Dikritik, Pemprov Sebut Data Ditampilkan Hanya Banjir Besar di Jakarta
Catatan BPBD, pada Sabtu dini hari, Jabodetabek menerima curah hujan di atas 150 mm per hari. Untuk wilayah Jakarta, kategori ekstrem mencapai 226 mm per hari.
Publikasi data banjir besar oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dikritik sebab dianggap tidak transparan. Menanggapi hal itu, Pelaksana tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Sabdo Kurnianto menjelaskan data yang disajikan hanya data dengan kondisi banjir besar.
"Data yang ditampilkan adalah data yang merepresentasikan kejadian banjir besar di Jakarta," kata Sabdo yang dikutip pada Selasa (23/2).
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Kapan banjir pertama kali terjadi di Jakarta? Pada masa VOC sendiri telah dilakukan berbagai cara untuk menanggulangi banjir di Batavia (kini Jakarta). Gubernur Jenderal silih berganti mencoba berbagai upaya.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Di mana banjir Jakarta pada tahun 1960 terjadi? Mengutip dari buku Sejarah Kota Jakarta 1950-1980 karya Edi Setyawati dkk mengatakan, pada awal tahun 1960 terjadi banjir di Jakarta, setelah mengalami musim hujan yang hebat sehingga 7 kelurahan sangat menderita, terutama daerah Grogol dan sekitarnya.
Catatan BPBD, pada Sabtu dini hari, Jabodetabek menerima curah hujan di atas 150 mm per hari. Untuk wilayah Jakarta, kategori ekstrem mencapai 226 mm per hari.
Sabdo juga menuturkan, BPBD Provinsi DKI Jakarta telah membuat rekap data penanganan kejadian banjir besar di Jakarta dari tahun ke tahun yang merujuk pada intensitas curah hujan tinggi atau ekstrem, seperti yang terjadi pada tahun lalu dengan curah hujan 377mm per hari.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi DKI Jakarta, Atika Nur Rahmania menuturkan, mulai tahun 2021, DKI Jakarta telah memiliki peta berbasis RT yang memungkinkan masyarakat memantau wilayah tergenang dan luasan area tergenang.
Atika menuturkan data banjir lintas tahun lengkap juga tersedia di aplikasi ataupun situs https://data.jakarta.go.id/dataset/rekapitulasi-kejadian-banjir-pertahun.
“Terkait data, kami di Pemprov DKI Jakarta berkomitmen untuk selalu terbuka kepada masyarakat. Masyarakat bisa mengakses informasi banjir secara real time melalui aplikasi Pantau Banjir,” ungkapnya.
Dikutip melalui instagram @dkijakarta data banjir besar di Jakarta terjadi pada;
2 Februari 2002
Curah hujan tertinggi 168 mm per hari, RW tergenang 353, luas area tergenang 168 km, pengungsi 154.270 jiwa, korban meninggal 32 jiwa, waktu surut 6 hari
2 Februari 2007
Curah hujan tertinggi 340 mm per hari, RW tergenang 955, luas area tergenang 455 km, pengungsi 276.333, korban meninggal 48 jiwa, waktu surut 10 hari
17 Januari 2013
Curah hujan tertinggi 100 ml per hari, RW tergenang 599, luas area tergenang 240 km, pengungsi 90.913, jumlah lokasi pengungsian 1.250, korban meninggal 40 jiwa, waktu surut 7 hari
11 Februari 2015
Curah hujan tertinggi 277 per hari, RW tergenang 6.702, luas area tergenang 281 km, pengungsi 45.813 jiwa, jumlah lokasi pengungsian 409, korban meninggal 5 jiwa, waktu surut 7 hari
1 Januari 2020
Curah hujan tertinggi 377 mm per hari, RW tergenang 390, luas area tergenang 156 km, pengungsi 36.445 jiwa, jumlah lokasi pengungsian 269, korban meninggal 19 jiwa waktu surut 4 hari
20 Februari 2021
Curah hujan tertinggi 226 mm per hari, RW tergenang 113, luas area tergenang 4 km pengungsi 3.311 jiwa, jumlah lokasi pengungsian 44, korban meninggal 5 jiwa, waktu surut genangan 1 hari
Dari data tersebut tidak tercantum data banjir periode 2016-2019.
(mdk/eko)