IDI: Dokter Aja Susah Dapat Ruang Rawat Covid-19, Apalagi Masyarakat
Perlindungan tenaga kesehatan dan dokter menurut Slamet menjadi sangat penting di kondisi ledakan kasus saat ini. Sebab semakin banyak tenaga kesehatan tumbang, akan berdampak pula dengan penanganan pasien di rumah sakit.
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Slamet Budiarto mengatakan banyak tenaga kesehatan meninggal dunia meski sudah mendapat vaksin lengkap. Melihat kondisi ini, Slamet berharap pemerintah memberikan booster vaksin kepada tenaga kesehatan.
"Hari ini ada 7 dokter meninggal dunia tapi masih harus validasi. Sebagian besar (dokter dan tenaga kesehatan meninggal) sudah divaksin dua kali artinya kami berharap pemerintah punya kebijakan untuk dilakukan booster vaksin," ucap Slamet dalam diskusi virtual yang dikutip melalui channel YouTube Holopis Channel, Senin (29/6).
-
Kapan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) resmi terbentuk? Tepat pada 24 Oktober 1950, IDI secara resmi mendapatkan legalitas hukum di depan notaris.
-
Dimana konsentrasi dokter spesialis di Indonesia? Dia mengatakan 59 persen dokter spesialis terkonsentrasi di Pulau Jawa. "Rata-rata semuanya dokter spesialis pada di Jawa dan di kota. 59 persen dokter spesialis itu terkonsentrasi di Pulau Jawa, 59 persen," ujarnya.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa tujuan utama dibentuknya Ikatan Dokter Indonesia (IDI)? Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat profesi dokter.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Perlindungan tenaga kesehatan dan dokter menurut Slamet menjadi sangat penting di kondisi ledakan kasus saat ini. Sebab semakin banyak tenaga kesehatan tumbang, akan berdampak pula dengan penanganan pasien di rumah sakit.
Slamet meminta kepada pemerintah ada jaminan ruang rawat bagi tenaga kesehatan jika terkonfirmasi positif Covid-19. Sebab, dia mendapatkan banyak laporan dokter ataupun tenaga kesehatan lainnya tidak mendapat ruang isolasi di rumah sakit lantaran sudah penuh pasien.
"Harus ada jaminan kalau dokter sakit dapat ruang. Bayangkan saja dokter saja susah dapat ruang apalagi masyarakat lainnya?" ucapnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Dr M Adib Khumaidi SpOT, melaporkan, gambaran total dokter yang meninggal akibat Covid-19 mencapai 401 orang. Peningkatan yang cukup tinggi terjadi pada Juni. Per Juni 2021, ada sekitar 26 atau 27 dokter yang meninggal setelah berjuang melawan virus Corona penyebab Covid-19.
"Kemudian dari data perawat yang kita koordinasikan dengan teman-teman persatuan perawat nasional Indonesia (PPNI) ada 315 perawat yang meninggal, tenaga laboratorium 25, dokter gigi 43, apoteker 15, dan bidan 150," kata Adib dalam konferensi pers IDI, Jumat, 25 Juni 2021.
Data pasti terkait jumlah tenaga kesehatan (nakes) yang meninggal akibat Covid-19 akan dilaporkan dalam keterangan pers IDI pada Sabtu, 26 Juni 2021, karena ada yang masih butuh konfirmasi.
"Ini satu kondisi yang cukup mengkhawatirkan, jauh lebih buruk dari kondisi di bulan Januari," ujarnya.
Melihat terus meningkatnya kasus kematian nakes akibat Covid-19, Adib mengimbau para dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya untuk terus memperketat penggunaan alat pelindung diri (APD).
Selain itu, nakes juga perlu mengatur skala prioritas dalam memberikan layanan termasuk menunda operasi elektif (terencana) dan mengurangi jam praktik.
"Dan kami mengimbau kepada para dokter yang berusia di atas 65 tahun untuk tetap di rumah dan tentunya mohon bantuan jika sewaktu-waktu dibutuhkan," jelasnya.
Selanjutnya, ia meminta nakes untuk mengurangi aktivitas sosial, memperketat 6 M, melaporkan perkembangan ke tim mitigasi masing-masing.
Baca juga:
Pimpinan DPR Dengar Kabar Wacana PPKM Darurat di DKI Jakarta
Tanggapan Bos Bio Farma Soal 'Tekanan' Asing Agar RI Gunakan Obat Ivermectin
'Kesehatan Mental Anak-Anak dan Remaja Sangat Terdampak Oleh Pandemi'
Menteri Sandiaga Ungkap Tujuan di Balik Paket Wisata Gratis Vaksin Covid-19 ke Bali
Hadapi Lonjakan Kasus, RSUD dr Slamet Garut Dijadikan RS Khusus Covid-19
Dokter Ungkap Pasien Covid-19 Cenderung Alami Peradangan Serius pada Paru