Anies: Kita Bekerja Untuk Masyarakat, Bukan Agar Diberitakan
Anies Baswedan mengklaim selama ini bekerja untuk masyarakat karena ia ingin membangun kepercayaan publik.
Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 Anies Baswedan mengklaim selama ini bekerja untuk masyarakat karena ia ingin membangun kepercayaan publik. Hal itu diucapkan Anies saat menjadi pembicara pada acara Pelatihan Relawan Advokasi Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Minggu (30/10).
Mulanya, Anies bercerita bahwa ia tidak pernah mengajak awak media untuk meliput kegiatannya saat mengunjungi kampung-kampung. Menurutnya, ia ingin masyarakat tahu gubernur bertemu dengan warga secara tulus.
-
Siapa kakek dari Anies Baswedan? Sebagai pria berusia 54 tahun, Anies Baswedan adalah cucu dari Abdurrahman Baswedan, seorang diplomat yang pernah menjabat sebagai wakil Menteri Muda Penerangan RI dan juga sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia.
-
Apa berita bohong yang disebarkan tentang Anies Baswedan? Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi sasaran berita bohong atau hoaks yang tersebar luas di media sosial. Terlebih menjelang Pilkada serentak 2024.
-
Bagaimana Anies Baswedan menanggapi kekalahan Pilpres? "Mau perjalanan yang nyaman dan enak, pilih jalan yang datar dan menurun. Tapi jalan itu tidak akan pernah mengantarkan kepada puncak manapun," ujarnya."Tapi kalau kita memilih jalan yang mendaki, walaupun suasana gelap ... kita tahu hanya jalan mendaki yang mengantarkan pada puncak-puncak baru."
-
Siapa yang disebut-sebut akan menjadi Cawapres Anies Baswedan? Nama Yenny sebelumnya disebut sebagai bakal calon wakil presiden untuk mendampingi Anies Baswedan.
-
Apa yang disindir Anies Baswedan tentang Gubernur DKI? Anies Sindir Ada Gubernur DKI Tak Tuntas Janji Jabat 5 Tahun: Jangan Hukum Saya Capres Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Apa yang dititipkan Anies Baswedan kepada majelis hakim MK? Kita titipkan ke majelis hakim kepercayaan untuk menentukan arahnya ke depan. Kami yakin semoga majelis diberikan keberanian, kekuatan untuk memutus yang terbaik untuk Indonesia kedepan
“Saya di Jakarta kalau jalan ke kampung-kampung jarang teman-teman media ikut. Saya enggak pernah ajak teman-teman media. Kenapa? Masyarakat itu supaya tahu Pak Gubernurnya datang untuk ketemu rakyat. Bukan diberitakan mau ketemu rakyat,” kata Anies.
Kemudian, Anies mengatakan bahwa masyarakat tahu bila pemimpin daerahnya datang hanya untuk pencitraan belaka.
“Ketika kami datang bersama dengan banyak media, mereka juga ngebatin ‘Oh kami bakal jadi subjek berita’ yang muncul adalah ‘Jadi Bapak ke sini mau ketemu saya, mau lihat masalah, atau menjadi berita Pak?’ Coba aja dicek berita-berita, minim sekali. Tapi saya selalu datang ke masyarakat, bawanya bawa kamera sendiri,bawa tim dokumentasi sendiri, karena saya lagi membangun kepercayaan dengan masyarakat bahwa kita bekerja memang untuk masyarakat bukan untuk diberitakan,” ujar Anies.
Lebih lanjut, Anies menjelaskan bahwa persepsi yang baik adalah yang terbentuk karena fakta. Oleh karena itu, ia menyarankan untuk tidak mengkapitalisasi hal-hal yang dikerjakan.
“Kadang-kadang kita ini punya kecenderungan pengin cepat-cepat jadi berita. Persepsi yang terbentuk karena fakta itu bisa permanen. Tapi persepsi yang terbentuk karena berita, itu bisa ditimpa berita lain dan hilang. Penting sekali jadi persepsi yang dibentuk oleh fakta, oleh pengalaman,” kata Anies.
Kenang Masa Jabat Gubernur DKI
Sebelumnya, Anies juga mengenang masa-masa ketika menjabat sebagai gubernur. Anies mengatakan, selama ia bertugas di Jakarta, ia selalu melibatkan warga dalam menjalan program-program kerjanya.
“Kami ketika mengelola di Jakarta juga begitu. Makanya kami menyebut Jakarta sebagai Kota Kolaborasi karena banyak yang kita kerjakan itu, dikerjakannya bersama dengan masyarakat, dengan warga,” kata Anies.
Meskipun demikian, hal tersebut merupakan tantangan tersendiri. Sebab, birokrasi pemerintah terbiasa mengerjakan program kerja secara mandiri.
“Tantangannya satu dalam birokrasi. Birokrasi itu terbiasa program semua dikerjakan sendiri. Terbiasa semuanya, menyusun budget sendiri, nyusun orang sendiri, nyusun alat ukur sendiri, eksekusi sendiri. Rakyat diminta dua hal saja bayar pajak sama nyoblos. Selain itu, enggak usah terlibat,” kata Anies.
Padahal, menurut Anies, dengan melibatkan warga, pemerintah lebih terbantu karena warga kerap memiliki ide dan gagasan yang lebih kreatif dan cepat.
“Oh itu latihannya di birokrasi sangat panjang. Begitu birokrasi itu terlatih dengan kolaborasi, malah kemudian ternyata lebih enak ya. Kenapa? karena warga itu bawaa ide, bawa gagasan mereka, bawa terobosan (dan) inovasi yang di pemerintahan itu sering kali kalah cepat dengan masyarakat,” tambah Anies.
(mdk/tin)