Djarot mengeluh jika cuti: Siapa yang enggak tahu nomor 2 dan 3?
Djarot mengeluh jika cuti: Siapa yang enggak tahu nomor 2 dan 3? Djarot pun merasa durasi cuti terhadap pasangan calon petahana dalam kontestasi Pilgub DKI Jakarta sudah cukup. Dia mengaku berat jika harus kembali cuti pada Pilgub putaran kedua.
Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat keberatan terhadap aturan cuti terhadap calon gubernur dan wakil gubernur petahana DKI Jakarta 2017 di putaran kedua nanti. Menurutnya waktu cuti pada putaran pertama dirasa cukup untuk mensosialisasikan visi misi kandidat.
"Untuk penajaman visi misi ngapain kita harus cuti. Sekarang siapa sih yang enggak mengerti pasangan nomor urut dua dan tiga? 3,5 bulan loh kampanye terus, siapa enggak tahu? Tahu kan semuanya," ujar Djarot di Balai Kota, Rabu (1/3).
Djarot pun merasa durasi cuti terhadap pasangan calon petahana dalam kontestasi Pilgub DKI Jakarta sudah cukup. Dia mengaku berat jika harus kembali cuti pada Pilgub putaran kedua.
"Yang kita perhatikan adalah masyarakat. Jangan sampai Pilkada mengganggu proses pelayanan, aksi lapangan untuk mengeksekusi proyek proyek strategis," ujar Djarot.
Dia menambahkan waktu cuti 3,5 bulan pada Pilgub putaran pertama merupakan waktu panjang bagi pemimpin. Meski saat kekosongan jabatan itu diisi oleh pelaksana tugas, Djarot menegaskan ada perbedaan cukup signifikan antara pelaksana tugas gubernur dengan gubernur tetap.
"Plt (pelaksana tugas) hanya sementara tidak mempunyai kekuatan yang cukup untuk bisa menekan karena kewenangan terbatas. Tetapi kalau definitif kewenangannya jelas," tandasnya.
Oleh karena itu Cawagub DKI Jakarta petahana itu menuturkan penilaian kinerja pemimpin adalah pemimpin yang tetap atau definitif bukan sekedar pelaksana tugas. "Untuk bisa menggenjot, meningkatkan kinerja itu memang idealnya definitif," tandasnya.
Terlebih lagi, lanjut Djarot, mekanisme serta teknis kampanye pada putaran kedua hampir tidak ada perbedaan signifikan, hanya menajamkan visi misi ke warga Jakarta. Belum lagi penyelenggaraan debat pada putaran kedua hanya diselenggarakan satu kali. Baginya, mempersiapkan debat satu kali tidak perlu cuti berhari hari.
"Debat seminggu apa sehari? Debatnya cuma sehari nduk, debatnya cuma satu kali bos," ucap Djarot sambil berkelakar.
"Katanya sekali. Berapa? Dua kali? Berdebat terus? Apa kita suka berbedat, sing enak suka mengerjakan," pungkasnya.