Banggar DPRD DKI setujui RAPBD DKI 2018 naik jadi Rp 77,117 triliun
Anies secara khusus mengapresiasi langkah Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi yang dengan tegas mencoret anggaran-anggaran yang tidak perlu. Dia mengaku melakukan komunikasi dengan Pras terkait asal-usul dari anggaran kolam tersebut.
Rapat Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI telah menyetujui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta tahun 2018 mencapai Rp 77,117 triliun, naik dari sebelumnya Rp 77,110 triliun. Walau sudah banyak pengurangan anggaran, namun nilainya malah naik.
Beberapa anggaran yang sudah dicoret, seperti anggaran untuk perbaikan kolam air mancur DPRD yang sebesar Rp 620 juta dicoret dan dana kunjungan kerja Anggota DPRD di potong Rp 43 miliar. Kemudian dana hibah untuk ormas Laskar Merah Putih dipangkas menjadi Rp 100 juta dan dana hibah untuk Paguyuban Werdatama Jaya dan yayasan pensiunan provinsi DKI Jakarta juga dicoret.
Sekretaris Daerah (Sekda) DKI, Saefullah menjelaskan perubahan angka antara rancangan sebesar Rp 77.110.685.7060.609 dan yang disepakati menjadi Rp 77.117.365.231.890 terjadi karena peningkatan dividen. Terdapat selisih Rp 6.479.471.200 yang berasal dari dividen beberapa BUMD.
"Pertama dari segi pendapatan, kita sangat optimis terhadap angka yang kita tetapkan. Karena tahun ini laporan BPRD DKI Tahun 2017 melebihi target sekitar Rp 300 miliar. Berdasarkan itu kita akan amat yakin 2018 kita target kan akan tercapai. Pak Maikel sebagai BPKAD itu kekurangan itu diambil dari tambahan dividen BUMD," jelasnya di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (29/11).
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada DPRD yang telah menyepakati APBD 2018.
"Jadi, Alhamdulillah APBD sudah disepakati dan kami terima kasih sekali pada seluruh jajaran dan apresiasi pada ketua DPRD pada ketua fraksi ketua Banggar yang sudah mempermudah masalah ini," katanya.
Anies secara khusus mengapresiasi langkah Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi yang dengan tegas mencoret anggaran-anggaran yang tidak perlu. Dia mengaku melakukan komunikasi dengan Pras terkait asal-usul dari anggaran kolam tersebut.
"Tapi sikap pak Pras begitu ketika saya kontak. Pas bicara sama beliau Senin siang. ya udah dihapus saja. Kelihatannya kaya orang punya ikan perlu kolam. Setiap tahun muncul. Kita sudah bereskan itu," ujar Anies.