Beda sikap Ahok soal Sunny sebelum dan sesudah dicekal KPK
Awalnya Ahok bilang Sunny hanya anak magang, kemudian meralatnya setelah ada kabar pencekalan dari KPK.
KPK terus mengusut kasus suap pembahasan raperda tentang zonasi proyek reklamasi pantai utara Jakarta. Teranyar, KPK melakukan pencekalan terhadap orang dekat Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok), Sunny dan Direktur PT Agung Sedayu Group, Richard Halim Kusuma.
Ahok mengakui jika Sunny merupakan orang yang dikenal dekat. Namun lucunya, keterangan Ahok berbeda saat Sunny belum dicekal dan setelah dicekal oleh pihak Imigrasi.
Diceritakan Ahok, Sunny berada di Balai kota hanya untuk kepentingan disertasi mengenai politik Ahok untuk studi S3 di salah satu Universitas Amerika Serikat. Segala tindak tanduknya, Sunny selalu ingin tahu dan memantau.
Katanya, mulai dari bertemu dengan bos-bos perusahaan, aksi Ahok berseteru dengan DPRD, sampai gaya kepemimpinannya yang suka marah dan meledak-ledak. Ahok menilai, dengan segala yang dilakukannya saat ini, apakah bisa membawanya kembali menjadi DKI 1 tahun depan.
"Dia mau magang, kita enggak gaji dia, dia mau ketemu semua bos, mau berantem sama DPRD, dia mau tahu gaya politik Ahok bisa menang, enggak pakai duit lawan semua orang," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis 7 April diberitakan Pukul 13.52 WIB.
Ahok mengungkapkan, Sunny adalah sepupu dari istri Franky Oesman Widjaja, anak dari Eka Tjipta Widjaja, bos Sinar Mas. Hal itu diungkapkan Ahok untuk mengklarifikasi kabar yang menyebut Sunny sebagai cucu dari Eka.
Kemudian sore harinya, KPK resmi mencekal Sunny untuk berpergian ke luar negeri selama 6 bulan ke depan. Tidak cuma Sunny, Direktur PT Agung Sedayu Group, Richard Halim Kusuma juga dicekal KPK.
Setelah mendapatkan kabar pencekalan, Ahok kemudian buka-bukaan tentang sosok Sunny pada malam harinya. Pada kesempatan ini, Ahok menyatakan jika Sunny merupakan bagian dari timnya sejak maju Pilgub DKI Jakarta tahun 2012 lalu. Dia meralat pernyataan Sunny sebagai anak magang.
"Enggak, dia bukan anak magang juga. Dia mau bikin tesis, lama-lama kita kayak temen saja kan. Dia datang, kita enggak bayar dia gaji. Aku bilang sih dia lebih condong kayak temen. Bisa saja orang sebut staf khusus karena sering bolak-balik ke sini," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (7/4).
Terkait isu Sunny juga dekat dan berkomunikasi dengan bos-bos dan konglomerat, Ahok menjawab bahwa dia pernah menjadi peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS). Namun keluar dari CSIS dan bekerja di perusahaan milik Peter Sondakh.
"Kan memang di lingkungan itu. Lingkungannya bantu CSIS, dulu. Enggak, keluar. Lalu kerja sama Peter Sondakh," terang Ahok.
Ditambahkannya, selama mengikuti Ahok, Sunny selalu melihat rekam jejak politiknya. Bahkan sebelum Ahok memutuskan akan maju menjadi wakil gubernur pun, Sunny sudah ikut bersamanya. Sunny, kata Ahok terkesan dengan gaya berpolitik Ahok.
"Dia cuma pengen tahu gimana berpolitik gaya saya. Terpilih enggak sih. Waktu saya kepilih jadi wagub, waktu dia atas, liat Monas kan 'wah gue enggak pernah nyangka lo jadi wagub, gaya lo kayak begitu' dia bilang," tuturnya.
Sejak ramai dibicarakan hingga dicekal, membuat Ahok membuka lagi memori perkenalannya dengan Sunny. Kekaguman Sunny, terlihat saat 2009 silam yang membayar seluruh pertemuan, padahal dirinya yang ingin bertemu dengan Ahok. Saat itu, Sunny hendak mengundang Ahok untuk menjadi pembicara.
"Saya kenal dia pertama 2009, dia minta waktu ketemu saya mau undang jadi pembicara di Amerika. Dia bilang terkesan karena saya yang bayarin waktu kita ketemu. Waktu itu kan saya DPR. Saya sama anak, masa suruh dia yang bayar. Gue yang bayar. Terus dia bilang, wah ni pejabat beda," terangnya.
"Terus dia undang saya ke Amerika, 2010 saya baru berangkat ke Amerika. Kembali, saya bilang mau cawagub DKI, dia pengen lihat. Saya sosialisasi ke kampung-kampung, dia ikut," sambung Ahok.