Dirut Klaim Belum Ada Penularan Covid-19 di MRT Jakarta
William mengungkapkan, belum ada pihak yang dapat membuktikan ketakutan adanya penyebaran Covid-19 di transportasi umum. Sebab sejumlah negara yang masyarakatnya mayoritas menggunakan transportasi umum memiliki grafik rendah dalam kasus virus asal Wuhan, China itu.
Direktur Utama (Dirut) PT MRT Jakarta, William Sabandar menyatakan hingga saat ini kereta MRT masih aman untuk digunakan sebagai alat transportasi di Jakarta. Pasalnya sampai saat ini, tidak ada kasus penularan kasus virus Corona atau Covid-19 di MRT.
"Sampai hari ini MRT itu tetap aman, enggak ada fakta atau data yang menunjukkan keterpaparan Covid-19 di MRT. Karena protokolnya kita tanamkan dengan jelas," kata William dalam diskusi daring, Kamis (2/7).
-
Bagaimana MRT Jakarta dibangun? Koridor 1 MRT mulai beroperasi sejak 2019. Jalurnya sepanjang 16 kilometer. 10 kilometer jalur layang dan 6 kilometer di bawah tanah.
-
Di mana MRT Jakarta berada? Terdapat enam kilometer jalur Mass Rapid Transit (MRT) di bawah tanah Jakarta.
-
Apa yang dilakukan MRT Jakarta untuk mendukung Misa Akbar Paus Fransiskus? "MRT Jakarta tetap melayani masyarakat dengan jam operasi normal yaitu pukul 05.00-24.00 WIB dengan selang waktu 5 menit pada jam sibuk (07.00-09.00 & 17.00-19.00) dan 10 menit di luar jam sibuk," kata Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta Ahmad Pratomo dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (3/9).
-
Apa saja yang dibangun pada MRT Jakarta Fase 2A Bundaran HI-Kota? Pembangunan Fase 2A MRT Jakarta, yang akan menghubungkan Bundaran HI-Kota, diharapkan selesai pada 2027 untuk segmen pertama.
-
Bagaimana prajurit Mataram akhirnya berjualan di Jakarta? Meskipun kalah perang, para prajurit yang kalah justru mulai berjualan di Jakarta dengan dua menu yaitu telur asin dan orek tempe.
-
Bagaimana MRT Jakarta mengelola kerumunan saat misa berlangsung? MRT Jakarta juga menyiapkan manajemen kerumunan (crowd management) melalui penambahan petugas dan peralatan pendukung seperti pengeras suara dan rambu penunjuk arah di area stasiun.
Dia mengungkapkan, belum ada pihak yang dapat membuktikan ketakutan adanya penyebaran Covid-19 di transportasi umum. Sebab sejumlah negara yang masyarakatnya mayoritas menggunakan transportasi umum memiliki grafik rendah dalam kasus virus asal Wuhan, China itu.
"Beberapa fakta misalnya Hong Kong yang berpenduduk 7,5 juta orang yang bergantung ini (transportasi umum). Kita bisa lihat bahwa kasus di sana hanya sekitar 1.100 kasus," ujarnya.
Karena hal itu, William menjelaskan, saat ini terpenting pengelola dan masyarakat tetap melaksanakan protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Salah satunya yakni meningkatkan frekuensi layanan untuk mengurangi kepadatan penumpang.
"Transportasi enggak akan jadi tempat penularan kalau seluruh protokol diterapkan. Pakai masker, cuci tangan, meningkatkan ventilasi udara di kendaraan," tutupnya.
Sebelumnya, PT MRT Jakarta mencatat terjadi peningkatan jumlah penumpang di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi. Peningkatan itu tercatat sejak Rabu 10 Juni 2020 hingga Sabtu 13 Juni 2020.
"Ya terjadi peningkatan, misalnya Rabu ada 13.308 penumpang. Kamis ada 13.082 penumpang, Jumat sebanyak 13.250 penumpang dan Sabtu sebanyak 4.675 penumpang," ujar William Sabandar saat bertemu secara daring, Minggu (14/6).
Menurut dia, jumlah penumpang memang naik lima hingga enam kali lipat dibanding minggu lalu. Namun hal itu belum signifikan karena sebagian kegiatan perkantoran serta mal-mal di Jakarta belum dimulai.
Reporter: Ika Defianti
Sumber: Liputan6.com