KAI klaim semua gerbong punya palu pemecah kaca saat darurat
Meski demikian, KAI mengakui sosialisasi penyelamatan penumpang KA dalam keadaan darurat masih sangat minim.
Banyak pengguna atau penumpang KRL (Kereta Rel Listrik) tidak mengetahui alat penyelamat seperti palu pemecah kaca, saat kereta dalam keadaan darurat dan penumpang panik. Padahal, alat seperti palu pemecah kaca seperti yang ada di bus-bus, teramat penting adanya.
Kepala Humas Daops I, PT Kereta Api Indonesia, Sukendar Mulya menegaskan, setiap kereta yang mau dioperasikan, semuanya harus laik jalan. Termasuk penyediaan alat bantu seperti palu pemecah kaca jika kereta dalam kondisi bahaya atau darurat.
"Sebetulnya itu alat keselamatan harus ada, (termasuk palu) iya," ujar Sukendar saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Kamis (12/12).
Terkait kecelakaan KRL vs truk tangki bermuatan BBM pada Senin kemarin, kata dia, idealnya juga harus ada palu atau hammer pemecah kaca. Dalam setiap gerbong, Sukendar menegaskan, PT KAI menyediakan hammer sebagai salah satu alat jika kereta dalam keadaan darurat.
"Saya pernah lihat, posisi (hammer) di bagian tengah atas. Yang pasti, sebelum kereta jalan kita pastikan kereta laik beroperasi," jelasnya.
Diakui Sukendar, KRL yang beroperasi di Jakarta merupakan produk buatan Jepang. Namun, dia membantah jika di dalam KRL tidak disediakan hammer sebagai pemecah kaca.
"Semua gerbong ada," tegasnya.
Namun, saat ditanya posisi palu dia memberikan jawaban tak pasti. "(posisi palu) di tengah atas," tambahnya.
Meski demikian, Sukendar mengakui sosialisasi soal alat penyelamat seperti palu pemecah kaca itu masih tergolong minim. Justru yang selama ini digambar-gemborkan hanya mendahulukan kereta api dibanding transportasi lainnya seperti yang termaktub dalam undang-undang.
"Iya (sosialisasi kurang), terima kasih atas masukannya," ujar Sukendar.
Sukendar berjanji pihaknya akan terus memaksimalkan managemen di internal PT KAI. Sosialisasi juga dilakukan di jajaran kepala stasiun di seluruh Indonesia dan segenap petugas operasional lainnya akan pentingnya keselamatan dalam kereta api.
Sebelumnya diberitakan, salah satu pengguna KRL mengeluhkan tidak adanya palu pemecah kaca di dalam kereta buatan Jepang tersebut. Sebagai gantinya, terdapat katup angin yang dipergunakan untuk membuka semua pintu secara darurat dan itu pun banyak penumpang yang tidak tahu jika kereta dalam kondisi bahaya.
Katup ini biasanya berada di bawah kursi penumpang, di antara sambungan gerbong. Untuk mempergunakan katup ini, cukup dengan membuka penutup keran, lalu ditarik sehingga terdengar suara letupan angin.
"Iya saya tidak tahu. Saya kira seperti di Transjakarta ada pemecah kaca. Kan kalau di busway jelas terpasang di dinding ada alat pemecah kaca," kata Lia, saat berbincang dengan merdeka.com.