Cerita Juru Parkir Liar di Tebet, Delapan Jam Dapat Rp75.000 dan Setor ke 'Oknum'
Sayangnya juru parkir liar tersebut tidak mengungkapkan siapa oknum yang menerima setoran dari mereka.
Sayangnya juru parkir liar tersebut tidak mengungkapkan siapa oknum yang menerima setoran dari mereka.
- 3 Juru Parkir Liar Keroyok Ojek Online, Begini Tampangnya saat Pakai Baju Oranye
- Ini Aturan Juru Parkir Liar Dilarang Pungut Biaya, Sanksinya Pidana sampai Denda
- Pemprov DKI Bentuk Tim untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Janji Beri Efek Jera
- Melihat Cara Heru Budi Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta, Apa Solusinya?
Cerita Juru Parkir Liar di Tebet, Delapan Jam Dapat Rp75.000 dan Setor ke 'Oknum'
Matsuri (46), seorang juru parkir liar di salah satu supermarket di Tebet Supomo, mengatakan, jika dirinya mendapatkan hasil memarkirkan kendaraan mencapai Rp75.000 dalam sehari.
Jumlah segitu ia dapatkan dalam waktu delapan jam memarkirkan kendaraan.
"Paling Rp60.000-Rp70.000, saya itu kan kalau enggak kerja ya buat kasih makan isteri anak, duit darimana gitu. Saya cuma gitu saja, anak sekolah. Masih sekolah, ada dua, yang satu kecil," kata Matsuri kepada wartawan di lokasi, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (15/5).
"Dari jam 06.00-14.00 WIB, paling ramai Rp70.000-Rp75.000," sambungnya.
Meski begitu, dirinya yang sudah menjadi juru parkir liar sejak 2014 ini mengaku tidak pernah memaksa para konsumen supermarket tersebut untuk memberikan uang parkir terhadap mereka.
Matsuri mengaku, sudah mendapatkan izin dari pihak supermarket untuk menjadi juru parkir.
"Kalau dikasih Rp2000 saya terima. Jadi kalau misalkan enggak dijagain takutnya ada motor hilang, rawan banget, rawan kejahatan. Dari dulu disini belum pernah ada pemaksaan, jadi kalau tempat-tempat lain ada saya juga enggak tahu, disini aja enggak pernah ada," ujarnya.
"Enggak apa-apa (kalau enggak dikasih), daritadi pagi banyak mobil enggak bayar, enggak apa-apa, dari dulu emang kaya gitu, enggak pernah minta. Enggak pernah, kadang ada yang kasih Rp800 perak, kadang ada ngasih Rp1000 motor," sambung Matsuri.
Tiga Shift dan Setor ke Oknum
Matsuri menerangkan, dirinya tidak sendiri beroperasi. Dalam lahan parkir tersebut dia dibantu oleh dua orang temannya, yang sudah dibagi menjadi tiga waktu dalam pembagiannya.
Mulai dari pukul 06.00-14.00 WIB, kemudian lanjut 14.00 hingga pukul 22.00 WIBWIB, selanjutnya pukul 22.00 WIB sampai pagi hari.
Ternyata, selama mereka berkerja dan berpenghasilan hampir mencapai Rp100.000. Para juru parkir liar tersebut juga memberikan setoran kepada 'oknum'. Namun, tidak dijelaskan secara rinci siapa oknum yang dimaksudkannya itu.
"Setor juga sama oknum-oknum sini lah, yang megang sini lah. (Oknum ya) Iya, biasalah," jelasnya.
Setelah dirinya belum diberikan izin untuk memarkirkan kendaraan di supermarket pasca penertiban juru parkir liar. Ia mengungkapkan, belum mengetahui secara pasti ke depannya akan bekerja dimana.
"Ya saya enggak tahu juga, kalau enggak kerja markir mau kerja apalagi kan begitu. Soalnya kita ngempanin keluarga saja, kalau enggak kerja markir kerja apalagi kan gitu. Saya enggak ada pekerjaan lagi, yang penting kita enggak ada pemaksaan. Kalau tempat yang lain, saya juga enggak tahu, kan Indonesia lebar ya," pungkas Matsuri.