuk masyarakat Jakarta yang membutuhkan.
"Sekali lagi, saya minta kepada TAPD, Bu Tuty Bappeda agar anggaran kolam ikan dicoret. Itu gedung-gedung bukan gedung saya juga kok, bukan untuk memperkaya saya kok, itu gedung pemerintah," ujarnya.
Terkait hal tersebut TAPD langsung memutuskan untuk mencoret anggaran kolam air mancur dalam RAPBD 2018 sesuai dengan keinginan Ketua DPRD. "Langsung saja kita hapus tadi kan arahan Pak Ketua begitu. Kolam berarti sudah sesuai (dicoret)," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Saefullah.
Menanggapi pencoretan itu, Sandiaga merasa bersyukur. "Alhamdulillah. Ya itu kebesaran hati dari Pak Pras ya. Kita patut apresiasi Pak Pras, dari masyarakat juga mempelototi, ya itu uang milik rakyat, ya Alhamdulillah," kata Sandiaga.
Sandiaga mengapresiasi langkah dari Prasetio yang meminta agar anggaran tersebut untuk dicoret dalam RAPBD dan tidak pernah mengusulkan dana tersebut. "Dan ternyata bukan Pak Pras yang minta kan. Jadi, kita apresiasi sekali kebesaran dan kelegawaan hatinya Pak Pras dan teman-teman DPRD," ujar Sandiaga.
Baca juga:
Anggaran kunker DPRD dipotong Rp 43 M, Taufik ngeluh dana makan Rp 500 ribu kurang
Ditolak ketua DPRD DKI, anggaran kolam Rp 620 juta di RAPBD dicoret
Sandi sebut anggaran kunker DPRD Rp 108 M usulan di era gubernur lama
Pengawasan APBD era Anies Sandi dan 'pemahaman nenek lu' ala Ahok
Sumarsono sebut anggaran renovasi kolam ikan di DPRD DKI tak masuk akal
Sandi sebut anggaran kolam air Rp 620 juta biar anggota DPRD sejuk
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Di mana Sandiaga Uno kuliah dulu? Beginilah potret lawas Sandiaga Uno saat masih mengenyam pendidikan di Amerika.
-
Apa jabatan Purwanto di DPRD DKI Jakarta? Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Purwanto meninggal dunia pada Selasa (5/12) pukul 20.05 WIB.
-
Kapan PDRI dibentuk? Walaupun secara resmi radiogram Presiden Soekarno belum diterima, tanggal 22 Desember 1948, sesuai dengan konsep yang telah disiapkan, dalam rapat tersebut diputuskan untuk membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI), dengan susunan sebagai berikut:
-
Apa yang ditawarkan oleh DPLK BRI kepada UMKM? DPLK BRI Ajak UMKM Persiapkan Dana Pensiun BRI dengan menyelenggarakan kelas edukasi “UMKM Pun Bisa Punya Pensiun” dalam pojok investasi di acara Pesta Rakyat Simpedes (PRS) BRI di Pandaan, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
-
Kapan Gita KDI dilantik menjadi anggota DPR? Gita KDI dilantik menjadi anggota DPR dari Fraksi Kebangkitan Bangsa pada 2011 lalu.