Dinkes Pastikan 24 Pasien Kasus Covid-19 BN.1 di Jakarta Sudah Sembuh Semua
Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta memastikan, 24 pasien kasus Covid-19 subvarian baru BN.1 sudah sembuh semuanya. Diketahui, subvarian BN.1 pertama kali dideteksi di Jakarta pada 10 Oktober 2022.
Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta memastikan, 24 pasien kasus Covid-19 subvarian baru BN.1 sudah sembuh semuanya. Diketahui, subvarian BN.1 pertama kali dideteksi di Jakarta pada 10 Oktober 2022.
"Semua kasus BN.1 di Jakarta sudah sembuh. Terakhir terdiagnosis 1 kasus di 14 November 2022 dan sudah sembuh. 14 kasus bulan Oktober, 10 kasus bulan November," kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinkes DKI Ngabila Salamaabila saat dihubungi, Minggu (11/12).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
Ngabila memastikan, untuk kasus tersebut sudah tidak ada lagi penambahan. Lalu, untuk 24 pasien yang sebelumnya terpapar Covid-19 subvarian baru BN.1 sudah sembuh semuanya.
"Tidak ada penambahan kasus. Ya sudah (sembuh semua)," ujarnya.
Selain itu, dirinya ingin agar masyarakat tidak usah panik. Karena, varian baru tersebut bukan menjadi yang dominan di Jakarta. Kendati demikian, ia meminta tetap mematuhi protokol kesehatan salah satunya dengan memakai masker.
"Tidak usah panik, sampai saat ini BN.1 bukan varian dominan di Jakarta. Proporsi mingguannya hanya 3 persen dari hasil genome sequencing," ucapnya.
"Apa pun variannya, pencegahannya tetap dengan disiplin bermasker. Cegah kematian dan longcovid dengan vaksinasi lengkap. Ikhtiar untuk bertahan hidup di era pandemi," tutupnya.
Sebelumnya, Dinkes DKI Jakarta menemukan 24 kasus Covid-19 subvarian baru BN.1 per Jumat (9/12). Meskipun demikian, situasi Covid-19 di Jakarta diklaim masih terkendali.
"Dari 24 pasien BN.1 domisili Jakarta, 30 persen tanpa gejala, 70 persen gejala ringan. Semua isolasi mandiri di rumah sebagian besar sudah sembuh," kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinkes DKI Ngabila Salamaabila saat dihubungi, Sabtu (10/12).
Dia mengungkapkan, tren kasus Covid-19 mengalami penurunan dalam dua minggu terakhir.
"Tren kasus positif [Covid-19] sudah menurun dua minggu terakhir. Tren kematian, penggunaan tempat tidur di rumah sakit menurun seminggu terakhir. Kondisi terkendali," terangnya.
Ngabila menyebutkan, subvarian BN.1 pertama kali dideteksi di Jakarta pada 10 Oktober 2022. Sementara itu, dari hasil genkme sequencing, proporsi kasusnya 5 persen dari total varian yang ditemukan di Jakarta pada seminggu terakhir.
Dia pun meminta agar warga tidak panik dengan hal tersebut dan melakukan pencegahan.
"Apa pun variannya jangan panik, pencegahannya sama. Cegah sakit dengan disiplin bermasker, cegah kematian dan long covid dengan vaksinasi lengkap," tandasnya.
Sementara itu, Kementerian kesehatan (Kemenkes) RI mengkonfirmasi adanya subvarian Omicron baru yaitu BN.1. Adapun subvarian ini muncul setelah subvarian sebelumnya, yaitu XBB dan BQ.1.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, terdapat 20 kasus BN.1 di Indonesia.
"Di Indonesia, sudah terdapat 20 kasus BN.1 dengan kasus pertama dilaporkan dari Kepulauan Riau dengan tanggal ambil 16 September 2022," kata Nadia saat ditemui di Gedung Kemenkes, Jakarta Selatan, Kamis (8/12).
Nadia juga mengatakan, pihaknya masih meneliti apakah subvarian ini berpotensi menjadi pemicu kenaikan kasus Covid-19.
"Subvarian baru BN.1 sudah ada. Apakah ini jadi potensi peningkatan kasus, kita masih monitor," tambah Nadia.
(mdk/bal)